Kawasaki D-Tracker 2021, Supermoto Termurah di Indonesia
Ary · 26 Mar, 2021 20:00
0
0
Jarang rasanya motoris melirik Kawasaki D-Tracker sebagai opsi. Padahal, produk dagangan PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) bisa dibilang paling proper sebagai sebuah supermoto. Tanpa harus kustomisasi, motor dengan perawakan trail ini siap menemani giat Anda di perkotaan.
Faktanya pula, kebaruan ditawarkan pemegang merek untuk model tahun ini. Berbeda dari model pendahulu, Kawasaki D-Tracker 2021 hadir dalam balutan warna hijau bernuansa army look. Kesan itupun diperkuat dengan pengaplikasian warna hitam pada bagian sepatbor, cover lampu depan dan knalpot hingga panel bodi belakang.
Kawasaki D-Tracker sudah Mengusung Suspensi Up-side Down
Tampangnya sendiri mirip Kawasaki KLX 150 L. Wajar karena rancang bangunnya memang sama dengan si penggaruk tanah. Penggunaan rangka semi double cradle jua menjadi pilihan utama yang digunakan D-Tracker. Akan tetapi, terdapat perbedaan signifikan saat menilik ke bagian kaki-kaki.
Tidak seperti KLX 150 L bersama fork depan teleskopiknya. Suspensi depan Kawasaki D-Tracker 2021 sudah menggunakan model up-side down (USD). Peredam kejut berdiameter 35 mm itupun, ditugasi mengawal ban berukuran 100/80-17. Sementara suspensi tunggal tipe Uni-Trak dengan 5 penyetelan preload, bersarang di area belakang. Untuk bannya sendiri berukuran 120/70-17.
Terlihat jelas bahwa Kawasaki D-Tracker memang dititahkan untuk penggunaan on-road. Lain halnya dengan Kawasaki KLX 150 L. Ban belang (21 inci-18 inci) yang dipasangkan terhadapnya, bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan saat dibawa ke medan off-road.
Kaki-kaki Kawasaki D-Tracker 2021 pun menurut kami jauh lebih kekar. Lingkar cakram besar (300 mm) dipilih untuk mendukung kaki depan berpelengkap suspensi terbalik tadi. Penyesuaian kemudian diperlihatkan juga pada disc brake belakang yang berdiameter 220 mm.
Dimensi Kawasaki D-Tracker Ramah Pengendara
Seperti kami sebut sebelumnya, tampang serta memang serupa dengan Kawasaki KLX 150 L. Akan tetapi, dimensi Kawasaki D-Tracker 2021 lumayan bersahabat. Di atas kertas, ukuran totalnya adalah 2.015 x 830 x 1.130 mm.
Berkat penggunaan ban lebih kecil tadi pula, jarak terendah ke tanahnya hanya 270 mm saja. Jarak kolong itu kemudian dipadu dengan ketinggian jok 840 mm. Bayangkan, Anda mendapatkan posisi berkendara ala motor trail, tapi dengan posisi lebih rendah dari KLX 150 L.
Namun, ada juga persamaan lain antara D-Tracker dan KLX 150 L. Keduanya sama-sama memiliki bobot 118 kg. Tentu cukup ringan saat dikendarai. Menyoal perbekalan tangki bensin pun dipatok sama yaitu 6,9 liter. Ya, tampungan yang cukup untuk penggunaan di dalam kota.
Impresi berkendara yang moderat tersebut lantas didukung oleh performa yang dihasilkan mesin SOHC 2 klep berpendingin udara. Dengan kapasitas mesin 144 cc, Kawasaki D-Tracker mampu menorehkan tenaga 12 PS @ 8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm pada 6.500 rpm. Keseluruhan output tersalur ke roda belakang melalui transmisi lima percepatan.
Melalui penawarannya tersebut, Kawasaki D-Tracker 2021 layak untuk dipinang. Terlebih dengan harga jual Rp34.300.000 (on the road Jakarta). Sebenarnya, Anda bisa membeli motor trail untuk bahan modifikasi supermoto. Sebagai contoh Kawasaki KLX 150 L yang dilego Rp32.600.000 (harga baru). Namun, biaya yang dikeluarkan untuk mengganti pelek dan fork, jauh lebih besar bukan?
Tentu akan lebih tinggi lagi jika pemilihan basisnya merujuk kepada Honda CRF 150 L 2021 atau bahkan Yamaha WR 155 R 2021. Untuk diketahui, kedua trail tersebut masing-masing dipatok Rp34.450.000 dan Rp36.900.000. Selain lebih mahal, Anda mesti mengeluarkan dana tambahan untuk membeli item pendukung modifikasi supermotonya.
Anda yang gemar akan tunggangan supermoto, bisa menjadikan Kawasaki D-Tracker 2021 sebagai pilihan. Seperti kami sebutkan tadi, motor ini siap ditunggangi tanpa harus memberikan ubahan berarti. Sebagai contoh ciri khas berupa usungan ban 17 inci dan fork USD.
Meskipun tampak jenjang, motor ini lebih bersahabat ketimbang trail kebanyakan. Yang berarti, mudah untuk dikendarai. Hanya saja, pembeli motor ini harus menerima konsekuensi soal desain joknya.
Model tempat duduk yang ramping ini pasti memengaruhi kenyamanan berkendara. Apalagi jika menggunakannya dengan rute cukup panjang. Selain itu, keseluruhan sistem penerangannya belum cukup modern. Baik lampu utama, rem maupun sein masih menggunakan bohlam. Terakhir, mewajari pula sistem pengabutan bahan bakarnya yang masih karburator.
Mengulas apapun tentang sepeda motor lalu menerjemahkannya ke dalam tulisan, mungkin hanya secuil sarana untuk berbagi informasi - tanpa maksud menggurui. Karena sejatinya Anda dan Saya punya kesenangan yang sama yaitu mengendarai sepeda motor!