BS Electric, Motor Listrik Buatan Indonesia Ini lebih Murah dari Honda Beat dkk!
Ary · 26 Apr, 2021 15:00
0
0
Anggapan motor listrik mahal, masih terpatri di benak khalayak. Bisa dilihat dari unit-unit yang sudah beredar sejauh ini. Namun, stigma itu segera dipatahkan oleh BS (Bike Smart) Electric. Bagaimana tidak, skuter listrik buatan Indonesia ini rencananya akan dijual dengan harga Rp10 juta saja. Tentu bersahabat ketimbang produk niremisi lain. Bahkan, banderolnya pun jauh lebih murah dari skutik bermesin konvensional.
Hal itu disampaikan langsung oleh Djoko Iman Santoso, Direktur Pemasaran dan R&D BS Electric. Target kita memang untuk off the road-nya paling mahal segitu," katanya saat dihubungi Autofun.co.id hari ini (26/4). Bukan cuma itu. Pria yang akrab disapa Iman menerangkan, skuter listrik mereka jua dapat dibeli secara kredit. "Produk kami bisa dicicil dengan cicilan yang sangat murah sekali," sambungnya.
Dengan banderol demikian, tentu cicilan BS Electric tak lebih mahal dari skutik murah seperti Suzuki Nex II atau Honda Beat. Dari sisi harga, keduanya jelas lebih tinggi lantaran dipatok Rp16 jutaan. Melalui skema uang muka terendah sekitar Rp1 jutaan, baik Beat maupun Nex II memiliki nominal angsuran Rp700 ribuan (35 bulan). Jelas menggelitik manakala anguran BS Electric bisa disetel Rp500 ribuan.
Penetapan harga tersebut nyatanya berkaitan dengan biaya produksi dari BS Electric itu sendiri. Diterangkan Iman, BS Electric bukan cuma desainnya saja yang murni punya Indonesia. "Komponen lokalnya juga sudah 60 persen. Yang masih diimpor hanya controller, dinamo dan baterai saja. Kalau nanti sudah ada pabrik baterai (di Indonesia), pasti kita akan bekerjasama," papar Iman kepada kami.
Spesifikasi Motor Listrik BS Electric
Tak sekadar merayu lewat harga miring. Faktanya, BS Electric menawarkan tampilan yang digandrungi kebanyakan orang (skuter). Penyajian tersebut lantas berpadu desain nan sporty. Tengok saja pada bagian cover setang yang punya bentuk meruncing itu. Lalu, tameng depan dengan sepasang headlight berukuran besar. Di situ juga sudah terintergasi lampu sein. Memang, keseluruhan sistem penerangan BS Electric masih berupa bohlam. Pendaran LED pun belum tertanam di lampu belakangnya.
Aura konvensional kentara jelas kala menilik panel meter. Tidak seperti skuter listrik kebanyakan yang sudah LED. BS Electric justru menampilkan informasi speedometer dan odometer analog. Uniknya, indikator konsumsi baterainya dibuat menyerupai fuel meter pada motor mesin bakar. Meski begitu, suguhan demikian tentu masih bisa ditolerir. Toh, kesan stylish terlihat via penyajian pelek two tone - memadukan palang lima warna hitam dan bibir pelek beraksen krom.
Akomodasi barang di bawah jok sejatinya ada. Hanya saja, tidak besar lantaran terdapat baterai berkapasitas 1.000 watt. Maka dari itu, BS Electric punya top box untuk mengakomodasi bawaan pemiliknya nanti.
Seperti disebutkan tadi, BS Electric mengandalkan baterai 1.000 watt. Pasokan daya darinya lantas dipadukan dengan dinamo 48 volt. Iman mengklaim, BS Electric memiliki jarak tempuh sejauh 50 km saat baterai terisi penuh. Mengenai baterai, sudah menggunakan model swap (bisa dicopot untuk melakukan pengisian ulang). Sayang, belum ada informasi detail mengenai output. Meski begitu, kami yakin torsinya cukup berlimpah.
Untuk sistem penghenti laju, BS Electric dipasangi satu unit cakram dan tromol (depan-belakang). Sementara peredam kejut, fork teleskopik digunakan untuk meredam guncangan pada roda depan. Hal menarik justru tersaji pada area belakang. BS Electric justru menggunakan suspensi ganda layaknya Yamaha NMax atau Honda PCX 160. Padahal, secara dimensi, dia selevel dengan Honda Beat.
Target Dipasarkan Tahun Ini
Iman mengatakan, BS Electric sudah diproduksi sembari melakukan uji tipe. "Saat ini, uji tipe sedang dilaksanakan dan targetnya akhir Juni nanti selesai. Soal produksi sudah dilakukan buat stok awal. Tidak banyak karena kami di tahap awal ini kami fokus jual di Jakarta dan sekitarnya serta Surabaya," paparnya.
Saat ditanya probabilitas dipasarkan tahun ini, Iman pun memiliki pandangan serupa. "Itu memang target kami. Tetapi tetap coverage Jakarta dan sekitarnya serta Surabaya dulu. Sambil membangun jaringan after sales yang baik," ujar Iman lagi.
"Perkembangan motor listrik di Indonesia sudah mulai besar. Tetapi, sosialiasi dan edukasi tentang kendaraan listrik tetap harus dilakukan terus menerus, baik oleh pemerintah maupun pihak APM. Bagi kami, punya strategi motor listrik harus murah meskipun tidak murahan. Dan, harus mudah didapatkan secara resmi, dilengkapi dengan STNK dan BPKB sebagai legalitas. Serta kejelasan layanan after sales, supaya makin banyak masyarakat yang berminat serta mampu membeli motor listrik," pungkas Iman.
Mengulas apapun tentang sepeda motor lalu menerjemahkannya ke dalam tulisan, mungkin hanya secuil sarana untuk berbagi informasi - tanpa maksud menggurui. Karena sejatinya Anda dan Saya punya kesenangan yang sama yaitu mengendarai sepeda motor!