Vespa Darling JDM Berkonsep Racy, Banjir Part Eksotis dan Langka!
Fariz · 13 Jul, 2022 09:30
0
0
Banyak terinspirasi dari aliran racing di Italia.
Modifikasi berfokus di sektor kaki-kaki.
Vespa sudah bukan lagi sekadar kendaraan penunjang keseharian pemiliknya seperti kendaraan pada umumnya. Karena punya sejarah yang kuat serta bentuk yang ikonik, membuat Vespa punya nilai lebih.
Gak hanya jadi kendaraan, Vespa sudah menjadi bagian hidup dari para pemiliknya. Karena layak dikoleksi dan memiliki komunitas besar di seluruh penjuru dunia. Komponen aftermarket untuk Vespa pun terus berkembang.
Tidak melulu Vespa dengan tahun muda, tapi Vespa tahun tua juga punya taring tersendiri. Bahkan makin tua dan makin langka populasinya bisa membuat harga Vespa tersebut melambung tinggi.
Seperti Eko Suryanto yang kembali bermain dengan Vespa klasik. Dirinya mengaku kalau sebelumnya pernah oprek Vespa, kemudian beralih ke Piaggio Zip hingga akhirnya kembali ke Vespa.
“Terakhir main Vespa itu 2013, akhirnya berenti karena capek suka dibohongin bengkel-bengkel. Sampai akhirnya sekarang main Vespa lagi gara-gara diracunin sama Garasi Rumah,” buka Eko.
Darling 50S JDM
Pemilihan unit Vespa sebagai momen kembalinya Eko bermain Vespa ini gak tanggung-tanggung, sebuah Vespa 50S JDM atau biasa disebut Darling langsung diangkut olehnya.
Basic motor yang sudah cukup mahal ini, tidak dibiarkan standar olehnya. Justru kena sentuhan modifikasi kembali, wow! “Emang sengaja mau dimodif, pegel lah main orian, haha…” sambungnya.
Pemilihan Darling versi JDM ini dianggap Eko punya kondisi yang lebih fresh dibandingkan dengan Darling yang beredar di Indonesia. Baik dari segi mesin hingga bodi jauh lebih rapi.
“Kebanyakan Darling JDM itu motornya masih pada seger dibanding yang ada di sini. Dan unit yang gue dapet ini termasuk rare, karena Darling JDM dengan warna yang sama kaya Darling lokal,” tunjuk Eko.
Jadi Yang Pertama
Langkah pertama dengan memuluskan bagian bodi motor lansiran 1978 ini, pasalnya ada beberapa dempul yang dirasa cukup mengganggu bagi Eko. Beberapa sudut bodi juga kena sedikit reparasi.
“Bodi langsung dirapihin buat ngilangin dempul. Habis itu ada penyok titik juga, jadi diketokin biar gak ada penyok lagi. Habis itu finishing poles coating dan ganti-ganti lis dek biar seger lagi,” tambah pemilik akun Instagram @eshan.garage ini.
Modifikasi berlanjut dengan fokus di area kaki-kaki. Eko mengakui kalau dirinya jadi yang pertama di Indonesia yang mendatangkan arm fork Polini beserta shock Stage6 R/T, langsung dipasang di Darling pula!
“Jadi yang pertama nih. Habis itu fork pakai Polini yang aslinya untuk Zip SP, tapi ada extension buat Darling jadi gak banyak custom. Ada beda di bobot yang lebih enteng dan beda sudut geometrisnya,” jelas pria murah senyum ini.
Untuk melindungi arm fork barunya, dibuatkan slider baru dengan bahan black POM plastic di belakang dan aluminium di depan.
Pelek ZIP MK1
Shock depan Stage6 R/T punya dimensi yang lebih pendek, namun kembali diberi lowerin kit SIP. Ini karena Eko terinspirasi dari tunggangan balap Vespa di Italia yang umumnya sisi depan lebih pendek dari belakang.
Sedangkan yang belakang menggunakan shock Zelioni Red Edition. Urusan pelek, sepasang pelek Zip MK1 dipasangkan pada Darling satu ini. Pelek ini juga menjadi salah satu pelek favorit yang digunakan untuk balap.
“Emang senang sama Zip, makanya pengen pakai pelek Zip depan dan belakang. Pelek Zip MK1 ini termasuk langka, karena jadi pelek paling ringan dia. Habis itu pasang cakram belakang, konsepnya sih ikutin yang di Italia,” rinci Eko yang memiliki Zip untuk balap ini.
Setelah itu beberapa part bodi disegarkan kembali. Seperti mengganti lampu depan pakai model lokal dan yang belakang pakai model Siem kecil. Jok juga diganti pakai A.Rejna model single seat.
Upgrade Mesin
Agar sensasi mesin juga segalak tampilannya yang kian racy, sektor mesin tentu tidak dibiarkan standar. Pasalnya mesin standar Darling hanya 50 cc, tentunya tenaga yang dihasilkan sangat lah loyo.
Untuk itu beragam racing part ditempelkan pada mesin ini. Mulai dari blok head VMC, kruk as DRT, pengapian SIP Sport, gir primer sekunder Ferodo, karbu Keihin PWK 28 Sudco, knalpot Egig, dan masih banyak lagi.
“Upgrade mesin emang sengaja gak terlalu extreme, biar gue masih bisa bawa motor ini,” urainya. Setelah rampung, motor ini justru terjual ke pulau Dewata oleh bro Justin Harijawan.