Dari sekian banyak produk baru yang meluncur di 2021 ini, Honda BR-V boleh dibilang termasuk sebagai salah satu model yang menarik perhatian. Jalani ubahan besar-besaran berikut ditambah sederet fitur canggih nan kekinian. Waktu harganya belum diumumkan saja, mobil ini disebut-sebut sudah banyak yang pesan.
Varian Honda Sensing Diklaim Semakin Diminati
Tidak sepenuhnya salah kalau menilai BR-V itu “mahal”. Relatif terhadap kompetitor, harga LSUV 7-seater teranyar Honda ini memang tergolong tinggi. Didagangkan mulai Rp 275,9 juta sampai Rp 339,9 juta.
Namun, banderol tersebut tampaknya tidak mengurungkan niat beli mereka yang terlanjur terpikat. Bahkan baru-baru ini diklaim kalau tipe termahal, Prestige dengan Honda Sensing, malah bertambah peminatnya. Hal ini sendiri dijelaskan Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy di sela kesempatan Media Drive All New Honda Civic RS (9/12).
“Kalau BR-V setelah diumumkan harga, yang dari Prestige banyak pindah ke Honda Sensing. Jadi dari 50% Honda Sensing, sekarang sudah 62%. Jadi, peminat Honda Sensing-nya lebih tinggi,“ jelas Yusak.
Beda harga namun tentu diganjar teknologi lebih canggih. Dari sini mungkin bisa terlihat bagaimana pasar terbuka untuk pengalaman berkendara yang baru seperti kehadiran Advanced Driving Assistance System (ADAS). Namun, haruskah BR-V Prestige dengan Honda Sensing ini jadi pilihan Anda ketimbang Prestige standar?
Desain dan Fitur Umum Serupa Prestige Standar
Mungkin diferensiasi terhadap tipe Prestige tidak akan terlihat secara langsung kala meminang varian termahal BR-V ini. Gayanya serupa yang mana sudah terlihat paling glamor di antara varian lain. Sebut saja pemasangan sepatu 17 inci, menganut spion dengan pelipatan otomatis, penerangan full LED, dan sebagainya.
Begitu juga di dalam kabin. Mengandalkan dasbor bergaya Honda Amaze yang dibuat lebih premium. Meliputi panel soft touch, bungkusan leather di alat kendali, sampai jok leather pun eksis. tanpa perbedaan signifikan.
Urusan fitur standar tentu paling lengkap sebagaimana ditemukan pada tipe Prestige biasa. Contoh meliputi smart entry beserta Walk Away Auto lock, display audio lengkap konektivitas smartphone, atau power outlet di baris ketiga.
Namun, yang jeli mungkin mudah untuk membedakan mana Prestige biasa dengan Honda Sensing. Model Honda Sensing akan memiliki panel kamera persis di area spion tengah. Inilah “mata” dari paket asisten berkendara aktif milik Honda. Selain itu, terdapat juga kamera tambahan di spion kiri untuk fungsi monitor blind spot Honda Lane Watch.
Baca juga: Seharga All New Toyota Veloz Tipe Tertinggi, Honda BR-V Tipe S 2022 Masih Layak Dibeli?
Suguhan Asisten Pintar dengan Tebusan Ekstra Rp 18 juta
Jelas ada nominal yang perlu dibayarkan untuk mendapatkan Honda Sensing. Dengan label Rp 339,9 juta OTR Jakarta, harga unit sendiri lebih tinggi Rp 18 juta ketimbang tipe di bawahnya. Perbedaan secara visual mungkin tidak signifikan hanya saja semua akan terasa berbeda ketika dipakai berkendara.
Mejeng sederet peranti asisten mengemudi yang dapat memberikan bantuan peringatan hingga sedikit mengintervensi kendali.
Misal untuk mendukung keselamatan ada Collision Mitigation Braking System (CMBS). Bertujuanmeminimalisir risiko – atau mengurangi dampak keparahan – insiden tabrak depan lewat warning sampai pengereman otomatis. Di samping itu, ada juga Road Departure Mitigation System (RDM) yang bantu menjaga mobil agar tidak keluar jalur tanpa intensi pengemudi.
Meringankan beban sopir juga bisa saja. Contoh keberadaan Adaptive Cruise Control (ACC) dan Lane Keeping Assist System (LKAS) untuk perjalanan cepat di jalur bebas hambatan. Tugas akselerasi dan deselerasi serta penyesuaian arah mobil di tengah jalur dieksekusi secara otomatis oleh keduanya.
Ada juga sokongan lain berupa Lead-Car Departure Notificarion (LCDN) guna mengingatkan pengemudi kalau mobil depan sudah melaju. Tak ketinggalan Auto High Beam (AHB) untuk menentukan kapan lampu sorot jauh harus aktif atau tidak agar pengemudi lain tidak silau.
Selain Honda Sensing, turut hadir pula Honda Lane Watch. CR-V saja tidak punya perangkat ini. Merupakan alat bantu untuk memproyeksikan gambar dari area blind spot kiri ke display audio. Mencegah senggolan dengan mobil lain, ia aktif saat sein dinyalakan.
Baca juga: Lebih Canggih, Fitur Keselamatan New Honda SENSING 360 Bakal Meluncur Tahun Depan!
Ekstra Fitur Menambah Potensi Malfungsi di Masa Mendatang
Pada prinsipnya, semakin banyak fitur tersemat, semakin tinggi pula potensi kerusakan yang akan dihadapi di masa mendatang. Entah itu karena komponen cacat, termakan usia, atau faktor lainnya seperti perbaikan pascakecelakaan. Menambah biaya saat masa servis gratis dan garansi sudah habis.
Andai terjadi kerusakan pun segala sensor dan kamera Honda Sensing tampaknya bukan barang murah atau mudah diperbaiki. Lebih krusial lagi, bermacam kecanggihan ini berinteraksi langsung dengan alat kendali. Salah kalibrasi, bukannya selamat malah jadi berbahaya – misal saat mengganti kaca bila suatu ketika perlu diganti mengingat kamera terletak persis di windshield.
Tentu, kehadiran teknologi baru sewajarnya akan dibarengi dengan peningkatan skill dari teknisi perbaikan. Tapi jadi pertanyaan, apakah pada akhirnya semua selalu berkunjung ke bengkel resmi? Setidaknya, ini merupakan salah satu kekhawatiran di masa mendatang soal ADAS sendiri. Bukan tidak mungkin juga menurunkan nilai jual di pasar seken.
Kesimpulan
Menyoal fungsi dan kapabilitas, tak diragukan lagi kalau ADAS sanggup mendorong keselamatan berkendara. Pun dengan tambahan Rp 18 juta masih terbilang sangat masuk akal sebab akan sulit bila mau dipasang terpisah meski bukan berarti mustahil..
Sebagai pemilik pertama, sah-sah saja memilih model dengan Honda Sensing. Suguhkan pengalaman baru yang jelas berbeda meski sekarang mulai menjamur. Tapi coba kembali lagi pertanyakan ke diri sendiri, apakah benar-benar perlu bantuan sejauh itu? Siap dengan segala konsekuensi di masa mendatang?
Baca juga: Desain Lebih Segar, Mampukah Spesifikasi All New Honda BR-V Ungguli Mitsubishi New Xpander Cross?