Satu-Satunya Gilera Runner FXR Bangkit dari Bengkel Loak, Restorasi sampai Berburu Part ke Luar Negeri!
Fariz · 9 Agu, 2022 15:00
0
0
Modifikasi Gilera Runner FXR 172 DT lansiran 1998
Ditemui di sebuah bengkel loakan dengan kondisi berantakan.
Hunting part ke berbagai negara agar motor rapi.
Gilera Runner jadi salah satu matic 2 tak di Italia yang punya 2 versi mesin, ada mesin 2 tak dan mesin 4 tak. Untuk pasar Indonesia, tipe mesin 4 tak dari Gilera masih banyak berkeliaran.
Yang cukup langka di Indonesia justru untuk varian mesin 2 tak, apalagi pecinta matic 2 tak di Indonesia sedang hangat. Unitnya yang langka membuat matic ini terasa eksklusif.
Salah satu pria yang beruntung mendapatkan unit ini adalah Ken, bisa dikatakan beruntung karena dirinya mendapatkan motor ini dari sebuah bengkel loakan.
'Wajah' Gilera sangar berkat penggunaan lampu utama Quattro ODF
“Nemu di bengkel loakan. Mungkin sudah banyak yang lihat, cuma males ngambilnya. Karena kondisinya berantakan banget, apalagi barang-barangnya sudah susah ditemui. Makanya banyak yang akhirnya nyerah buat ambil unit ini," katanya.
Meski tahu kalau kondisinya cukup berantakan, namun Ken tetap memberanikan diri untuk mengambil unit yang ternyata Gilera Runner FXR 172 DT lansiran tahun 1998. Kabarnya unit ini di Indonesia hanya 1, wow!
Bodi merah dikombinasi dengan livery Stage6 R/T
“Di Indonesia cuma 1 unit ini, memang dibawa langsung sama pemilik sebelumnya dari negara asalnya. Proses pengerjaan mulai dari bodi part dan ini lumayan sulit, karena udah banyak yang gak jual gara-gara discontinue,” sambungnya.
Karena susah dan emang tidak diproduksi lagi, tidak jarang Ken mengambil komponen bekas dari luar negeri. Menurutnya yang penting harus orisinal biar gak banyak dirubah, jadi bisa terpasang sempurna.
Setelah mencicil part satu demi satu, akhirnya bodi terkumpul dan dibalut dengan warna merah maroon. Bahkan beberapa komponen ada yang menggunakan carbon fibre untuk memberi kesan racy. Seperti di sepakbor depan, dasi depan, dan fly screen.
Spidometer jadi salah satu part yang sulit ditemui
Tidak hanya di bodi utama, kondisi mesin saat pertama kali dibeli juga sangat mengenaskan. Akibatnya seluruh komponen mesin diperbaharui, mulai dari mesin utama hingga area CVT.
Ogah dibiarkan standar, restorasi mesin langsung diupgrade menggunakan racing part. Seperti blok silinder Malossi MHR 172 cc, crankshaft BGM Evolution, variator Malossi Multivar, karburatir PWK 28 mm, dan masih banyak lagi.
Mesin kena upgrade total dengan beragam racing kit
“Komponen CVT ganti Stage6 karena setelah browsing ternyata untuk harian merek ini punya reliability yang bagus, walaupun secara performa kurang. Jadi buat harian sih masih oke,” rinci pria kelahiran Kediri, Jatim ini.
Yang cukup spesial ada pada knalpot berlabel Barone, karena ternyata knalpot ini sebenarnya tidak diproduksi untuk Gilera Runner. Adanya knalpot ini karena Ken kenal dengan Roberto Barone.
Knalpot Barone dibuat khusus untuk Gilera Runner milik Ken
“Dia sebelumnya kepala divisi Parmakit. Jadi deket karena waktu gua punya tim balap Vespa small frame pakai barang-barang Parmakit, jadi sering komunikasi. Setelah dirinciin apa aja spek mesinnya, baru deh dibuat knalpotnya yang sesuai,” rinci pria ramah ini.
Tenaga mesin yang sudah besar ternyata membuat motor satu ini jadi kurang nyaman, karena engine mounting orisinal Gilera Runner tidak bisa menjaga mesin tetap stabil saat berakselerasi.
Kaki depan padat dengan cakram Malossi dan kaliper radial Stage6 R/T
Untuk itu engine mounting sedikit dicustom dengan menambahkan damper, tugasnya untuk menjaga mesin tetap stabil ketika berakselerasi. Karena ini cukup berpengaruh terhadap handling.
“Custom pakai punya 4 tak, cc nya yang besar jadi kurang nyaman buat harian. Setelah pasang damper, cukup ampuh buat meredam getar dan nahan mesin biar gak naik-naik,” tunjuk Ken yang tergabung di Piaggio and Gilera Owner ini.
Tampilan berubah total dari rongsok menjadi bernilai tinggi!
Di sektor kaki-kaki tetap mengandalkan suspensi depan bawaan upside down namun dipadu suspensi belakang BGM. Sektor depan kian padat berkat adanya cakram Malossi Whoop 250 mm diapit klaiper Stage6 R/T.
“Kemarin sempat nyari spidometer susahnya minta ampun, begitu juga pas nyari visornya. Sampai sini udah cukup dulu lah sudah selesai,” tutup pria yang menyerahkan pengerjaan kepada @ipangdabest dan @berkahcahayamandiri ini.