Mesin pembakaran 2-tak disebut-sebut sudah berakhir sejak beberapa tahun lalu. Tak hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Tapi mungkinkan mesin 2-tak kembali hadir dan bahkan tembus standar emisi Euro5?
Selain karena suaranya yang berisik, asap yang dihasilkan, penggunaan oli samping hingga konsumsi bahan bakarnya, mesin 2-tak memang tak sebaik mesin 4-tak yang sampai saat ini dipakai.
Maka tak heran mesin ini sulit memenuhi standar emisi yang kian tinggi saat ini. Populasi motor bermesin 2-tak pun semakin sedikit dan hanya dipakai untuk area tertutup dan penggunaan terbatas, misalnya motor off road.
Tapi baru-baru ini ada mesin 2-tak yang berhasil menembus standar emisi Euro5, yang merupakan racikan Motori Minarelli. Mesin tersebut dipasangkan pada motor enduro Fantic XE300 yang dijual di Eropa.
Meski saat ini dipakai untuk area terbatas, namun karena keunggulannya itu ada kemungkinan bisa dipakai di jalan raya. Tentu ini kabar menggembirakan bukan?
Konstruksi mesin berubah.
Tentunya ada banyak ubahan pada konstruksi mesin tersebut agar bisa jadi ramah lingkungan. Dituliskan Motorrad Online, mesin itu memiliki exhaust outlet controller yang juga sebagai sistem dekompresi.
Kemudian ada sistem injeksi bahan bakar yang lebih rumit, serta konstruksi knalpot yang diracik agar tak berisik juga mampu menyaring emisi. Sayang tak ada detail teknis lebih lanjut soal ini.
Kiprah mesin dengan suara cempreng di Indonesia sendiri berakhir sekitar tahun 2015 ketika PT Kawasaki Motor Indonesia, menghentikan penjualan Kawasaki Ninja 150.
Sebelumnya juga ada Yamaha RX-King yang sudah lebih dulu berhenti produksi thaun 2006. Keduanya menjadi motor 2-tak legendaris di Indonesia, dan peminatnya masih banyak sampai saat ini.
Nasib mesin 2-tak di global memang semakin digempit. Namun berkat inovasi, muncul mesin 2-tak yang ramah lingkungan, meski baru dipakai dalam area terbatas.
Sebelum Motori Minarelli, KTM sudah lebih dulu membuat mesin 2-tak injeksi dengan teknologi transfer port injection (TPI). Mesin KTM itu menyemprotkan oli samping dengan kontrol elektronik, sehingga lebih presisi.
Apakah mesin 2-tak akan kembali jadi idola di masa depan?
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil