Ada Kandungan Etanol, Motor Honda Siap Tenggak Pertamax Green 95?
Ilham · 28 Jun, 2023 14:00
0
0
Penggunaan etanol berpengaruh pada komponen motor.
Sudah diaplikasikan oleh beberapa negara.
Seperti diketahui, saat ini PT Pertamina (Persero) telah menyiapkan bahan bakar jenis baru yang berjuluk Pertamax Green 95.
Bensin tersebut merupakan hasil campuran dari Pertamax (RON 92) dengan etanol sebesar 5 persen. Etanol merupakan minyak nabati hasil fermentasi dari tebu, jagung atau singkong.
Meski hanya bercampur 5 persen, tapi racikan baru tersebut ternyata punya pengaruh besar ke berbagai komponen motor.
Menurutnya, bahan bakar jenis bioetanol atau kini disebut Pertamax Green 95 punya tingkat higroskopis atau penyerapan air yang besar. Efeknya ke beberapa komponen yang perlu disesuaikan.
“Pasti ada persentasenya kan, 10 persen atau berapa persen. Karena ada kaitannya dengan komponen. Bioetanol itu menyerap air,” kata Edi sapaannya.
Hal ini sempat dirasakan oleh produsen kendaraan niaga bermesin diesel yang kini menggunakan BBM jenis Bio Solar. Penggunaan Bio Solar jenis B30 dengan penambahan minyak nabati, mampu mempercepat karat di komponen kendaraan.
Sementara Pertamax Green 95 sendiri akan mencampur 5 persen etanol pada 95 persen Pertamax. Perbandingan racikannya sedikit berbeda, di mana Bio Pertamax di 2007 silam cuma mencampur 3 persen etanol.
Sehingga harus dikondisikan dengan beberapa komponen. "(Bensin) jadi lebih higroskopis. Yang harus disesuaikan tentunya tangki bensin kemudian knalpot dan beberapa part lain," jelas pria ramah ini.
Pihaknya sendiri belum mendapatkan informasi lebih detail mengenai bensin baru tersebut. Sehingga, belum bisa dilakukan uji coba penggunaannya pada produk motor Honda yang beredar di Indonesia.
“Untuk Bioetanol (Pertamax Green 95), kami belum dapat informasi soal itu. Apakah di engineering-nya sudah pernah melakukan atau belum,” ucapnya lagi.
Kendati demikian, dirinya optimis produk AHM tahan terhadap penggunaan bensin baru tersebut. Sebab hal ini bukanlah sesuatu yang baru, karena di negara seperti Brazil sudah lebih dulu mengadopsinya.