Berhenti di Lampu Merah, Kaki Kiri Atau Kanan Yang Harus Turun?
Harry · 10 Des, 2021 08:30
0
0
Sepeda motor hanya memiliki dua buah roda, yang membuatnya tak bisa berdiri tegak saat berhenti di lampu merah. Tentu kaki pengendara harus turun memijak aspal untuk menahan agar tidak jatuh. Pertanyaannya, baiknya kaki kiri atau kanan yang turun?
Mungkin banyak dari kalian yang menganggap kaki mana saja boleh, tergantung refleks saat itu. Yang penting motor tetap tegak, tidak jatuh. Tak salah memang, tapi kalau melihat dari pandangan safety riding, maka beda cerita.
Ada beberapa faktor dari sisi safety riding yang menganjurkan baiknya kaki kiri saja yang turun. Salah satunya karena beberapa motor masih pakai rem belakang model pedal, yang harus diinjak pakai kaki kanan.
"Ini untuk pengguna motor bebek dan sport, kalau kaki kanan yang turun, tidak bisa buat menahan rem. Jadi untuk berjaga-jaga, baiknya kaki kanan tetap di atas dan kaki kiri yang turun," kata Jusri Pulubuhu, Training Instructor dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Kan motor saya matic, remnya ada di tangan? Oke, ini ada hubungannya dengan teknik berkendara, pada kecepatan rendah baiknya menggunakan rem belakang saja. "Kurang dari 40 km/jam baiknya rem belakang saja, kalau rem depan juga, berpotensi kaget dan tergelincir," sambung Jusri beberapa waktu lalu.
Posisi kaki kanan tetap di atas juga membantu kala motor berhenti di tanjakan atau turunan, khususnya untuk pengguna motor bebek dan sport. Pengguna motor matic pun tak masalah jika hanya kaki kiri saja yang turun, supaya kala mengendarai motor bebek atau sport sudah terbiasa.
Alasan lainnya adalah arus lalu lintas Indonesia, yang akan mendahului melalui sebelah kanan. Maka akan lebih aman jika kaki kiri yang turun, dan kaki kanan tetap pada pijakan kaki atau dek jika menggunakan motor matic.
Kalian pasti kerap mengetahui atau bahkan merasakan langsung rem motor blong ketika melewati turunan. Hal itu terjadi karena teknik pengereman yang salah, sehingga menyebabkan rem panas hingga akhirnya blong.
Menurut Hendrik Ferianto, Instructor Safety Riding dari PT Astra Honda Motor, kedua rem baiknya digunakan bersamaan saat melewati turunan. Jika turunan panjang dan curam, gunakan rem kombinasi atau secara bergantian.
Alasannya, jika kedua rem difungsikan bersama kemudian terjadi rem blong, maka tak ada bantuan lagi yang bisa digunakan di motor untuk mengerem. Oleh karena itu, gunakan satu per satu remnya. Dan ingat, kurangi laju kecepatan sebelum melewati turunan.
Harus diakui jika mengerem adalah teknik yang sulit dan tak semua orang bisa menguasainya. Itulah kenapa rem pada kendaraan, termasuk motor, terus berubah-ubah mengikuti perkembangan. Dulu rem tromol sudah cukup, kini rem cakram sudah jadi standar, setidaknya untuk roda depan.
Belum lagi hadirnya teknologi ABS (Anti-lock Braking System), berkembang lagi menjadi Cornering ABS. Bahan komponen pengereman pun semakin beragam, kini bahkan ada cakram berbahan carbon hingga kaliper radial.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil