Ada hal yang cukup unik di tengah suasana pembatasan karena wabah Covid-19, yaitu mobil Eropa lawas kembali naik daun alias ngetren. Pengguna sedan motuba seperti Mercedes-Benz W124 'Mercy Boxer' atau Volvo 960 mulai ramai kembali seperti era 90-an. Dengan usia yang cukup tua, apa sih kelebihan dan kekurangan saat kita memelihara mobil Eropa ini?
Bagi kebanyakan orang, memelihara mobil Eropa lawas jadi pantangan karena dinilai teknologi yang dimiliki serta ketersediaan sparepart cukup sulit. Namun bagi para penghobi mobil Eropa, hal tadi jadi tantangan karena tak semua mobil Eropa sulit perawatannya.
Tantangan yang dihadapi lebih pada rancangan desain mesin dan banyak komponen yang lebih kompleks demi mengejar durabilitas. Soal ketersediaan sparepart sebenarnya tak jadi masalah karena populasi mobil Eropa lawas ini menjadi salah satu model populer di dunia. Artinya, masih banyak produsen sparepart OEM yang memasarkan suku cadang dari mobil lawas.
Jadi supaya tidak gamang dan terbawa omongan 'katanya si ini - katanya si itu', mari kita bahas kelebihan dan Kekurangan mobil Eropa lawas seperti Mercy Boxer atau Volvo 960 di tahun 2021 ini.
Walaupun harganya di bawah Rp100 juta, namun desainnya masih menyisakan aura kemewahan khas 90-an. Mobil eropa memiliki desain yang lebih everlasting dibanding mobil-mobil keluaran Jepang. Desain-desain mobil Eropa sekalipun tua tidak lekang jaman.
Misalnya kita memiliki Volvo 960, desain boxy ala Skandinavia ini mengingatkan kita pada menteri di era pemerintahan Presiden Soeharto. Selain itu, rancangan mobil Eropa didesain dengan konstruksi yang kuat dan lebih rigid.
Statusnya sebagai mobil kelas atas saat itu membuat deretan mobil Eropa memiliki kualitas kabin jempolan. Setelah hampir 30 tahun lamanya, kualitas tersebut masih ada, meskipun secara fitur sudah usang bila dibandingkan mobil keluaran baru atau tahun muda.
Untuk memanjakan penumpang dan pengemudi, mobil Eropa seperti Mercy Boxer atau Volvo 960 punya kabin yang kedap dan bantingan suspensi yang nyaman. Hanya sedikit motuba Jepang yang memiliki kenyamanan sepadan dan masih eksis hingga kini, misalnya Honda Accord Maestro.
Hanya saja, mobil Eropa keluaran tahun 90-an awal masih jarang yang memakai teknologi panel AC digital. Teknologinya masih memakai AC analog dengan knob, tapi sudah memakai dual climate zone.
Pabrikan mobil Eropa seperti Mercedes-Benz, BMW, Audi, dan lainnya hingga kini masih mempertahankan penggerak roda belakang untuk lini produk sedan mereka. Sistem penggerak roda belakang (RWD) pun mampu memberikan traksi baik saat kendaraan dimuati beban berat.
RWD bisa membagi tugas dan beban masing-masing sumbu roda dengan lebih baik ketimbang FWD. Meskipun terlihat sederhana, namun posisi mesin di depan dengan RWD diyakini mampu memberi distribusi bobot yang proporsional.
Sepeninggal mobil Amerika, Indonesia cukup banyak dibanjiri produk Eropa dengan mesin berkapasitas besar. Volvo 960 misalnya, menjadi pelopor penggunaan mesin kecil turbo yang kini semakin tren penggunaannya pada kendaraan Jepang.
Volvo 960 turbo hadir dengan mesin 2.300 cc dengan tenaga mencapai 165 ps. Cukup besar pada masanya.
Berbekal mesin besar, tenaga yang dihasilkan juga lumayan. Untuk Mercedes-Benz era 90-an, kapasitas terkecilnya yaitu 1.800 cc yang digunakan pada C180 W202. Tidak heran, sedan Eropa yang muncul di tahun 90-an memiliki tenaga di atas 100 hp, yang tergolong lumayan besar saat itu.
Motuba tak berarti ketinggalan zaman, karena bisa saja menjadi model yang mempelopori fitur keselamatan modern. Sebut saja Volvo 960 memiliki fitur keselamatan standar yakni Side Impact Protection System.
Sedan ini juga mendapat fitur keselamatan baru seperti sabuk pengaman reel inersia tiga titik dan sandaran kepala yang dapat disesuaikan untuk bagian tengah jok belakang. Struktur rangka Volvo 960 juga begitu kokoh, sehingga membuatnya dijuluki sebagai tank Swedia.
Untuk mendapatkan segala kemewahan mobil Eropa lawas, kamu tidak perlu merogoh kocek yang sangat dalam. Dengan uang Rp 50 juta saja kamu sudah bisa meminang sedan Mercedes-Benz tahun 90-an awal. Bahkan untuk Volvo 960 ini pasarannya hanya Rp30 jutaan, setara harga Yamaha NMax baru.
Nah itu tadi gambaran umum soal kelebihan yang dimiliki sedan Eropa keluaran 90-an. Kini kita bahas kekurangan yang dimiliki atau yang bisa kita alami saat memelihara motuba ini.
Sub judul di atas sudah sedikit menjelaskan bagaimana soal perawatan mobil Eropa yang tidak bisa sembarangan. Perlu penanganan dari mekanik spesialis yang terbiasa pegang merek Eropa karena rancangannya cukup berbeda.
Salah penanganan, kerusakan malah bisa makin parah dan biaya perbaikan membengkak. Sebagai contoh yaitu filter oli di Mercy Boxer tipe 230E perlu alat khusus untuk membukanya. Tidak semua bengkel umum memiliki alat untuk mrmbuka filter oli sehingga membuat perawatannya lebih rumit.
Hal inilah yang membuat mobil Eropa lebih sulit soal perawatan dibanding mobil Jepang. Pasalnya mobil Jepang, apalagi yang keluaran tahun lama umumnya memiliki layout dan kelistrikaan lebih sederhana.
Untuk kamu yang tinggal di kota seperti Jakarta mungkin tidak susah untuk menemukan bengkel spesialis mobil Eropa. Namun jika sudah masuk ke daerah kota kecil atau luar Jawa tentu hal ini akan menjadi sulit.
Soal ketersediaan sparepart sebenarnya masih relatif mudah, apalagi di zaman sekarang bisa beli secara online di toko terpercaya. Persoalannya yaitu tidak semua bengkel bisa melakukan bongkar pasang sparepart fast moving mobil Eropa.
Mobil Eropa rata-rata dibekali mesin berkapasitas besar. Konsekuensinya, konsumsi bahan bakar jadi cukup boros. Untuk Mercy Boxer 300E misalnya, konsumsi bahan bakarnya pada kisaran 6-9 km/liter. Wajar saja, kapasitas mesinnya 3.000 cc sehingga cukup rakus.
Saat kamu berniat memelihara mobil Eropa, sebaiknya pastikan wilayah tinggalmu cukup mudah untuk mencari bengkel spesialis. Dengan begini, kondisi mobil bisa tetap terjaga secara prima.
Kelemahan lainnya masih bisa kita maklumi sebagai 'bawaan orok', seperti boros bensin karena kapasitas mesinnya yang besar. Itulah mengapa, pengguna mobil Eropa hanya menggunakan mobilnya untuk jalan-jalan di akhir pekan.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta