Setelah sukses dengan produk sasis OH 1521, Mercedes-Benz/Daimler Indonesia kemudian meluncurkan sasis bus OH 1525 yang dipersiapkan sebagai suksesor. Bus yang meluncur pada medio 2004 ini sudah dibekali dengan ECU untuk mengatur suplai BBM dan pembakaran yang ideal. Rupanya, kecanggihan yang ditawarkan oleh OH 1525 belum bisa menandingi keandalan OH 1521.
Bila mengartikan kode dari sasis ini adalah, "OH" artinya "Omnibus Heckmotor" yang kalau diterjemahkan berarti sasis bus dengan posisi di belakang, "15" artinya GVW dari sasis ini adalah 15 ton, dan "25" artinya sasis ini memiliki tenaga pembulatan 250 ps.
Chasis ini kemudian lebih dikenal dengan Mercy elektrik, karena sistem asupan bahan bakarnya bekerja secara elektrikal yang diatur oleh ECU. Sementara itu, OH 1521 sistem injeksi bahan bakarnya bisa diatur secara mekanis. Dengan sistem elektrik tadi, membuat tenaga yang dihasilkan lebih besar walau kapasitas mesinnya lebih kecil dari Si Intercooler.
Sebagaimana diketahui, Mercedes-Benz OH 1525 dibekali mesin baru seri OM 906 LA. Mesin tersebut menggantikan mesin seri OM 366 series yang sudah dipakai sejak generasi OH 1113 prima, OH 1518 King hingga OH 1521 Intercooler.
Secara tenaga yang dihasilkan OH 1521 bisa lebih besar, mencapai 245 ps @ 2.300 rpm dan torsi 900 Nm @ 1200 rpm. Tenaga dari mesin kemudian disalurkan ke roda via Transmisi manual 6 percepatan.
Itu tadi sekilas spesifikasi soal Mercy Elektrik, Bagaimana dengan kiprahnya di jagat transportasi nasional? Mari kita bahas lebih lanjut.
Mercedes-Benz OH 1525 masuk pada 2004 dengan membawa teknologi baru, yaitu penggunaan Engine Control Unit. Adapun pada generasi sebelumnya OH 1521 Intercooler belum mengadopsi teknologi ini.
Mesin baru ini pada masanya mendapat sambutan baik, terutama karena produksi powernya yang meningkat lumayan besar dari generasi sebelumnya 210 ps (pada 1521) menjadi 245 Ps (pembulatan 250 Ps dalam seri engine).
Mercedes OH 1525 sekaligus menjadi pelopor Mercedes-Benz di Indonesia yang memasuki era baru bus modern, dengan dukungan sistem full elektrik untuk mengatur kinerja mesin. Ciri khas OH 1525 yang bisa kita lihat cukup mudah pada eksterior maupun interior,dari sisi eksterior terletak pada panjang overhang depan yang lebih panjang dari 1521 intercooler.
Namun munculnya OH 1525 ini bukannya tanpa keluhan, karena banyak yang merasakan penurunan kualitas kenyamanan khas Mercedes khususnya di suspensi yang terbilang keras. Karakteristik per daun di Mercy Elektrik tidak senyaman seri OH 1521 atau OH 1518.
Masalah bantingan suspensi yang kurang nyaman ini mendorong banyak perusahaan otobus bereksperimen dengan Untuk menyiasatinya, para pengusaha otobus mengganti per OH 1525 ini dengan per OH 1521.
Ada juga yang langsung memodifikasinya dengan memasang suspensi udara atau air suspension saat merakit body di karoseri. Dengan begini, penumpang bisa lebih nyaman untuk perjalanan jauh.
Kemudian, sistem elektrikal yang lebih canggih ini dianggap rumit oleh sebagian pengusaha otobus dalam hal perawatan maupun perbaikan. Ini membuat OH 1525 kala itu belum banyak digunakan untuk trayek lintas pulau yang jaraknya jauh, semisal Jawa – Sumatera.
Trayek antar pulau yang dulu populasinya cukup banyak ialah Jawa-Madura-Bali karena cukup banyak kota besar yang dilalui. Sehingga memudahkan perbaikan saat bus mengalami masalah teknis.
Untuk ke Sumatera jarang digunakan karena pertimbangannya karena masalah maintenance terutama apabila terjadi kerusakan tidak bisa ditangani sendiri oleh awak bus sebagaimana era Mercedes-Benz OH 1521.
Mercedez-Benz OH 1525 sendiri akhirnya berhenti dipasarkan dengan hadirnya OH 1526 pada tahun 2010 sebagai suksesor dari seri chassis revolusioner tersebut. Bila dibandingkan dengan Si Kuler Jahat, maka populasi Mercy Elektrik kalah banyak.
Bahkan, OH 1525 ini cukup sulit ditemukan dibanding OH 1526 sebagai penerusnya. Alasannya tak lain tentu karena OH 1525 ini tak selaris OH 1521 yang bandel atau OH 1526 yang teknologinya sudah disempurnakan.
Mercedez-Benz OH 1525 walaupun kalah populer daripada OH 1521, tapi sukses mempelopori era elektrifikasi bus di Indonesia. Populasinya paling banyak beredar di Pulau Jawa, dan dulu banyak dimiliki oleh perusahaan otobus besar seperti Nusantara, Pahala Kencana, atau Rosalia Indah.
Karena tenaga dan torsinya yang lebih baik ketimbang OH 1521, maka sasis ini juga menjadi bus pelari. Maksudnya, enteng untuk dipacu dan punya output torsi yang merata. Mungkin kalah di akselerasi awal ketimbang Hino, tapi menang di putaran tengah dan atas.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta