Dalam beberapa tahun belakangan ini kita kerap mendengar istilah tambah uang untuk membeli produk motor Yamaha.
Istilah 'upping price' itu kerap terjadi dan dilakukan oleh oknum sales nakal.
Biasanya konsumen yang ingin membeli produk incaran harus inden, dan keluar uang lebih kalau mau unitnya datang lebih cepat.
Tentunya hal itu memberikan citra negatif kepada pabrikan garputala itu, dan konsumen pun bisa berpaling.
Dyonisius Beti, Presiden Direktur dan CEO PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menyebut hal itu tak akan ada lagi.
Baca juga : Yamaha Aerox 2024 Punya Warna dan Grafis Baru, Harga Mulai Rp27 Jutaan
Ia menyebut sejak pandemi kelangkaan microchip memang melanda industri, dan menghambat produksi motornya.
"Tahun 2023 kami lalui dan usai pandemi, kini produksi kami kembali normal," katanya di Jakarta (12/1/2024).
"Mulai September dan Oktober 2023, suplai telah pulih dan produksi Maxi Yamaha kembali normal," tambahnya.
Dikesempatan terpisah sebelumnya, Dyon sempat menyebut kelangkaan microship menghambat motor dengan panel meter digital.
Lalu komponen Y-Connect misalnya, membutuhkan microchip yang kala itu tersendat pasokannya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada konsumen yang rela inden satu hingga dua bulan."
Baca juga : Kredit Yamaha XMax Tech Max 2024, Uang Muka Mulai Rp 7,13 Juta
"Semoga tidak ada konsumen yang mengalami keterlambatan pengiriman atau terpaksa membayar lebih," katanya.
Dyon juga menegaskan pihaknya selalu memperlakukan konsumen setara dan adil tanpa membedakan pembelian kredit atau tunai.
Dari pantauan tim Autofun.co.id beberapa waktu lalu, konsumen produk-produk Maxi Yamaha kerap harus upping price.
Ini dilakukan karena oknum sales menyebut jika mau unit datang cepat harus menambah biaya tertentu.
Pun jika pembelian kredit tetap harus menambah nominal uang meski tak sebesar pembelian tunai.
Ada pun model yang laris manis macam Yamaha Aerox 155, Yamaha XMax hingga Yamaha Grand Filano kerap jadi bahan permainan sales nakal.