Rider asal Spanyol itu mengungkapkan masalah ini lewat akun media sosialnya, dan dirinya pun masih latihan sepeda di rumahnya.
"Penerbangan ditunda karena masalah visa untuk MotoGP India. Jadi kita akan mengayuh sepeda untuk sementara waktu," tulis Marquez.
Masalah visa ini tak hanya dialami pembalap, tapi juga kru tim Moto3, Moto2 hingga MotoGP yang seharusnya bertolak ke sana.
Pihak Honda Racing Corporation (HRC) bahkan melaporkan setidaknya ada sekitar 30 orang anggota tim yang tak mendapatkan visa ke India, jelang keberangkatan pada Senin (18/9/2023).
Pihak Dorna menerangkan jika gen visa di India adalah awal bencana, sehingga pihaknya harus mengeluarkan satu per satu visa untuk tim dan pembalap.
Bahkan ada juga kabar yang mengatakan jika para pembalap akan dimintai pajak penghasilan, dan meminta data gaji pembalap.
Pihak berwenang India ingin mengambil 20% pajak dari gaji tahunan pada rider, dan tentu saja hal ini ditolak mentah-mentah karena terkait privasi.
Tak hanya pembalap, termasuk para wartawan yang hendak meliput gelaran MotoGP India pun disarankan memanipulasi data sebagai konten kreator agar tak dipersulit.
Tak hanya visa dan persoalan pajak, layanan shuttle dari bandara menuju sirkuit pun naik gila-gilaan, untuk tim-tim besar saja dikenakan biaya hingga ratusan juta!
Belum lagi motor paddock untuk wara-wiri selama balapan berlangsung, ternyata dikenakan tarif sewa, yang mana umumnya skuter ini adalah fasilitas gratis.
Perkara akomodasi pun demikian, harga-harga hotel melonjak tajam, dan disebut-sebut MotoGP India akan jadi balapan termahal mereka.
Belum lagi soal makanan higienis yang sulit didapatkan, terlebih saat ini India juga melakukan lockdown dibeberapa kota karena virus nipah.
Kekacauan ini sudah terjadi sejak pekan lalu, saat proses pengiriman kargo menuju sirkuit.
Kargo-kargo itu hanya ditutup plastik dan kain lalu diikat, yang kemudian diangkut menggunakan truk flat deck, bukan kontainer tertutup.
Panas terik matahari, risiko hujan, kejatuhan atau tersenggol benda lain sangat mungkin terjadi pada kargo itu dalam perjalanan.
Dan yang paling parahnya, Sirkuit Internasional Buddh ternyata belum lolos homologasi, yang mana hal ini diperlukan untuk memeriksa kesiapan lintasan balap itu sendiri.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil