Fitur keselamatan pada sebuah kendaraan kini menjadi hal yang sangat diperhatikan. Setiap produsen mobil pun tentunya saling berlomba menyajikan fitur keselamatan paling lengkap. Dan untuk menambah keyakinan buat calon pembelinya, biasanya disertakan pula hasil uji tabrakan (crash test) yang dilakukan terhadap mobil tersebut.
Hasil uji tabrakan mobil ini umumnya dikeluarkan oleh lembaga terkait. Misalnya Euro NCAP (New Car Assessment Program), Japan NCAP, Asia NCAP dan lain sebagainya. Dan hasil tes itu diberi penilaian berupa bintang 1 sampai 5. Semakin tinggi perolehan bintang, maka semakin aman mobil tersebut melindungi dari risiko cidera atau kematian ketika terjadi kecelakaan.
Saat melakukan uji tabrakan ini, tentunya lembaga tersebut melakukan simulasi kecelakaan di jalan raya. Meskipun dilakukan di ruang tertutup, namun dibuat sedemikian mungkin saat kondisi mobil terlibat benturan dari arah depan, belakang, samping, bahkan terguling.
Tentunya untuk proses ini lembaga penguji sekarang tidak menggunakan orang sungguhan. Namun menggunakan boneka uji tabrakan yang dipasangi sensor. Nah ternyata ada kisah menarik tentang boneka yang dipakai saat uji tabrakan mobil ini lho!.
Baca juga : Renault Triber Raih 4 Bintang Uji Tabrak Global NCAP, Perlu Penyempurnaan Untuk Keselamatan Anak
Penggunaan boneka uji tabrakan mobil yang digunakan saat ini berawal sejak tahun 1930-an. Namun ketika itu para peneliti dari Wayne State University di Detroit, Amerika Serikat (AS) menggunakan mayat manusia utuh. Ini untuk mengetahui seperti apa kekuatan tengkorak dan tulang-tulang manusia.
Lawrence Patrick, peneliti dari Wayne State University saat itu menemukan fakta, jika ternyata tengkorak manusia bisa menahan beban hingga 1,5 ton dalam satu detik. Pada saat itu ia juga melakukan uji coba tetang dampak benturan beban terhadap dada, lutut, dan tulang belakang manusia.
Dari data-data inilah kemudian dikembangkan sistem keselamatan pada sebuah mobil antara lain munculnya penggunaan sabuk keselamatan pertama di dunia yang diterapkan pada Ford Explorer.
Meskipun saat ini objek penelitian sudah diganti jadi boneka, namun penggunaan mayat manusia dianggap lebih akurat dalam beberapa kasus uji tambrakan. Dan karena perusahaan mobil tidak mau terlibat langsung dengan alasan etika, pengujian pakai mayat ini masih didanai oleh lembaga pemerintahan di Amerika Serikat, seperti dari Highway Safety Institute (NHTSA) dan United States Insurance Institute for Highway Safety (IIHS).
Para peneliti ini pun sudah disumpah untuk menyembunyikan identitas mayat yang digunakan dalam penelitian. Termasuk nama mayat, dari keluarga mana, sampai kapan dan tes apa yang dilakukan terhadap mayat tersebut. Kemudian saat digunakan dalam uji tabrakan mobil, mayat tersebut juga dibungkus rapih dari atas kepala sampai kaki sebagai bentuk penghormatan kepada yang sudah meninggal itu termasuk keluarganya.
Kemudian mayat itu dilengapi dengan sensor, sementara dibalik tengkorak kepalanya diisi dengan gelatin untuk mensimulasikan kondisi otak manusia hidup. Jika sudah rapih, mayat pun di dudukkan di jok mobil untuk kemudian dilempar benda-benda ke sejumlah titik tubuhnya.
Baca juga : Hasil Uji Tabrak Toyota Raize dan Daihatsu Rocky Raih Bintang 5, Lengkapi Jaminan Keselamatan
Tentu saja penggunaan mayat manusia ini menimbulkan pro dan kontra. Meksipun pada tahun 1995, Wayne State University menerbitkan sebuah penelitian jika pengujian pakai mayat manusia asli mengurangi jumlah kematian akibat kecelakaan di jalan raya hingga 8.500 jiwa per tahun.
Namun kemudian penggunaan mayat ini pun diganti dengan boneka. apalagi banyak yang menganggap bentuk dan ukuran manusia berbeda-beda sehingga tidak bisa menyimpan data yang sama. Apalagi seringkali mayat yang didonasikan untuk kebutuhan pengujian kondisinya sudah tidak layak. Seperti tulangnya telah rapuh atau tubuhnya hancur akibat ekcelakaan.
Akhirnya pasca tahun 1990-an penelitian menggunakan mayat berkurang pesat. Meskipun dalam 3-4 tahun terakhir, mayat masih dipakai untuk penelitian maksimal dua kali per tahun.
Baca juga : Mengejutkan! Hasil Uji Tabrak Nissan X-Trail 2021 di AS Hanya Raih 2 Bintang
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta