Biar Tak Terpleset Saat Mengerem, Ketahui Cara Kerja Fitur EBD pada Mobil-Mobil Modern Ini
Adit · 6 Sep, 2021 17:30
0
0
Fitur keselamatan mobil pada kekinian yang biasanya ditemui adalah rem ABS (Anti-lock Braking System) dan EBD (Electronic Brake-force Distribution). Fitur pertama yang disebutkan kerjanya mencegah ban mengunci di bidang jalan yang traksinya rendah.
Pada saat yang sama, momentum pengereman hingga akhirnya benar-benar stop harus dimanfaatkan pengemudi, untuk bermanuver menghindari objek di depannya agar tidak terjadi tabrakan. Makanya dalam demo praktik rem ABS, mobil harus sebisa mungkin menghindari cone.
Dealer Technical Support PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menjelaskan, EBD adalah fitur yang mampu mengatur distribusi tekanan rem di setiap roda sesuai kebutuhannya. "Karena dalam beberapa kondisi, kebutuhan masing-masing roda memiliki kebutuhan yang berbeda-beda," katanya.
Prinsipnya adalah bahwa tidak setiap roda memerlukan gaya pengereman yang sama. Saat mengerem, bobot kendaraan akan berpindah ke roda, dan setiap roda tidak selalu menopang jumlah berat yang sama. Maka dari itu, gaya tekanan yang diterapkan pada setiap roda juga harus berbeda.
Boleh dibilang fungsi EBD melengkapi kerja ABS agar mobil tetap bisa dikendalikan saat terjadi pengereman darurat. Sistem kerjanya menggunakan komponen yang sama, meliputi sensor kecepatan, Electronic Control Unit (ECU), ditambah Brake Force Modulator.
Cara Kerja EBD pada Mobil
Ketika pengereman, berat kendaraan akan berpindah ke empat roda mobil. Apabila pengeremannya mendadak dan terlalu keras (hard braking), maka momentum pergerakan kendaraan (sampai berhenti) tetap membuatnya bergerak lebih cepat ketimbang putaran rodanya.
Hal tersebut kemudian mengakibatkan ban selip atau kehilangan traksi. Bila dibiarkan, bisa membuat mobil kehilangan kendali. Nah, di sinilah peran EBD dibutuhkan.
Jadi ketika sensor kecepatan mendeteksi adanya ban selip, sensor lalu mengirim sinyal ke ECU. Dari ECU, kemudian memerintahkan Brake Force Modulator untuk mendistribusi tekanan rem sesuai kebutuhan masing-masing ban.
"Karena sistem EBD bekerja dengan mendeteksi beban yang dipikil masing-masing roda. Ketika mobil diisi 2 penumpang, distribusi pengereman akan lebih besar di depan, karena bagian yang lebih banyak menopang beban," tambahnya.
Kerja EBD tidak dirasakan langsung oleh pengemudi layaknya ABS yang aktif. Namun Didi mengatakan, dengan bantuan EBD jarak pengereman berkurang, atau lebih pendak daripada mobil yang tidak dilengkapi EBD, makanya masuk ke dalam kategori fitur keselamatan.
"Beda dengan misalnya Toyota Avanza diisi 7 penumpang. Roda belakang akan mendapat tambahan tekanan pengereman, supaya kemampuan berhentinya lebih baik. EBD juga mengurangi mobil susah dikendalikan akibat seluruh bobot mobil pindah ke depan saat pengereman," pungkasnya.
Tanpa kehadiran EBD, semua roda akan mendapatkan gaya pengereman yang sama. Itu tentunya bisa mengakibatkan roda tergelincir dan pengemudi tak bisa mengontrol laju kendaraannya.
"Pada mobil keluaran terbaru, teknologi BED menciptakan sinergi yang membuat pengemudi mudah mengendalikan laju kendaraan untuk mereduksi potensi kecelakaan," lengkapnya.