Mobil yang berkualitas tidak cuma dilihat dari built quality tapi juga kelengkapan fitur yang menunjang kenyamanan dan keselamatan. Itulah mengapa mobil dengan tingkat keselamatan terbaik punya fitur keselamatan yang cukup lengkap. Namun ternyata, orang Indonesia ini masih banyak yang abai soal penggunaan fitur terutama yang berkaitan dengan safety.
Untuk kendaraan yang baru diluncurkan biasanya selalu mengalami kenaikan harga. Pabrikan beralasan kenaikan ini karena adanya penambahan fitur atau teknologi canggih. Lantas, apakah fitur yang tersedia di mobil ini kita gunakan semua atau malah jadi pelengkap?
Dari sekian banyaknya fitur mobil yang tersemat, ada beberapa yang memang tidak digunakan. Sebenarnya bisa tidak 'nganggur', namun banyak fitur mobil yang bahkan tidak diketahui keberadaanya di dalam mobil. Biasanya karena si pemilik kendaraan tidak pernah membaca buku manual.
Kebiasaan sebagian orang Indonesia, beli mobil tapi malas baca buku manual. Sebenarnya kadang alasannya bukan karena sekedar malas tapi tidak sempat atau buku manualnya terlalu banyak materi yang perlu dipelajari. Alhasil melihatnya saja sudah enggan untuk membaca.
Padahal, dalam buku manual atau panduan kendaraan dijelaskan terkait perawatan, fitur mobil dan cara menggunakan semua kelengkapan mobil. Bahkan, dalam buku manual kendaraan seringkali dijelaskan soal penanganan darurat bila terjadi masalah, sebelum memanggil mekanik.
Orang lebih suka bertanya langsung pada orang yang dianggap ahli, atau mencari informasi di internet mengenai masalah-masalah mobilnya. Untuk itu kita perlu sempatkan untuk baca buku manual kendaraan saat santai. Jadi, kita bisa memahami cara kerja seluruh fitur yang bahkan jarang dipakai sekalipun.
Nah, apa aja sih fitur menarik yang jarang dipakai oleh orang Indonesia? Ayo kita ulas lebih jauh lagi.
Hayo ngaku, siapa sekarang yang selalu rajin pakai seatbelt kalau naik mobil di kursi baris kedua atau ketiga? Pasti jarang deh yang pakai, karena memang dari pengawasan pihak kepolisian juga cenderung hanya mengawasi pengemudi dan penumpang di depan saja. Padahal sih sebenarnya wajib menurut undang-undang dan memang kita perlu memakainya untuk perlindungan saat kecelakaan.
kebanyakan orang tidak memahami urgensi seat-belt di kursi belakang. Terlebih, pola pikir masyarakat selama ini juga masih belum sepenuhnya sadar soal penggunaan sabuk pengaman. Padahal bila ditelusuri, penumpang kursi belakang yang pakai sabuk pengaman tidak berisiko terhempas ke kursi depan saat terjadi tabrakan.
Isofix adalah standar untuk keselamatan balita di dalam mobil. Fitur ini berupa tempat untuk mengaitkan kursi bayi di kursi baris kedua atau di sandaran kursi baris pertama. Namun fitur ini lebih banyak tidak digunakan pemilik mobil, dengan alasan ribet.
Seringkali bayi lebih banyak digendong atau dipangku dan balita duduk langsung di kursi. Di sebagian masyarakat kita juga enggan memakai kursi bayi mengingat usia pakai kursi bayi yang singkat. Orang juga enggan membeli kursi bayi di mobil yang harganya terkadang hingga belasan juta rupiah.
Hampir semua mobil keluaran baru punya tombol kunci tambahan untuk pengaman anak-anak, yang letak tombolnya pada pilar B di balik pintu baris kedua. Jika fitur ini diaktifkan, pintu tidak bisa dibuka dari dalam walau tuas kunci yang dekat handle pintu sudah dibuka.
Fitur ini bertujuan supaya lebih aman bagi anak-anak yang sudah mengerti cara membuka pintu saat dalam perjalanan. Kebanyakan pemilik mobil tidak menggunakan fitur mobil ini karena tidak tahu bahwa fitur mobil ini ada. Ada juga yang enggan memakainya karena letak tombolnya yang tersembunyi.
Cuaca hujan yang sangat lebat biasanya membuat kaca jadi berembun. Untuk menghilangkannya kita bisa menyalakan defogger. Namun, defogger ini bagi banyak pemilik mobil juga jarang terpakai.
Sebab, lingkungan tropis seperti di Indonesia ini walaupun hujan lebat tidak sampai membuat kaca berembun tebal. Permasalahannya mungkin hanya guyuran hujan yang sangat tinggi membuat wiper jadi sulit menyapu air.
Kebiasaan buruk di segelintir orang Indonesia yaitu tingkat percaya dirinya kelewat tinggi saat berkendara. Ini membuat pengemudi merasa sangat lihai dan seringkali merasa tidak membutuhkan fitur keselamatan aktif walaupun mengemudikan mobil mewah. Masyarakat Indonesia masih cenderung butuh fitur kenyamanan daripada keselamatan.
"Berdasarkan studi Toyota, untuk mobil-mobil seperti Rush dan Innova, masyarakat tidak terlalu merasa perlu akan fitur keselamatan canggih itu. Mereka lebih memilih fitur kenyamanan dan juga kapasitas penumpang," ucap Dimas Aska selaku Interactive Departement Head PT Toyota Astra Motor (TAM), belum lama ini.
Seiring kemajuan teknologi, kebutuhan fitur keselamatan aktif pun coba disediakan pada mobil kelas entry level seperti Toyota Raize. Toyota ingin melihat apakah masyarakat Indonesia telah menganggap fitur keselamatan aktif ini sebagai kebutuhan penting atau tidak.
"Dengan Raize yang pakai TSS juga sekaligus mengetahui bagaimana penerimaan pasar tentang fitur ini. Kami bisa jadi konsiderasi akan ada fitur TSS di model2 lain di masa mendatang," jelas Anton Jimmy Suwandy selaku Direktur Marketing PT TAM pada kesempatan yang sama.
Kondisi jalan bebas hambatan di Indonesia ini sedikit unik karena pada jam-jam tertentu situasinya cukup ramai. Hal ini membuat mobil jadi sulit melaju dalam kecepatan konstan.
Padahal dengan lalu lintas yang lengang, kita bisa memakai fitur cruise control dan membiarkan kaki kanan beristirahat sejenak. Cruise control termasuk fitur mobil yang canggih pada mobil-mobil mewah. Adanya fitur ini membuat mobil berjalan pada kecepatan konstan di jalan bebas hambatan dan pengemudi tidak perlu menekan pedal gas, cukup mengendalikan kemudi saja.
Namun banyak orang yang enggan menggunakan fitur mobil ini dengan alasan khawatir jika pedal gas tidak dikendalikan sendiri. Terlebih, kondisi jalan yang tidak dapat dipastikan selalu bebas hambatan membuat kita jadi sulit berkendara secara konstan.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta