Segmen SUV medium peminatnya cukup banyak di Indonesia. Hanya saja, pengguna mobil ini masih belum sebanyak low SUV karena harga barunya yang mahal. Kalau kalian budget terbatas dan ingin punya Toyota Fortuner atau Mitsubishi Pajero Sport, bisa kok beli SUV tersebut dalam kondisi bekas.
Bisa kita sedikit bandingkan, umumnya harga low SUV baru dijual pada kisaran Rp200-250 jutaan. Nah untuk SUV medium bekas bermesin diesel ini kita cukup menyediakan budget maksimal Rp200 juta. Di kisaran harga segitu, unit yang ditawarkan biasanya keluaran 2010 ke bawah. Statusnya mungkin sudah masuk ke golongan mobil setengah tua, tapi performa yang dimiliki tetap perkasa.
Pasalnya, mobil ini dibekali mesin diesel dan sasis ladder frame yang kuat untuk menghadapi medan off road. Untuk pemakaian harian pun kabinnya cukup besar karena kapasitasnya bisa untuk 7-seater.
Untuk pilihan modelnya cukup beragam, nggak cuma dari merek Jepang tapi juga ada yang merek Amerika. Dengan begini, kalian bisa tampil gaya dengan budget yang relatif sederhana. Yuk disimak..
Toyota Fortuner ini pertama kali hadir pada 2005, tapi berupa mesin bensin menggunakan basis IMV, yang merupakan singkatan Innovative International Multi-purpose Vehicle. Proyek IMV Toyota merupakan dasar basis dari lahirnya mobil-mobil SUV, Light Pick Up Truck maupun MPV Toyota.
Sedangkan Toyota Fortuner versi diesel baru meluncur di ajang IIMS pada tahun 2007. Fortuner diesel dibekali dengan mesin 2KD-FTV D-4D berteknologi common rail, yang juga digunakan oleh Toyota Kijang Innova diesel.
Mesin berkubikasi 2.494 cc yang telah dilengkapi turbo tersebut dapat menghasilkan tenaga hingga 102 dk. Saat itu, Toyota hanya memberikan opsi transmisi manual dengan sistem penggerak 4x2 untuk Fortuner.
Kelebihan dari Fortuner diesel ini ialah memiliki torsi tinggi di putaran rendah. Torsi mobil ini mencapai titik maksimumnya dari putaran 1.400 rpm hingga 3.400 rpm. Hal ini membuat Fortuner bisa membukukan 1:9 sampai 1:12 liter per kilometer, cukup irit untuk mesin berkapasitas besar.
Toyota Fortuner sudah sejak lama digunakan sebagai mobil yang menjadi simbol status sosial. Image mahal dan tangguh melekat pada mobil ini.
Bila kamu berminat dengan Fortuner generasi pertama, sebaiknya ketahui beberapa kekurangannya. Hal pertama yang bisa kita rasakan yaitu suspensinya cenderung kaku namun masih terasa limbung di tikungan. Selain itu, getaran mesinnya cukup terasa, namun untungnya peredaman di kabin cukup baik sehingga suara khas diesel tidak terdengar ke dalam kabin.
Keberhasilan Toyota Fortuner, terutama model bermesin diesel yang diterima pasar dalam negeri dengan cukup antusias mendorong pihak Mitsubishi kemudian merilis Pajero Sport di tahun 2009. Tak seperti Fortuner, Pajero Sport sejak awal hadir dengan mesin diesel.
Bila melihat sejarahnya, Pajero Sport yang masuk ke Indonesia ini adalah generasi kedua secara global. Nasibnya pun tak kalah baik dibandingkan Fortuner, karena penjualannya cukup laris walau tak bisa melampaui jagoan Toyota tersebut.
SUV besutan pabrikan berlogo tiga berlian ini juga terkenal dengan mesinnya yang badak. Selain itu, walaupun Pajero Sport ini SUV ladder frame tapi tapi cukup nyaman bila dipakai di dalam kota atau luar kota.
Bila dibandingkan Fortuner, Pajero Sport tipe Dakar ini fiturnya lebih oke. Tipe tersebut sudah dibekali sunroof, paddle shift dan jok juga sudah kulit yang warnanya hitam.
Bicara soal kinerja, mesin diesel milik Pajero Sport memiliki dua output yang berbeda, untuk generasi awal mesinnya masih belum mengusung teknologi variable geometry turbo (VGT). Outputnya hanya sebesar 136 hp dan torsi 314 Nm.
Kemudian pada versi facelift di tahun 2011 tenaganya naik jadi 174 hp dan torsi 400 Nm setelah mengusung teknologi variable geometry turbo (VGT). Sebagai informasi, Pajero Sport yang mengusung teknologi VGT mulai mengaspal di jalanan Indonesia pada tahun 2011 untuk varian Dakar.
Pilihan transmisinya juga lebih beragam, karena Pajero Sport generasi kedua mempunyai tiga pilihan. Ada manual 5-percepatan dan otomatis 4-percepatan untuk varian GLS dan Exceed, serta otomatis 5-percepatan untuk varian 4×4 GLX dan Dakar.
Meskipun menarik, kalian perlu juga waspada terhadap kelemahan Mitsubishi Pajero Sport generasi kedua yang agak lemah di bagian kaki-kaki. Penyakit yang sering ditemui biasanya pada bagian ball joint, tie rod, dan shockbreaker belakang.
Kerusakan itu kebanyakan terjadi akibat faktor umur saja. Jadi, pastikan kaki-kaki mobil yang kalian incar masih sehat supaya tak banyak biaya perbaikannya.
Kiprah Chevrolet Captiva memang telah berakhir, dan tongkat estafet dilanjutkan oleh Wuling Almaz yang di luar sana dijual sebagai Captiva. Agak disayangkan Almaz ini hanya ada versi bensin, tidak ada versi diesel seperti Captiva dulu.
Versi diesel Chevrolet Captiva ini cenderung lebih banyak dicari di bursa mobil bekas karena lebih irit bahan bakar dan tenaga yang besar, karena sudah memiliki turbo. Lebih kerennya lagi Chevrolet Captiva juga memiliki varian penggerak roda depan (FWD) dan sempat masuk versi All-Wheel Drive (AWD) walau populasinya tak banyak.
Mesin dieselnya ini dibekali teknologi DOHC, DBW, with Variable Geometry yang minim getaran. Hasilnya, dapur pacu Captiva mampu melecutkan tenaga hingga 154 PS @4000 rpm serta torsi 310 Nm @2000 rpm.
Untuk mengatur laju kendaraan, Chevrolet Captiva tersedia dengan dua pilihan transmisi, yakni manual 6-percepatan serta otomatis 6-percepatan.
Sebagai catatan, Captiva menggunakan teknologi Common Rail Direct Injection pada mesin dieselnya. Hal ini jelas membuat Chevrolet Captiva perlu perhatian lebih, terutama pada penggunaan bahan bakarnya. Teknologi Common Rail dikenal tidak cocok menggunakan Bio Solar atau solar dengan kualitas yang rendah.
Apabila menggunakan solar biasa secara terus menerus, bisa dipastikan umur injector yang berada di dalam mesin tidak akan awet. Selain itu, juga berdampak pada emisi gas buang dengan mengeluarkan asap hitam yang pekat.
Selain pertarungan Fortuner dan Pajero Sport, ada Ford Everest yang menjadi alternatif menarik SUV ladder frame 7-seater. Desain macho dan performa tangguh khas mobil Amerika jadi keunggulan Everest.
Ford Everest generasi kedua dibekali mesin MZR-CD 2.5L Duratorq Turbo Diesel Common-Rail Injection (TDCi) 4-sinder segaris. Tenaga yang dihasilkan sebesar 145 PS @3.500 rpm dan torsi puncak mencapai 330 Nm @1.800 rpm.
Tenaga mesinnya didistribusikan melalui transmisi manual 5-percepatan dan otomatis yang kemudian ditranslasi ke penggerak roda belakang serta Four-wheel Drive. Melihat angka tenaganya, mesin Ford Everest ini lebih oke dibandingkan Fortuner ataupun Pajero Sport diesel pre facelift.
Kenyamanan berkendara dari Ford Everest juga tak kalah karena untuk transmisi manualnya memiliki pijakan kopling yang cukup ringan. Dengan begitu kalian tidak akan merasa mudah lelah. Selain itu, kaki-kaki jarang bermasalah kecuali faktor usia serta pemakaian yang tidak semestinya.
Kelemahan Ford Everest hanyalah pada sisi purna jual, dimana bengkel spesialisnya tak sebanyak merek Jepang. Kemudian, harga spare part Ford Everest gen-2 ini terbilang cukup mahal.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta