Belum lama ini recall mobil-mobil listrik yang dilakukan oleh General Motors (GM) dan Hyundai dilakukan sangat massif. GM menarik hingga 145.000 unit Chevrolet Bolt sementara Hyundai menarik hingga 82.000 unit Hyundai Kona EV dan Ioniq, dimana keduanya dilakukan karena baterainya beresiko besar terbakar! Baterai adalah bagian paling krusial saat mobil listrik terbakar.
Baik GM dan Hyundai memang telah menerima banyak kritik karena buruknya kualitas baterai yang dipasang pada model mobil listrik mereka. Baterai yang terpengaruh dalam recall saat ini dibuat oleh LG Chem. Bahkan Hyundai, saat ini telah menghentikan penjualan Hyundai Kona EV di Korea Selatan, dan lebih fokus pada penjualan Ioniq 5.
Masalah dengan risiko kebakaran pada baterai mobil listrik memang lebih rumit jika dibandingkan dengan mobil-mobil bermesin konvensional, berbahan bakar bensin atau diesel. Karena pada kebakaran yang melibatkan baterai kendaraan listrik, api yang muncul tidak dapat dengan mudah dipadamkan. Bahkan jika petugas pemadam kebakaran telah memadamkan api, baterai dapat menyala lagi beberapa jam kemudian, karena arus pendek yang mengalir dari satu sel baterai ke sel lainnya.
Kondisi ini bahkan sudah menjadi perhatian di Negara-negara yang sudah mulai meningkat populasi mobil listriknya, salah satunya Amerika Serikat (AS). Bahkan National Transportation Safety Board (NTSB) atau Dewan Keselamatan Transportasai Nasional Amerika Serikat juga telah menghimbau kepada para pabrikan mobil listrik untuk memberikan panduan yang cukup untuk menangani mobil listrik terbakar.
“Panduan tanggap darurat sebagian besar pabrikan untuk mengatasi kebakaran baterai lithium-ion tegangan tinggi, kurang memperhatikan pedoman khusus kendaraan yang dapat menekan terjadinya kebakaran” ujar juru bicara NTSB. “Selain untuk mendapatkan pemadaman kebakaran baterai lithium-ion tegangan tinggi yang efisien, kurangnya informasi mengenai pemadaman kebakaran kendaraan yang spesifik dapat menyebabkan kebingungan atau tindakan yang tidak disarankan oleh pihak yang pertama kali merespon,” tambahnya.
Dalam satu kasus cukup luas dipublikasikan di AS, pihak pemadam kebakaran AS bahkan harus dipanggil hingga dua kali untuk memadamkan api pada kasus terbakarnya sebuah Chevy Bolt yang sama. Pada upaya kedua mereka, pemadam kebakaran tidak bisa berbuat banyak selain menyiramnya dengan semua yang mereka miliki, tetapi api di mobil listrik terbakar tersebut terus menyala selama 4 jam.
Kasus lainnya yang terjadi pada April 2021 lalu, sebuah Tesla Model S terbakar di Houston yang menewaskan dua penumpangnya. Pemadam kebakaran membutuhkan 7 jam dan 28.000 galon air – jumlah air yang normalnya mereka gunakan untuk satu bulan -- untuk dapat memadamkan kasus kebakaran tersebut.
Pihak pemadam kebakaran di AS (U.S Fire Administration - USFA) menyatakan bahwa proses terbakarnya kantong sel baterai lithium-ion yang kerap digunakan pada mobil listrik dapat menghasilkan panas di atas 2.760 derajat celcius saat terbakar.
Baca juga: Hyundai dan LG Sepakat Bangun Pabrik Baterai di Indonesia, Harga Mobil Listrik Bakal Makin Murah
Kelemahan utama baterai lithium-ion pada mobil listrik adalah penggunaan elektrolit cair organik, yang mudah menguap dan mudah terbakar saat beroperasi pada suhu tinggi. Dan faktor eksternal seperti tabrakan juga dapat menyebabkan kebocoran bahan kimia dan kemudian terbakar. Tak hanya sulitnya dipadamkan, kebakaran pada baterai lithium-ion juga berpotensi menghasilkan gas yang beracun.
Prof Paul Christensen dari Universitas Newcastle, salah satu pakar terkemuka di dunia dalam desain baterai lithium-ion menyatakan, “Uap yang dikeluarkan mewakili bahaya yang nyata dalam hal toksisitas dan kemungkinan ledakan, serta asap dari baterai yang terbakar ini juga bahaya karena beracun. ”Penyebab utamanya adalah kehadiran lithium hexafluorophosphate, yang merupakan zat kimia yang membentuk bagian dari elektrolit cair baterai. Saat terbakar, gas hidrogen fluorida akan dilepaskan, “hal ini dapat menimbulkan ancaman racun yang serius, terutama untuk baterai lithium-ion besar yang berada di lingkungan terbatas,” tambahnya.
Baca juga: Listrik Rumah Cuma 2.200 VA Apakah Bisa Ngecas Mobil Listrik?
Kondisi dimana terjadinya mobil listrik terbakar saat ini memang masih memiliki angka yang sangat kecil. Jika dibandingkan dengan resiko kerusakan kesehatan akibat emisi gas buang mobil-mobil bermesin konvensional yang terjadi di tengah masyarakat, maka bahaya akibat kebakaran yang terjadi karena terbakarnya mobil listrik masih memiliki resiko kesehatan lebih rendah.
Pihak NTSB sendiri menyadari bahwa saat ini merupakan bagian dari proses belajar, seiring mulai bertambahnya populasi mobil listrik. Selama satu abad terakhir dimana mereka telah berpengalaman dalam mengatasi mobil konvensional yang terbakar, maka berurusan dengan mobil listrik adalah sebuah hal yang baru dan mereka sadari masih perlu mengejar berbagai ketinggalan.
Lalu bagaimana cara paling efisien untuk mengurangi resiko mobil listrik terbakar? Cara paling efektif dan tepat adalah dengan merawat mobil listrik Anda dengan benar. Menjaga perawatan mobil Anda dan memperbaikinya secara teratur adalah cara terbaik untuk menghindari kebakaran spontan.
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Perbedaan Mobil Hybrid dan Mobil Listrik Murni
Berdasarkan data statistik dari pemadam kebakaran di Irlandia, dua dari tiga kebakaran mobil di pinggir jalan, disebabkan oleh kerusakan mekanis atau listrik. Hal ini mebuat Anda tidak boleh mengabaikan lampu peringatan yang menyala di panel instrumen. Dan jika mobil Anda menjadi bagian dari penarikan produk (recall), jangan menunda untuk mengirimkannya ke bengkel dan memperbaikinya.
Jika di Amerika Serikat saja yang populasi mobil listriknya sudah mencapai 1,8 juta unit tahun 2020 lalu masih mengalami kesulitan dalam menghadapi kasus terbakarnya mobil listrik, bagaimana di Indonesia? Apakah pemadam kebakaran di Indonesia sudah memiliki informasi yang tepat mengenai cara mengatasi terbakarnya mobil listrik ini?
Tampaknya para Agen Pemegang Merek (APM) mobil atau motor yang sudah menjual kendaraan listrik – termasuk mobil-mobil hybrid dan plug-in hybrid – perlu mulai memikirkan hal ini, sebelum adanya kejadian yang tak diinginkan. Tak hanya untuk keselamatan penggunanya, tapi juga untuk lingkungan di sekitarnya.
Baca juga: Daftar Harga Mobil Listrik di Indonesia di Bawah Rp 1 Milyar, Termurah Rp 480 Jutaan!
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2020 BMW X1 SDRIVE18I XLINE 1.5
35.681 km
3 tahun
Jakarta
2021 Toyota RAIZE S 1.0
15.274 km
2 tahun
Jawa Barat
2021 Kia SONET DYNAMIC 1.5
12.742 km
2 tahun
Java East
2021 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.465 km
2,5 tahun
Banten
2021 Toyota RAIZE GR SPORT TSS 1.0
14.811 km
2 tahun
Banten