Pertamina baru saja menaikkan harga bahan bakar bensin mereka untuk RON 98. Terhitung 18 September 2021, harga Pertamax Turbo yang semula Rp 9.850 naik menjadi Rp 12.300 per liter. Akibat kenaikan yang lumayan besar, mengoplos dengan Pertalite sudah tak lagi efisien.
Dulu, seringkali para pemilik mobil melakukan cara praktis dengan mencampur Pertalite dengan Pertamax Turbo supaya bisa mendapat angka rata-rata oktan 94 tapi dengan perhitungan harga lebih murah dari Pertamax yang memiliki oktan 92.
Mengacu harga lama, harga rata-rata campuran Pertalite dengan Pertamax Turbo yaitu (Rp7.650 + Rp9.850): 2 = Rp8.750. Hasilnya bisa lebih murah dari Pertamax yang dijual Rp9.000/liter tapi dengan angka oktan yang lebih tinggi.
Namun dengan harga baru Pertamax Turbo ini, membuat oplos bensin tak lagi efisien. Berikut ini perhitungannya: (Rp7.650 + Rp12.300): 2 = Rp9.975. Jadi tidak efisien bukan?
Mencampur Bensin antara Pertalite dan Pertamax Turbo, Bahaya Untuk Mesin
Mencampur kedua jenis bensin ini ternyata berbahaya untuk mesin. Hal yang umum terjadi ialah bisa mengurangi tingkat detergen yang ada di dalam bensin oplosan itu. Bahkan, efek oplosan ini membuat beberapa kandungan kimia penting di bensin beroktan tinggi malah hilang.
dalam setiap jenis BBM itu tidak hanya terdapat kandungan aditif oktan saja. Namun ada banyak jenis bahan kimia yang relatif berbeda yang terkandung di tiap jenis bensin walaupun dikeluarkan oleh perusahaan yang sama.
Sebagai contoh, Pertamax Turbo memiliki kandungan detergen yang bisa membersihkan kerak pada mesin. Jika dicampur dengan bensin jenis lain seperti Pertalite, unsur tersebut akan menurun.
"Kalau menambah oktan dengan cara mencapur. Itu tidak baik karena struktur bahan bakar dari mineral dan kimia, tingat oksidasi, dan oksigen di bahan bakar itu tidak sama. ECU jadi berpikir panjang untuk mengolah jenis bahan bakar campur ini," ucap Rifat Sungkar, Pebalap Nasional sekaligus Brand Ambassador Mitsubishi di Indonesia.
Alhasil, proses pembakaran juga tidak berjalan dengan optimal dan semestinya, sebagai reaksi kimia dari kedua bahan yang berbeda telah tercampur. Untuk jangka lama, mesin akan mengalami knocking atau ngelitik.
"Untuk tipe oktan yang dibutuhkan ini selalu jadi perdebatan, karena sifat dasar manusia cari yang paling efisien, mencari kualitas oktan yang lebih rendah (supaya hemat). Padahal bisa menjadikan mobi knocking, rusak ruang bakar dan rusak piston," jelas Rifat.
Pada mobil produksi terbaru, pada mesinnya sudah dilengkapi dengan knocking sensor. Sistem akan segera memberi peringatan apabila kadar BBM memakai bensin di bawah ketentuan.
Namun apabila mobil kalian belum ada sensor kualitas BBM, itu yang jadi bahaya. Kamu harus siap juga mengeluarkan budget lebih untuk membersihkan ruang bakar dan saluran bahan bakar mobil supaya performa bisa kembali seperti semula.
Melihat efek jangka panjang yang ditimbulkan dari mencampur dua jenis bensin, maka tidak dianjurkan untuk gonta ganti bensin. Menurut Rifat, memakai bensin jenis lain ini sebaiknya hanya dilakukan saat kondisi darurat. Misalnya saja biasa pakai Pertamax lantas di SPBU stoknya lagi kosong, kita bisa pakai Pertalite.
"Kadang kita suka menghadapi situasi emergency tiba-tiba merek Y gak ada dan ketemunya merek Z. Kalau untuk emergency boleh saja," ucap Rifat.
Jadi jika kamu ingin berganti jenis bahan bakar, usahakan tangki bensin benar-benar kosong terlebih dahulu. Apabila cuma berganti jenis bahan bakar dalam kondisi darurat, sebaiknya gunakan lagi merek atau jenis bensin seperti semula saat sudah kembali menemukannya.
Upaya mencampur dua jenis bensin ini sering dilakukan pemilik kendaraan dengan tujuan efisiensi. Kombinasi bensin dengan oktan tinggi dan rendah dapat menghasilkan angka rata-rata oktan yang masih lumayan tinggi, tapi dengan harga beli cukup murah.
Namun kini, Pertamina telah menaikkan harga Pertamax Turbo sehingga tak lagi membuat cara oplos bensin ini semakin efisien. Bahkan menurut para pakar, cara mencampur bahan bakar juga memiliki risiko buruk untuk mesin kendaraan dalam jangka panjang.
Jadi, masihkah kamu tergoda oplos bensin di mobil?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta