Yamaha Mio Umur 15 Tahun Tampil Awet Muda, Banyak Comot Part Mancanegara
Fariz · 14 Mar, 2022 11:30
0
0
Yamaha Mio tampil sederhana namun apik
Pakai part yang tidak mewah, namun tergolong langka
Gak perlu modifikasi dengan part mahal untuk terlihat proper
Tidak dipungkiri kalau dunia modifikasi sepeda motor di Indonesia sangat beragam. Bahkan terkadang memiliki trend modifikasi yang tidak bisa ditebak, contohnya ada motor lawas yang tiba-tiba naik daun.
Fenomena tersebut biasa disebut ‘gorengan’, motor-motor lawas yang tidak dilirik tiba-tiba pamornya naik kembali dengan harga jual yang melambung tinggi. Dekat-dekat ini contohnya adalah Yamaha Mio.
Matic yang sempat jadi andalan Yamaha di tahun 2000-an ini tiba-tiba eksis kembali dan ada beberapa tipe yang memang ‘digoreng’. Yaitu Yamaha Mio generasi pertama, terutama untuk warna kuning, biru telur asin, dan silver.
Meski begitu Pratama Putra Dinata tetap pede dengan Mio miliknya yang bukan termasuk dari ‘gorengan’ tersebut. “Warna orisinal putih, gue tetep pede dengan warna yang ada meski gak termasuk warna yang ‘digoreng’.”
“Sengaja juga sih, ini biar orang yang ‘ngebangun’ Mio dengan warna yang biasa tetap pede. Jadi gak harus maksa ikut-ikutan cari atau pakai 3 warna yang rare itu,” buka Rama panggilan akrabnya.
Tampilan lampu lebih kece dengan visor
Part Langka
Meski tetap mengandalkan warna putih dengan tambahan striping Mio Amore saja, tapi detail modifikasi yang disuguhkan oleh Rama terbilang apik. Bahkan tidak jarang ada part yang terbilang sudah sangat langka.
Seperti cover hawa CVT yang digunakan pada Mio lansiran 2007 ini, bisa dibilang part tersebut sempat hits di era 2000-an dan disimpan apik oleh Rama.
Aksesoris lubang hawa CVT termasuk langka
“Barang yang disimpen hampir mau usia 10 tahun tuh cover hawa CVT, gue pakai yang CNC. Netizen tuh bener-bener cari tau dan nguber ke gue, cari tahu dapet barang itu dari mana, hahaa…” selorohnya.
Bahkan Rama coba mengaplikasikan komponen yang umumnya digunakan pada modifikasi Honda Vario. Wajar saja karena dirinya juga punya sebuah Vario 125 old yang sudah dimodifikasi dengan apik.
Velocity K-Tech masih jarang diaplikasikan di modifikasi Mio
“Ada penambahan extra fan yang awalnya ramai di Vario, nah ini coba gue pasang di Mio. Ada juga velocity stack yang terpasang di dek tengah, trus ada spion MX tanpa dismoke dan visor juga. Buat cari nuansa baru aja sih,” tambah pria ramah ini.
Part Mancanegara
Part yang digunakan oleh Rama ternyata tidak semua menggunakan orisinal dari Yamaha Mio yang beredar di Indonesia. Pasalnya memang matic 110 cc ini juga dijual di beberapa negara berbeda.
Saklar Aerox 155 dikombinasi dengan handgrip Ninja 250 Jepang dan bar end Rizoma, serba hitam...
Utamanya di Vietnam dan Thailand, jadi tidak heran kalau ada aksesoris atau part orisinal yang berbeda untuk pasar di luar Indonesia. Karena dari itu, Rama coba memasangkan part yang cukup sulit ditemui ini.
“Visor dari Vietnam, garnish dasi yang di bawah head lamp juga dari Vietnam, end muffler dan behel juga dari Vietnam. Cover gearbox spidometer 5VV Thailand, Magnet 5VV Thailand, dan CDI Sepco 5VV Thailand. Nyarinya lumayan susah dan harganya juga gak ‘sekolah’, ahaha…” seru pria kelahiran 1984 ini.
Gembok spidometer berbahan aluminium termasuk langka ditemui saat ini
Kaki-Kaki Dominan Hitam
Area kaki-kaki terlihat kalem berkat penggunaan warna yang didominasi dengan warna hitam. Dari sisi depan terlihat suspensinya punya desain seperti orisinal, namun ada penambahan logo KYB yang cukup besar.
Lalu menengok di sisi kanannya terdapat cakram 260 mm dari TDR yang terpasang menggunakan adaptor aluminium serta finishing CNC yang khas akan kerapihan detailnya. Sedangkan kalipernya pakai milik CBR150R berkelir emas.
Set up pengereman terlihat sederhana namun detail
Sedangkan yang belakang pakai KTC Apex yang juga didominasi warna gelap, kombinasinya hitam dan Gunmetal Grey pada ulirnya. “Sok depan masih asli Mio Sporty, cuma setting ulang dan custom ala KYB. Belakang pakai KTC Apex tapi adjusternya pakai punya Öhlins yang CNC.”
Kejar kesan sederhana dengan KTC Apex dikombinasi adjuster CNC biru
“Cakram set aslinya untuk Vario, tapi lubang dan posisinya pas buat Mio. Modifikasi yang murah meriah aja, karena gue tuh pengen modif yang bisa mengajak orang lain ikut bisa modif dengan budget sederhana,” rincinya.
Upgrade Mesin
Untuk menunjang tenaga selama perjalanan, mesinnya kena sedikit upgrade. Dengan langkah bore up menggunakan piston 54 mm. Dengan begitu kapasitas mesinnya naik menjadi 132,5 cc.
Spesifikasi mesin barunya dikombinasi dengan CVT yang sudah kena custom agar karakternya cocok untuk digunakan di perkotaan atau turing. Pendinginan juga sudah ditingkatkan dengan adanya extra fan.
Mesin mendapatkan sokongan udara segar berkat extra fan
“Karena buat touring jadi biar enakeun aja pas nyalip-nyalip. Karena gue ngeliat modifan Mio umum nya Thailstyle, bahkan sekarang Mio proper banyak. Tapi gue pengen Mio proper yang bisa diajak touring antar provinsi.”
Aksesoris unjung knalpot aluminium cukup beken di zamannya
“Sekalian merubah mindset orang-orang soal Mio boros dan gak bisa jalan jauh. Karena tangki Mio sebenernya kecil, jadi wajar kalau dia lebih cepat mengisi BBM. Versi gue suatu kendaraan dikatakan boros kalau bahan bakar cepat habis tapi tenaga gak ada, hahaha…” tutup pria yang tergabung di komunitas Matic Ride Indo (MRI) ini.