window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685614302872-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685614302872-0'); });

Heboh Rear Winglet Aprilia di MotoGP, Padahal Tahun 70-an Malah Ada Yang Lebih Ekstrem

Ilham · 31 Mei, 2022 09:30

Heboh Rear Winglet Aprilia di MotoGP, Padahal Tahun 70-an Malah Ada Yang Lebih Ekstrem 01

Peranti rear winglet di motor
  • Rear winglet Aprilia tak dipakai di MotoGP Italia.
  • Sudah dipakai di Yamaha TZ750A tahun 1977.
  • Peranti tersebut sudah dilarang di Selandia Baru.

Akhir pekan lalu penggemar balap MotoGP dihebohkan dengan penggunaan rear winglet yang dipakai oleh tim Aprilia. Pasalnya, penggunaan komponen di atas buntut motor Aprilia RS-GP tersebut cukup mencolok dan nyeleneh.

Meski akhirnya di sesi balap peranti rear winglet itu tak jadi digunakan, tapi sudah cukup membuat pro dan kontra dari penggemar balap.

Yang mendukung berpendapat jika komponen itu membuat motor akan makin kompetitif dengan gaya downforce yang makin baik. Di sisi lain, bentuknya yang lancip dikritik bakal mengundang bahaya jika terjadi kontak dengan pembalap.

Baca Juga: Bagnaia Cetak Kemenangan Istimewa di MotoGP Italia

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685613563107-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685613563107-0'); });

Pernah Dipakai Tahun 70-an

Meski demikian, Aprilia bukanlah yang pertama mengadopsi peranti rear winglet di motor balap. Sebab di era 70-an, tepatnya pada tahun 1977, sempat ada eksperimen mengenai winglet tersebut di Yamaha TZ750A.

Heboh Rear Winglet Aprilia di MotoGP, Padahal Tahun 70-an Malah Ada Yang Lebih Ekstrem 01

Yamaha TZ750A dengan winglet

Adalah Rodger Freeth, mahasiswa asal Selandia Baru yang coba mendesain fairing aero untuk Yamaha TZ750A tersebut. Tak tanggung, ada winglet gambot di panel sepakbor depan dan buntutnya. Bahannya kombinasi almunium dan fiberglas berlapis polystyrene.

Tujuannya, sama seperti winglet MotoGP saat ini, yaitu untuk menambah gaya tekan ke bawah pada motor. Sehingga motor makin stabil saat dibawa di kecepatan tinggi.

Desain Ekstrim Berujung Pelarangan

Dalam sesi pengujiannya, Freeth sempat menggeber motor bertampang nyeleneh itu di balapan. Saat itu, balapan digelar di Sirkuit Manfield, Selandia Baru.

Namun menjelang lomba, sejumlah pembalap melayangkan protes. Alasan keselamatan menjadi perhatian dari penggunaan winglet tersebut. Alhasil, NZACU selaku promotor lomba mengumumkan pelarangan penggunaan winglet tersebut.

Heboh Rear Winglet Aprilia di MotoGP, Padahal Tahun 70-an Malah Ada Yang Lebih Ekstrem 02

Cukup berpengaruh di aerodinamika

Bukan tanpa sebab, winglet di Yamaha TZ750A langsung dilarang. Sebab untuk rear winglet saja, ukuran lebarnya mencapai 700 mm dan ketinggian 245 mm. Komponen itu terletak di bagian belakang buntut dengan panel tiang tunggal.

Sementara winglet depannya bukan terletak di bodi, tapi di sisi sepakbor dengan dudukan di suspensinya. Sehingga sangat membahayakan karena roda tidak bisa membelok patah dan berpengaruh ketika motor mengerem. Secara dimensi, winglet ini punya lebar 660 mm dan 130 mm untuk panel sisinya.

Pengaruhi Performa Motor

Meski secara tampilan aneh, tapi winglet ini diyakini mampu memberikan kestabilan lebih pada motor. Apalagi di tahun 70-an, sirkuit balap masih berupa jalan raya yang kerap bergelombang. Penggunaan winglet bisa membantu motor makin stabil di kecepatan tinggi.

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685613589386-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685613589386-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });