Jangan Sampai Salah, Ini Bedanya Mitsubishi Maven dengan Suzuki APV
Enda · 3 Des, 2024 14:03
0
0
Mitsubishi Maven vs Suzuki APV merupakan dua produk kolaboasi yang sempat beredar di Indonesia awal tahun 2000-an. Sayangnya kini Mitsubishi Maven sudah dihentikan penjualannya, sementara Suzuki masih terus memproduksi APV.
Pada tahun 2004, PT Suzuki Indomobil Sales meluncurkan Suzuki APV yang kita tahu merupakan Low MPV dengan bentuk mengotak yag saat itu disebut minibus. Melihat adanya minat pasar mengenai kendaraan MPV yang terus meroket, satu tahun kemudian PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) memperkenalkan Mitsubishi Maven yang diketahui merupakan rebadge dari APV.
Pada dasarnya, kehadiran Mitsubishi Maven vs Suzuki APV ini untuk menantang duo produk pabrikan Astra, yakni Avanza dan Xenia. Perlu kalian ketahui, meskipun terlihat sama Mitsubishi Maven dengan Suzuki APV memiliki beberapa perbedaan guna menampilkan karaktersitik dari masing-masing pabrikan.
Kalau menelisik sejarahnya, kemunculan Maven dilakukan Mitsubishi Motors di Indonesia pada 15 September 2025. Bekerja sama dengan Suzuki Indonesia, selain bentuknya yang emmang identik, Maven adalah rebadge dari Suzuki APV. Maven pun diproduksi di pabrik Suzuki Indonesia.
Sementara kalau bicara tentang Suzuki APV, ini merupakan minibus yang sudah dirakit di Indonesia sejak 2004 dan menjadi bagian dari histroris legenda Suzuki Carry. Tak heran kalau APV selain hadir dalam wujud minibus, juga ada varian pick up dengan nama Suzuki Mega Carry.
Ingin tahu perbedaan apa saja yang terjadi antara Mitsubishi Maven vs Suzuki APV? Berikut ulasannya.
Tampilan Mitsubishi Maven dan Suzuki APV Punya Perbedaan
Meski terlihat identik satu sama lain, namun secara fisik baik eksterior maupun interior antara Maven yang pakai logo Tiga Berlian khas Mitsubishi, sejatinya tetap punya diferensiasi dengan APV dari Suzuki.
Eksterior
Melihat secara sekilas antara keduanya, bagi kalian yang masih awam pasti akan sulit membedakan mana Suzuki APV dan mana yang Maven. Secara tampilan luar khususnya pada fascia, Mitsubishi Maven memiliki bentuk yang terkesan lebih mewah.
Hal ini dikarenakan grille Maven sendiri dibuat lebih dinamis dengan bentuk melengkung yang dibagi menjadi dua bilah, dan seolah terputuskan oleh logo tiga berlian ditengahnya. Berbeda dengan APV, grille-nya berbentuk horizontal serta terlihat lebih kaku dan seolah menyambung meskipun terdapat logo berhuruf S ditengahnya.
Begitupun pada air-dam, Mitsubishi Maven memiliki bentuk lebih lebar dan dinamis dengan lekukan di ujung bagian atas. Melihat daripada Suzuki APV, air-dam atau ram-nya tersebut terkesan lebih kaku dan kecil.
Melihat bagian samping, sekilas keduanya juga terlihat sama. Namun jika dilihat secara lebih mendetail, kalian bisa menemukan adanya perbedaan antara Mitsubishi Maven dengan Suzuki APV.
Seperti yang diketahui, pada sisi bagian samping Suzuki APV berhasil disematkan side moulding yang diletakan tepat berada di tengah pintu guna memberikan perlindungan agar pintu tidak berhadapan langsung dengan objek di luar. Selain itu, velg antara keduanya pun berbeda.
Dimana lingkar roda yang digunakan APV bagi kami terkesan lebih atraktif dengan mengaplikasikan model palang berjari. Berbeda dengan Mitsubishi Maven, meskipun sama-sama memakai velg model palang, tampilan yang disuguhkannya terlihat jadul.
Bergeser ke sisi buritan, secara bentuk Mitsubishi Maven dan Suzuki APV tak memiliki perbedaan yang signifikan. Sebagai pembeda, keduanya hanya terletak pada logo, tipe dan nama sebagai identitas.
Seperti yang bisa kalian lihat, pada Suzuki APV emblem namanya diletakan di sebelah kanan atas, untuk tipe di bawah nama dan emblem Suzuki di bagian kiri.
Tidak dengan Mitsubisi Maven, emblem namanya sendiri ditempelkan di sisi bagian kiri tengah dan tipe di kanan bawah. Untuk Maven sendiri Mitsubishi tidak menyematkan emlem bertuliskan Mitsubishi pada buritannya.
Oh iya, sebagai informasi Suzuki APV dihadirkan dalam tiga tipe, yakni A, L dan X. Mengenai Mitsubishi Maven, mobil ini hanya ditawarkan dua pilihan saja, yaitu GLX dan GLS.
