Wuling Cortez merupakan salah satu model Low MPV yang diminati masyarakat Indonesia. Tidak hanya menyuguhkan kemewahan dan kenyamanan, mobil asal Negeri Tiongkok ini juga ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau.
Tak ayal apabila banyak orang yang tertarik untuk memilikinya. Melansir situs resminya, Cortez kini dipatok mulai dari Rp213.8 juta sampai dengan Rp294,8 juta on the road Jakarta. Bicara soal harga bekas termurahnya saat ini, pada beberapa marketplace menyebutkan Cortez lansiran pertama yang diluncurkan pada 2018 kini dibandrol Rp140 jutaan.
Berbagai kelebihan mengenai mobil ini berhasil kami sampaikan pada ulasan sebelumnya. Jika kalian tertarik membelinya, perhatikan beberapa kekurangan Wuling Cortez yang kerap kali dikeluhkan pemiliknya.
Ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau, Wuling Cortez berhasil disematkan fitur sunroof yang biasanya hanya bisa ditemui pada mobil mewah di atas Rp400 jutaan. Cara kerja membuka sunroof pada Cortez ini bisa dilakukan secara manual maupun otomatis, dengan menekan tombol dua kali secara cepat.
Memiliki banyak kegunaan selain untuk bergaya, nyatanya sunroof pada mobil ini seringkali menimbulkan masalah. Melihat beberapa kasus di dalam forum, sunroof pada Wuling Cortez ini kerap kali bocor ketika hujan.
Permasalahan utamanya ialah karet pelapis yang getas akibat mobil sering terpapar panas terik matahari secara langsung. Disisi lain, setelan posisi sunroof berubah dengan sendirinya.
Apabila timbul gejala seperti ini, disarankan untuk datang ke bengkel resmi Wuling terdekat untuk melakukan penyetelan ataupun penggantian karet yang getas.
Kekurangan Wuling Cortez ada pada bagian kaki-kakinya. Bagian utama yang sering bermasalah adalah racksteer, lower arm dan shockbreaker, yang kerap kali timbul suara ‘geleduk’, sehingga membuat pemilik merasa tidak nyaman ketika mengendarainya melintasi jalan berkontur.
Salah satu anggota yang tergabung dalam forum menyebutkan bahwa lower arm original yang digunakan mudah sobek. Untuk mengatasinya bisa menggunakan produk aftermarket. Apabila gejala suara ‘geleduk’ tersebut masih bisa dirasakan, kalian disarankan untuk mengunjungi bengkel resmi terdekat mengganti racksteer ataupun shockbreaker secara gratis dengan catatan mobil masih memiliki garansi resmi.
Kasus yang sering dialami pengguna Wuling Cortez ialah kaca pengemudi ataupun penumpang yang turun dengan sendirinya. Setelah kaca turun dengan sendirinya, permasalahan lain muncul ketika ingin menaikan kaca.
Saat ingin menaikan kaca, motor penggerak atau dinamo tidak mampu mendorong kaca ke atas. Hal ini terjadi lantaran kawat seling yang digunakan sebagai media untuk menaikan dan menurunkan kaca ini putus.
Penyebab utama kawat seling putus terjadi akibat seringnya menutup dan membuka kaca secara kasar, serta sering menutup pintu dengan cara dibanting dengan keras.
Baca juga: Apa Yang Bikin Wuling Cortez Kalah Populer Dari Mobil Jepang?
Beberapa kejadian yang dialami pengguna Wuling Cortez ialah sun glasses box yang tidak bisa menutup secara rapat. Apabila menemukan gejala seperti ini, kalian bisa mengklaimnya ke bengkel resmi Wuling terdekat untuk melakukan penggantian secara gratis selama masih berlakunya masa garansi.
Kekurangan Wuling Cortez lainnya datang dari roda bagian depan. Kampas rem pada roda depannya ini mudah habis karena menggunakan bahan material yang empuk. Efek lain yang ditimbulkan dari kejadian ini menyebabkan velg Cortez mudah kotor.
Jika dibiarkan lama, debu kampas rem yang menempel ini dapat merusak velg. Apabila tidak dibersihkan dengan segera, kotoran atau debu disc brake ini akan semakin berkerak dan susah untuk dibersihkan. Hasilnya velg akan terlihat kusam.
Untuk menangani kejadian yang serupa, pengguna Wuling Cortez bisa menggunakan kampas rem produk aftermarket yang berbahan dasar keramik.
Cortez didukung mesin turbocharged 4 silinder segaris DOHC, DVVT berkapasitas 1.451 cc dengan teknologi Turbocharger by Honeywell yang dapat menggelontorkan tenaga 142 PS @5.200 rpm dan torsi 250 Nm 1.600-3.600 rpm. Sayangnya, tarikan awal mobil ini yang dikawinkan dengan transmisi CVT masih terasa lemot.
Dalam hal ini, kalian harus lebih bersabar ketika menginginkan tarikan responsif di awal serta menghadapi medan yang menanjak. Namun begitu, perpindahaan gigi otomatis yang dihasilkan terasa begitu smooth sebagai ciri khas transmisi CVT.
Wuling Cortez masih mengandalkan fitur tilt steering saja. Tanpa adanya fitur telescopic steering, kalian harus memajukan atau memundurkan jok pengemudi untuk menyesuaikan posisi yang diinginkan.
Ketika bermanuver, Wuling Cortez dianggap merepotkan dalam berputar balik karena memiliki radius putar mencapai 5,6 meter. Kekurangan ini sebenarnya dapat dimaklumi untuk mobil dengan body yang besar, hanya saja pengemudi harus mengetahui jarak hendak ingin memutar balik atau melakukan manuver.
Baca juga: Pilih Wuling Cortez atau Toyota Innova? Simak Perbandingannya
Beberapa kekurangan Wuling Cortez berhasil kami sebutkan di atas. Jika kalian sebelumnya adalah pengguna Toyota Avanza dan berencana menggantinya dengan Wuling Cortez, menurut kami tidak ada salahnya. Mengingat mobil ini juga memiliki kelebihan yang cukup banyak untuk harga yang ditawarkan saat ini.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2022 Toyota AVANZA VELOZ Q TSS 1.5
15.640 km
1,5 tahun
Banten
2021 Toyota VELOZ Q 1.5
16.755 km
2 tahun
Banten
2020 Mitsubishi XPANDER CROSS PREMIUM 1.5
17.350 km
3,5 tahun
Banten
2018 Toyota KIJANG INNOVA REBORN G 2.0
105.533 km
5,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota KIJANG INNOVA REBORN G 2.0
84.024 km
6,5 tahun
Banten