window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_breadcrumb_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685614302872-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685614302872-0'); });

Korupsi Pertamina Sulap BBM RON 90 Jadi 92, Ini Efek Buruk Untuk Mesin!

Harry · 25 Feb, 2025 12:00

Korupsi Pertamina Sulap BBM RON 90 Jadi 92, Ini Efek Buruk Untuk Mesin! 01

RON 90 dijual jadi RON 92.
  • Korupsi rugikan negara 193,7 triliun.
  • Rugikan masyarakat.
  • Punya efek buruk untuk mesin.

Korupsi ekspor impor Pertamina, menyulap BBM RON 90 menjadi 92 alias Pertamax terungkap.

Nyatanya minyak mentah yang didatangkan PT Pertamina, ada manipulasi angka RON alias research octane number.

RON sendiri merupakan standar kadar oktan pada jenis bahan bakar bensin, yang mempengaruhi kualitas dan berpengaruh terhadap kinerja mesin.

Hal ini terungkap dalam penjelasan kronologi dan modus operandi praktik permufakatan jahat oleh para pelaku.

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_fourthp_under_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685613563107-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685613563107-0'); });

Dilansir dari Republika, tindak pidana korupsi ekspor impor minyak mentah dan produk kilang ini merugikan negara Rp 193,7 triliun.

Mengingat saat ini Pertamina masih menjadi operator SPBU terbesar di Indonesia, tentunya hal ini sangat merugikan masyarakat.

Mereka yang berharap pakai BBM RON 92 agar performa mesin terjaga, nyatanya justru merasakan busuknya RON 90.

Baca juga : Motor Standar Pakai BBM Oktan Tinggi, Lebih Bagus atau Mubazir?

Pabrikan sendiri menyarankan untuk menggunakan BBM sesuai rekomendasi atau bisa berpatokan dari rasio kompresi mesin.

Misal Yamaha NMax Turbo yang punya rasio 11,6:1 tentu butuh oktan bahan bakar yang lebih tinggi dari RON 90.

Lantas jika dimanipulasi dari hulunya seperti ini tentu, ada efek buruk untuk mesin. Pertama pastinya performa mesin jadi tak optimal.

Korupsi Pertamina Sulap BBM RON 90 Jadi 92, Ini Efek Buruk Untuk Mesin! 01

Mesin bisa cepat rusak, terlebih yang punya kompresi tinggi.

Kemudian kerak sisa hasil pembakaran mudah menumpuk, yang bisa menimbulkan gejala ngelitik atau knocking.

Penggunaan jangka panjang juga bisa merusak komponen mesin, seperti busi, kerusakan piston dan katup mesin.

Yup, dengan BBM oktan rendah akan menyebabkan ngelitik dan sisa residu pembakaran kian menumpuk.

Residu tadi akan mengeras dan semakin tebal dan bisa membuat gejala ngelitik semakin parah dan mesin hilang tenaga.

Belum lagi ada resiko residu yang mengeras tadi pecah, dan pecahannya ini mengganjal payung katup mesin dan membuat mesin hilang kompresi.

Korupsi Pertamina Sulap BBM RON 90 Jadi 92, Ini Efek Buruk Untuk Mesin! 02

Pertamax aslinya adalah Pertalite beda nama?

Alhasil mesin pun bisa mogok, dan paling parahnya katup mesin akan berbenturan dengan piston dan menyebabkan katup bengkok bahkan piston sampai pecah.

Korupsi Pertamina Jual Pertalite Seharga Pertamax

Kemarin (24/2/2025) Abdul Qohar, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tinda Pidana Khusus mengatakan adanya berbagai praktik korupsi ekspor impor minyak mentah di Pertamina.

Salah satunya terkait pengadaan produk kilang BBM RON 92 yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga.

Yang berdasarkan hasil penyidikan, BBM yang didatangkan dari luar negeri adalah RON 90, namun dimanipulasi menjadi RON 92.

Baca juga : Pengguna Honda Vario 160 2022 Bisa Lega, Motornya Boleh Tenggak Pertalite Bahkan Premium

Korupsi Pertamina Sulap BBM RON 90 Jadi 92, Ini Efek Buruk Untuk Mesin! 03

Pertalite banyak dipakai masyarakat Indonesia.

"Dalam pengadaan produk kilang tersangka RS melakukan pembayaran, dan pembelian bahan bakar minyak RON 92. Padahal sebenarnya hanya membeli RON 90 atau lebih rendah," kata Qohar di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

Ia juga mengatakan jika dari RON 90 yang didatangkan dengan harga RON 92, PT Pertamina Patra Niaga melakukan kejahatan lain berupa blending atau pencampuran melalui depo. 

"Kemudian dilakukan blending di-stroge atau depo untuk selanjutnya dijadikan RON 92 yang hal tersebut tidak diperbolehkan," ujar Qohar.

Para pelaku pun memanipulasinya dengan menjadikannya sebagai RON 92 untuk dilepas dan dijual ke masyarakat dengan harga Pertamax 92.

Para tersangka tersebut salah satunya adalah Riva Siahaan (RS) selaku direktur utama PT Pertamina Patra Niaga. 

Korupsi Pertamina Sulap BBM RON 90 Jadi 92, Ini Efek Buruk Untuk Mesin! 04

Salah satu tersangka korupsi ekspor impor minyak mentah Pertamina.

Sani Dinar Saifuddin, direktur Optimasi Feedstock and Product PT Kilang Pertamina International dan Yoki Firnandi selaku dirut PT Pertamina Shipping.

Agus Purwono selaku vice president Feedstock Management PT Kilang Pertamina International dan dari pihak swasta, yakni Muhammad Kerry Andrianto Riza, pemilik manfaat dari PT Navigator Khatulistiwa.

Dimas Werhaspati tersangka selaku komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus komisaris PT Jenggala Maritim.

Terakhir adalah Gading Ramadhan Joedo yang ditetapkan tersangka atas perannya sebagai komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus dirut PT Orbit Terminal Merak. 

Pantesan isi Pertamax mesin tetep ngelitik!

Harry

Senior Reporter

Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini. Facebook : Ainto Harry Budiawan Instagram : harrykriwil

window.googletag = window.googletag || {cmd: []}; googletag.cmd = googletag.cmd || []; googletag.cmd.push(function() { googletag.defineSlot('/22557728108/id_motor_article_relatedmodel_above_pc', [ 728, 90 ], 'div-gpt-ad-1685613589386-0').addService(googletag.pubads()); googletag.pubads().enableSingleRequest(); googletag.pubads().collapseEmptyDivs(); googletag.enableServices(); });
googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-1685613589386-0'); });
window._taboola = window._taboola || []; _taboola.push({ mode: 'thumbnails-stream-2x2-desk', container: 'taboola-stream-widget-thumbnails-desktop', placement: 'Stream Widget Thumbnails Desktop', target_type: 'mix' });