Dari perselingkuhan cinta antara Chrysler dan Mitsubishi, keturunan lain muncul: Sedan KTT. Itu adalah fatamorgana yang dipadatkan yang dimainkan di segmen sub-kompak. Dengan lebih banyak orang yang meminta kendaraan yang murah, andal, dan hemat bahan bakar, KTT seharusnya menjadi kendaraan yang sukses, tetapi tidak. Pertama-tama, itu bukan satu-satunya di pasaran, dan tidak memiliki fitur keamanan pada level trim dasar, sedangkan versi teratas tidak terjangkau lagi. Tepi bulat dan permukaan melengkung membuat sedan sub-kompak terlihat menarik. Lampu sipit, dibulatkan di sisi atas mereka, dan sinyal belokan yang dipasang di sudut membuatnya terlihat sporty. Kaca depan yang dipacu membuka jalan bagi rumah kaca dan atapnya yang agak melengkung ke arah kaca depan yang miring dan bagasi. Di dalam, puncak menawarkan interior yang layak untuk hingga empat penghuni dan, tergantung pada tingkat trim, fitur yang cukup untuk membuat perjalanan lebih mudah. Desain dashboard disusun dengan baik dengan garis-garis bulat dan tepi lunak, sedangkan Eagle memasang unit AC standar ditambah pemutar kaset stereo. Di bawah tudung KTT, pembuat mobil memasang pilihan dua mesin: 1,5 liter dan 1,8 liter. Keduanya menawarkan efisiensi bahan bakar yang sangat baik untuk kelasnya, tetapi pada faktor kinerja, angka-angkanya tidak mengesankan siapa pun, terutama jika mereka dipasangkan dengan otomatis empat kecepatan yang lamban.