Simak 5 Fakta Menarik Honda PCX di Indonesia, Berawal Dari Produk CBU Hingga Dirakit Lokal
Harry · 23 Mar, 2021 13:00
0
0
Honda PCX merupakan skutik premium andalan PT Astra Honda Motor (AHM). Penampilan elegan dan mewah, memberikan kesan premium dari skutik yang kini sudah dirakit lokal di Indonesia.
Padahal kala muncul pertama kali, penulis sempat mencoba unit yang didatangkan oleh importir umum sekitar tahun 2010. Kala itu unit ini masih mengusung mesin 125 cc dan pakai mesin eSP (Enhanced Smart Power).
Hingga kini, sudah 10 tahun skutik tersebut mengaspal di Indonesia. Berawal dari importir umum, didatangkan resmi secara CBU (Completely Build Up) hingga dirakit lokal di Indonesia.
Ada banyak fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui konsumen di Indonesia terkait Honda PCX ini. Berikut paparan selengkapnya untuk Anda.
1. CBU Thailand dan Vietnam
AHM mulai meniagakan Honda PCX 125 dengan status CBU dari Thailand. Motor ini diluncurkan pertama kali pertengahan tahun 2010 dan sempat masuk lewat importir umum dan dijual Rp 37,5 juta.
AHM sendiri akhirnya menjual Honda PCX 125 pada pertengahan tahun 2010. Selang dua tahun, muncul versi mesin 150 cc dengan bodi yang tetap sama, harganya kala itu diangka Rp 33 jutaan.
Baru tahun 2014 muncul versi baru dengan lampu LED dan desain bodi berubah total. Harga terakhirnya kala itu dijual mencapai Rp 40,5 juta on the road Jakarta.
Penjualan Honda PCX dengan status CBU akhirnya terhenti setelah AHM menghadirkan Honda PCX 150 rakitan lokal tahun 2018 lalu. Rakitan lokal ini dijual dengan harga yang jauh lebih terjangkau dari model sebelumnya.
2. Mesin eSP Pertama
Kehadiran Honda PCX 125 pada 2010 juga membawa sejumlah teknologi baru, salah satunya adalah mesin berteknologi eSP. Dibandingkan skutik Honda lainnya kala itu, kinerja mesin eSP ini terasa halus.
Apalagi mesin ini juga didukung pendingin cairan, performa yang dihasilkan terasa mantap namun tetap smooth. Honda PCX 125 juga jadi skutik kedua yang dijual AHM, dengan didukung pendingin cairan setelah Honda Vario.
Kini mesin eSP sudah menjadi standar baru skutik-skutik Honda, termasuk untuk segmen entry level macam Honda BeAT. Hanya saja ada tipe tanpa fitur ISS. Kini Honda PCX sudah mengandalkan teknologi eSP+ yang lebih modern.
3. ACG Starter dan ISS
Honda PCX 125 juga membawa teknologi yang sekarang membuat banyak pengguna skutik Honda lebih nyaman. Seperti sistem starter mesin ACG Starter dengan kinerja lebih halus, tak ada lagi suara 'bletak' saat menghidupkan mesin.
Kemudian teknologi ACG Starter itu membuat Honda bisa meracik fitur ISS (Idling Stop System). Fitur ini mampu mematikan mesin sesaat saat berhenti, untuk menghemat konsumsi bahan bakar.
Harga unit CBU Vietnam yang mencapai Rp 40 jutaan, tentu tak bisa dijangkau banyak orang. Apalagi kala Yamaha merilis Nmax 155 tahun 2015, dengan harga yang jauh lebih terjangkau dan sukses jadi tulang punggung penjualan Yamaha.
AHM pun akhirnya memutuskan merakit lokal Honda PCX 150 generasi terbaru, dan merilisnya pada awal 2018. Skutik ini ditawarkan dua tipe yakni CBS dan ABS. Honda PCX 150 lokal dikenalkan pertama kali dengan harga Rp 27,7 juta (CBS) dan Rp 30,7 juta (ABS) on the road Jakarta kala itu.
5. Honda PCX 160 Muncul
Generasi terbaru Honda PCX muncul pada awal tahun ini dengan mesin 160 cc, mengandalkan teknologi eSP+ (Enhanced Smart Power Plus). Mesin ini memiliki empat buah katup, injeksi PGM-FI dan komponen CVT yang total baru.
Tak hanya itu, desainnya berubah total dan banyak sekali fitur-fitur yang baru. Seperti hadirnya USB Charger dan HSTC (Honda Selectable Torque Control).
Persaingan dengan Yamaha Nmax 155 terus berlanjut dan kini harga keduanya terpaut tipis. Apalagi keduanya sama-sama ada tipe non ABS dan ABS. Perbandingan harga keduanya bisa dilihat di bawah ini.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil