Saat seluruh produsen mobil sedang berusaha membuat kendaraan dengan mengadopsi teknologi elektrifikasi. Namun Toyota justru kembali dengan bahan bakar hidrogen demi mempertahankan sistem kerja mesin konvensional.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Presiden Toyota, Akio Toyoda yang mengatakan bahwa mesin dengan bebas karbon dan mesin konvensional dapat bekerja secara beriringan dalam perkembangan dunia otomotif.
Akio Toyoda memang mengakui era kehadiran kendaraan dengan teknologi elektrifikasi tidak dapat dihindari. Namun, entah bagaimana cara agar dapat mempertahakan mesin konvensional.
Beberapa produsen mobil seperti mulai melupakan teknologi pada mesin dengan bahan bakar bensin atau diesel sesuai kehadiran era kendaraan elektrifikasi. Namun Toyoda yang juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Produsen Mobil Jepang (JAMA), dalam jumpa pers JAMA pada 11 Maret, mengatakan bahwa menyelamatkan mesin konvensional dapat dilakukan melalui inovasi.
Inovasi tersebut menghadirkan bahan bakar yang tidak mengandung karbon dalam proses pembakarannya. Paling tidak, bahan bakar tersebut berupa hidrogen ataupun jenis biofuel lainnya.
Untuk membuktikan kemampuan pengunaan bahan bakar hidrogen, Toyoda juga akan mengikuti kejuaraan balap dari Super Taikyu series dengan kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar jenis gas hidrogen.
Toyoda juga berpendapat bila teknologi dari kendaraan elektrifikasi tidak hanya dapat digunakan pada mobil harian, tetapi juga dapat digunakan pada transportasi lainnya seperti kereta api, kapal laut hingga pesawat terbang.
Tentu saja, apa yang dikatakan oleh Toyoda sangat masuk akal. Mereka membutuhkan infrastruktur besar untuk menyiapkan peralihan menjadi elektrifikasi. Pabrikan juga dituntut harus dipersiapkan langkah akhir dari mesin konvensional, apakah berkahir hanya di peleburan?
Dengan jenis bahan bakar hidrogen untuk mesin hemat bahan bakar dan teknologi elektrifikasi, tentu dapat membuat menurunkan emisi CO2 dengan sangat signifikan.
Namun tentunya untuk dapat mengalihkan industri otomotif dari bahan bakar fosil membutuhkan langkah yang tepat. Tidak mungkin dilakukan dalam waktu singkat. Terlebih dengan masih banyaknya kendaraan dengan mengkonsumsi bahan bakar fosil.
Melarang penggunaan kendaraan bermesin konvensional bukan suatu langkah mudah. Membutuhkan pendekatan, terlebih bagi mereka yang berada di daerah terpencil. Cukup sulit untuk memastikan pra-sarana untuk kendaraan elektrifikasi telah tersedia. Termasuk di Indonesia maupun Negara lainnya di ASEAN.
Dengan mengandalkan bahan bakar hidrogen, mesin mobil hampir tidak menghasilkan emisi dan juga tanpa suara. Namun walau demikian, tenaga yang dihasilkan mesin bertenaga hydrogen juga tidak kalah dibanding mesin bensin. Bahkan pengemudi yang mengunakan, dipastikan tidak dapat mengetahui perbedaan antara mesin bensin maupun hydrogen.
Jadi bagaimana dengan Anda? Lebih mendukung peralihan menjadi era elektrifikasi atau justru memilih menggunakan bahan bakar hidrogen seperti yang dilakukan Toyoda dalam menguji kemampuan mobil balapnya?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta