Selain Karimun Wagon R, Ini 5 Mobil Suzuki yang Sudah Disuntik Mati di Indonesia
Prasetyo · 22 Nov, 2021 17:37
0
0
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sudah mengumumkan jika Suzuki Karimun Wagon R akhirnya discontinued alias tidak lagi dijual di Indonesia. Meski unitnya sebagian masih ada di dealer, namun mulai tahun depan, tak ada lagi Karimun Wagon R dengan VIN 2022.
Meskipun petinggi SIS menuturkan kalau Karimun Wagon R masih tetap diproduksi, tetapi mobil ini hanya dihidupkan sebagai produk ekspor. Artinya cuma negara-negara di luar Indonesia yang masih bisa menikmati mobil mungil Suzuki itu. Padahal statusnya di Tanah Air, Karimun Wagon R masuk kategori LCGC yang mendaat kesitimiewaan dari pemerintah berkat pajaknya yang lebih rendah dibanding non LCGC.
Tapi kalau melihat sepak terjang Suzuki Indonesia, sebenarnya Karimun Wagon R bukan model pertama yang dihentikan penjualannya. Ada beberapa mobil Suzuki yang disuntik mati sejak beberapa tahun lalu. Bahkan beberapa penjualannya masih cukup baik dan punya penggemar setia.
Celerio sempat diboyong SIS pada medio 2015. Desain mungil bermodal mesin 1.000 cc, saat itu Suzuki yakin mobil ini bisa jadi alternatif untuk mereka yang butuh kendaraan perkotaan yang lincah, hemat bahan bakar, namun bukan berwujud LCGC. Karena saat itu ada stigma negatif kalau LCGC adalah mobil murah.
Sayangnya kiprah Suzuki Celerio cuma bertahan dua tahun. Di pertengahan 2017 penjualan model ini terus terseok. Bahkan di akhir karirnya, Celerio hanya mampu didistribusikan oleh Suzuki sebanyak 57 unit saja.
2. Suzuki Ciaz
Di negara asalnya, Suzuki tak cuma bermain di segmen Kei Car. Namun pabrikan Jepang ini juga punya sedan bernama Ciaz. Tertarik terjun ke pasar yang dihuni Toyota Vios maupun Honda City, SIS pun coba memboyong Suzuki Ciaz ke dalam negeri sekitar tahun 2015.
Desain Ciaz juga sebenarnya tak kalah menarik dari dua rivalnya itu. Bermodal mesin bensin 1.4L DOHC N/A, Ciaz pun menawarkan kenyamanan dan efisiensi bahan bakar khas sedan perkotaan. Sayangnya peminat mobil ini ambyar sehingga Ciaz pun angkat kaki dari Indonesia. Di India sendiri, Ciaz masih tetap diproduksi bahkan berbagi lencana dengan Toyota.
3. Suzuki Splash
Satu lagi mobil mungil Suzuki yang tak bertahan lama, Suzuki Splash. Masuk Indonesai sekitar tahun 2010, saat itu SIS sangat percaya diri kalau Splash bisa mengambil hati masyarakat Indonesia.
Tubuh yang idela untuk pemakaian di kota besar, konsumsi BBM yang irit, namun menyajikan pengendalian yang gesit adalah modal Suzuki Splash. Sayangnya Splash pun harus pamit meski usianya baru beberapa tahun. Posisinya pun digantikan Suzuki Ignis.
Inilah penantang Honda Jazz dan Toyota Yaris yang paling ideal. Hatchback dengan suguhan kenikmatan berkendara ini pertama kali masuk Indonesia di 2007. Beberapa generasi Suzuki Swift pun sempat dirilis pula.
Digemari anak muda, Swift juga tercatat pernah menorehkan prestasi membawa sejumlah pembalap Tanah Air untuk meraih podium juara. Tapi sayangnya, di 2016, generasi terbaru Swift tak lagi masuk Indonesia. Segmennya kini digantikan New Baleno walau banyak penggemar Suzuki Swift tak setuju dengan keputusan itu.
5. Suzuki Grand Vitara
Alasan penjualan yang terus drop kembali jadi latar belakang beberapa mobil Suzuki disuntik mati. Termasuk pula untuk Grand Vitara yang harus mengakhiri kiprahnya di Tanah Air pada 2018 silam. Itu lantaran hingga akhir tahun tersbeut, penjualnnya tak sampai 50 unit.
Selain hal tersebut, secara global Suzuki juga sebenarnya sudah menghentikan produksi Grand Vitara sejak Juli 2018. Opsinya diganti kemunculan Vitara Brezza. Tapi sayangnya, meski sudah beberapa kali alami facelift, Suzuki Vitara Brezza pun tak kunjung masuk Indonesia. Alhasil Suzuki hingga kini cuma andalkan Jimny di lini SUV.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.