Bicara tampilan dalam atau interior, baik Mitsubishi Maven maupun Suzuki APV terlihat sama. Khusus tipe teratas, keduanya sama-sama bisa dimuati hingga 8 orang sekaligus yang mana telah mendapatkan head unit single din, AC double blower, power steering, electric mirror, serta tambahan arm rest di baris kedua guna memberikan kenyamanan terhadap penumpangnya.
Pada instrument cluster, keduanya sudah menggunakan tampilan digital untuk jarak tempuh kendaraan. Namun untuk informasi berupa angka rpm, kecepatan, suhu serta volume bahan bakar, baik Maven maupun APV masih memakai model analog.
Meski secara fitur dan tampilan terlihat sama, sebenarnya Mitsubishi Maven dan Suzuki APV tetap mempunyai perbedaan. Seperti yang bisa dilihat, pada lingkar kemudi Maven mendapatkan logo tiga berlian ditengahnya yang dilabur dengan warna gelap. Berbeda dengan APV, pada setirnya ini memperoleh warna krem gading serta logo huruf S di tengah.
Secara data spesifik, Mitsubishi Maven dibenamkan mesin 4G15, Multi Point Injection, SOHC 12-valve kepemilikan T120SS. Mesin berkubikasi 1.468 cc yang digunakannya diketahui dapat memuntahkan tenaga sebesar 88 PS di 5.750 rpm serta torsi maksimal 114,7 Nm pada 2.750 rpm.
Bagaimana dengan Suzuki APV? Menurut data di atas kertas, mobil ini tersematkan mesin G15A, DOHC 16-valve Multi Point Injection berkapasitas 1.493 cc dengan menghasilkan tenaga 92,4 PS di 6.000 rpm. Untuk torsinya sendiri diketahui sebesar 126 Nm pada 3.000 rpm.
Meskipun Mitsubishi Maven kalah sedikit soal tenaga, nyatanya performa yang dimiliki mobil ini terasa lebih galak dari putaran bawah ke tengah dibandingkan APV. Hal ini dikarenakan karakter mesin overstroke yang digunakannya.
Bicara mengenai sistem pengoperasiannya, keduanya sama-sama menawarkan transmisi manual 5-percepatan.
Mitsubishi Kasih Pilihan Warna Lebih Lengkap Ketimbang Suzuki
Mitsubishi Maven hadir dengan enam pilihan warna, yakni; Ocean Licht Blue Metallic, Cool Black Metallic, Graphite Gray Metallic, Burgundy Red Pearl, New Light Blue Pearl dan Silky Silver Metallic.
Sedangkan untuk Suzuki APV sendiri hadir dalam lima pilihan warna, diantaranya; Radiant Red, Cool Black, Silky Silver, Graphite Grey dan Diamond Blue.
Kesimpulan
Mitsubishi Maven dan Suzuki APV adalah dua model MPV atau minibus yang sering dibandingkan karena memiliki desain dan segmentasi pasar yang mirip. Keduanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia dengan kapasitas penumpang yang besar dan harga yang relatif terjangkau.
Mitsubishi Maven dalam meramaikan kancah otomotif Tanah Air hanya mampu bertahan hingga tahun 2009 saja. Padahal secara tampilan mobil ini terkesan jauh lebih modern dibandingkan saudara kembarnya.
Meski memiliki kesamaan, terdapat perbedaan signifikan pada aspek desain, performa, dan fitur yang ditawarkan. Dalam hal performa misalnya, Suzuki APV memang mengusung mesin 1.5L dengan kapasitas silinder lebih besar.
Namun kenyatannya performa mesin Maven terasa lebih galak mulai dari putaran bawah hingga tengah dibandingkan APV. Hal tersebut karena karakter mesin overstroke yang dimilikinya.
Mengetahui harga bekasnya saat ini untuk tahun produksi 2005, Mitsubishi Maven bekas kini ditawarkan Rp50 jutaan. Sedangkan Suzuki APV bekas dibandrol lebih mahal, Rp60 jutaan. Setelah mengetahui perbedaan keduanya, kalian lebih tertarik Maven atau APV?
Maven diluncurkan olh Mitsubishi Indonesia pada 15 September 2005 hingga dihentikan pada tahun 2009. Mobil ini bekerja sama dengan Suzuki dan diproduksi di pabrik Suzuki.
Apakah Mitsubishi Maven vs Suzuki APV sama?
Secara garis besar, Maven merupakan rebadge yang dilakukan Mitsubishi terhadap Suzuki APV khusus untuk pasar Indonesia. Hanya saja secara tampilan eksterior, interior, dan spesifikasi mesinnya ada sedikit perbedaan.
Berapa harga Suzuki APV terbaru?
Berbeda dengan Maven yang sudah tidak lagi dijual oleh Mitsubishi, APV tetap dijajakan oleh Suzuki Indonesia sampai kini. Berikut daftar harga Suzuki APV terbaru:
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.