Terbukti, Beli Helm Palsu lebih Banyak Rugi daripada Untungnya!
Ary · 7 Apr, 2021 18:00
0
0
Salah satu syarat wajib mengendarai sepeda motor adalah dengan memakai helm. Bukan sebatas aturan. Penggunaannya juga bertujuan untuk melindungi kepala, andaikata mengalami benturan saat kecelakaan terjadi. Namun, jangan harap keuntungan tersebut didapat ketika membeli helm palsu.
Hal ini bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Fenomena pemalsuan helm nyatanya dialami pihak Cargloss Helmet belum lama ini. "Di after market ternyata ada helm Cargloss tiruan. Kami mendapatkan informasi dari toko-toko dan juga e-commerce. Memang pandemi ini membuat negara kita terdampak. Tapi, kami miris karena masih banyak pelaku industri yang tidak bertanggung jawab," kata Endin Nasrudin, General Manager Cargloss Helmet.
Saat kami ketahui, produk yang dicontek, Cargloss Retro itu bukanlah helm mahal. Harganya tak sampai Rp250 ribu. "Tapi, mereka menjualnya dengan harga Rp100 ribuan saja. Bayangkan, keselamatan kepala kita hanya dihargai segitu. Dan, bukan cuma satu. Tapi, ada tiga produsen berbeda yang memproduksi helm kami ini," sahutnya saat bincang via daring (7/4).
Ciri-ciri Helm Cargloss Palsu
Endin menerangkan, sekilas tampak tak ada perbedaan antara helm asli maupun palsu. Kala ditelisik lebih dekat, terungkaplah poin-poin minus dari helm tiruan tersebut. Dikatakannya, logo SNI tidak bisa lagi dijadikan patokan. Toh, pengaplikasiannya bisa dilakukan pihak pemalsu yang notabene berstatus home industry.
"Saat kami menelusurinya lebih lanjut, logo yang dipakai hanya berupa stiker saja. Jadi mudah terlepas. Kalau helm Cargloss asli, stikernya dilapis lagi dengan clear coat. Kemudian, di bagian dalam helm juga ada label pembuat (produsen). Sementara untuk yang palsu itu tidak ada satu pun yang mencantumkannya," terang Endin lagi.
Bukan cuma tak awas dengan detail-detail kecil. Helm palsu itupun pasti tidak memiliki standardisasi yang baik. Ya, sebagaimana tahapan pihak cargloss dalam merancang setiap helm buatannya.
"Cargloss Helmet yang sudah berkecimpung dalam bisnis produksi dan penjualan helm sejak 2002 sangat menaruh perhatian besar pada faktor keselamatan para pengendara sepeda motor. Kami sadar betul bahwa keselamatan konsumen di atas segalanya," tutur Endin.
Dia menerangkan, seluruh spesifikasi teknis helm Cargloss sudah sesuai dengan SNI 1811:2007. Tak cuma itu, selaku pabrikan Cargloss jua memiliki lab pengujian helm. Selain SNI, fasilitas yang dinamai Cargloss Helmet quality Assurance ini sudah memenuhi regulasi JIS 8133:2007 dan ECE:2002.
Lebih detail, Endin menerangkan, pihaknya punya lima alat uji untuk memastikan tingkat keselamatan helm Cargloss sudah sesuai standar - sebelum didistribusi ke pasar.
1. Tracking Point
Alat ini berfungsi untuk menentukan titik pengujian pada helm. Setiap satu helm memiliki 4 titik pengujian. Meliputi bagian atas, samping kanan dan kiri serta area belakang helm.
2. G-Shock Test
Berfungsi untuk menguji ketahanan helm terhadap benturan benda tumpul atau bidang datar. Nilai hasil pengujian tidak boleh lebih dari 300G.
"Jika di atas itu, diasumsikan benturan akan mengalir ke kepala dan bisa menyebabkan gegar otak. Saat kami melakukannya pada helm palsu ini, angkanya di atas 600G. Tapi, untuk helm Cargloss jumlahnya hanya 150G saja. Artinya, getaran hanya terjadi di sekitaran helm saja," lanjut Endin.
3. Penetrasi Test
Fungsi alat ini adalah untuk menguji ketahanan helm terhadap benturan benda tajam. Jika alarm alat uji tidak berbunyi, maka hasil pengujian di nyatakan "ok" atau baik. Sebaliknya, di helm KW tadi terdengar bunyi yang sangat nyaring dari alarm.
4. Chinstrap Test
Pengujian pada alat ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan dari tali pengikat yang ada di dagu. "Cara mengujinya adalah dengan menempelkannya pada beban 10 kg dan ketinggian 75 cm. Nah, tali ini tidak boleh mengalami perpanjangan lebih dari 3,2 cm (32 mm). Helm Cargloss asli hanya mengalami perpanjangan 1,1 cm saja," ujar Endin.
5. Roll of Test
Pengujian pada tahap ini adalah untuk mengukur efektivitas si tali pengaman tadi. Hasilnya dinyatakan ok apabila helm tidak terlepas dari alat uji. "Tapi di helm Cargloss KW , talinya bahkan sampai terlepas," seru Endin lagi.
Jelas sangat berbahaya karena faktanya helm-helm palsu itu tak ada satu pun yang lolos pengujian. Lantas ada cara lain untuk mengetahui helm asli yang berkualitas?
Endin menjelaskan, helm bagus itu merupakan paket. Bisa dilihat juga dari shell atau batok helmnya. "Lalu, periksa sterofoam yang bertugas untuk menahan getaran ketika ada benturan. Kalau sterofoam-nya empuk dan tipis, sebaiknya jangan dipilih. Kemudian, jangan tertipu dan tergoda dengan harga murah. Bisa jadi kualitasnya juga murahan dan kenyataannya tidak bisa menunjang keselamatan berkendara," pungkas Endin.
Kesimpulan
Anda yang memerhatikan keselamatan, tentu tidak akan sembarangan memilih sebuah helm. Ingat, murahnya harga tidak menjamin kualitas serta fungsinya mengamankan kepala. Tak mesti juga meminang helm mahal. Dengan catatan, membeli dari brand pabrikan yang sudah terjamin pengujiannya.
Mengulas apapun tentang sepeda motor lalu menerjemahkannya ke dalam tulisan, mungkin hanya secuil sarana untuk berbagi informasi - tanpa maksud menggurui. Karena sejatinya Anda dan Saya punya kesenangan yang sama yaitu mengendarai sepeda motor!