Beberapa waktu lalu terjadi insiden kebakaran bus pariwisata di ruas tol Pandaan, Pasuruan Jawa Timur. Banyak yang menduga, penyebab bus terbakar di ruas tol Pandaan ialah akibat salah satu penumpangnya mengisi daya powerbank. Padahal, penyebab kebakaran tersebut ialah karena korsleting di bagian AC.
Untuk itu perlu kita ketahui kalau sebenarnya powerbank bukanlah penyebab utama terjadinya kebakaran pada bus. Hal ini pun turut ditegaskan oleh pemilik PO Haryanto, Rian Mahendra dalam postingan akun Facebook miliknya. Ia melihat kalau powerbank hanya salah satu penyebab kecilnya saja.
"Ketika kita mencharge power bank di bus, dampaknya kadang bisa berfungsi kadang konslet jd mati, kadang blank ga kuat daya. Dan ada kemungkinan kecil ketika konslet menyambar benda-benda atau zat yg mudah terbakar. Jadi walau memang bisa menjadi penyebab kebakaran, tapi kecil kemungkinan power bank menyebabkan bis terbakar," jelasnya dalam akun Facebook Tsalju El Qudsy.
Ia pun menjelaskan kalau jangan langsung menuduh kalau powerbank menjadi penyebab utama bus terbakar. Sebagaimana kita ketahui, penumpang dilarang mengisi daya powerbank saat di dalam bus. Masih ada penyebab lain yang membuat bus mengalami kebakaran saat perjalanan.
"Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, biasanya seringkali bus terbakar karna adanya konsleting arus dari aki. Apakah aki sudah sesuai ukuran? Bagaimana keadaan aki ketika bis berjalan? Masih sehat kah? Terawat kah?" jelasnya.
Ia menjelaskan kalau salah satu penyebab kebakaran bisa karena korsleting yang terjadi dari AC atau aki yg percikannya menyambar freon. Ini karna komponen yang cepat membuat bis terbakar itu kebocoran tekanan freon, bukan solar.
"Solar tidak mudah untuk terbakar, makanya ketika terbakar yang habis duluan biasanya interior karna dari sanalah sirkulasi AC dan freon bekerja. Jadi kenapa setiap kebakaran bus, selalu power bank yg disalahkan? Apalagi sampai harus menekan dan menuduh peserta rombongan dengan dalih penggunaan power bank," bebernya mengomentari fenomena kebakaran bus yang cukup sering terjadi.
Rian pun mengimbau kepada masyarakat dan operator bus supaya tidak langsung menuduh powerbank sebagai biang keladi penyebab kebakaran. Sebab, instalasi sistem kelistrikan dalam bus juga perlu diperhatikan soal keamanannya. Hal yang tidak disadari menjadi penyebab kebakaran ialah dari sambungan kabel yang jorok.
"Sumber api bisa dari konslet aki atau dinamo, atau mana saja karena di belakang itu banyak arus kelistrikan. Dan kadang orang jorok pada nggak mau bungkus kabel," tulis pria yang merupakan anak dari Haji Haryanto, pendiri PO Haryanto.
Memang, powerbank ini kerap jadi kambing hitam penyebab kebakaran. Ini karena untuk powerbank yang berkualitas jelek atau murahan biasanya tidak memiliki fitur auto cut off apabila sudah penuh. Arus terus mengisi sehingga membuat baterai dalam powerbank jadi meledak.
"Intropeksi bersama, agar dunia transportasi bisa semakin membaik. Dan stop menuduh power bank sebagai penyebab utama kebakaran, karena selama ini mereka sudah banyak membantu kita ketika kita sedang berpergian menjaga HP kita tetap nyala hingga kita bisa tetap bekerja,"saran Rian.
Hal lain yang tak disadari jadi penyebab kebakaran ialah karena pemasangan aksesoris di bus. Jamak kita ketahui bus kekinian cukup banyak aksesorisnya, mulai dari lampu kelap-kelip, klakson telolet, lampu dugem di interior, dan sebagainya.
Pemasangan aksesoris yang mengandalkan arus listrik ini harus rapi dalam sambungan kabelnya. Sebab, pemasangan aksesoris yang asal jumper kelistrikan bisa membuat percikan api dari sambungan kabelnya. Untuk itu, sambungan kabelnya juga harus tertutup, tidak telanjang supaya tidak ada 'lompatan' arus listrik yang kita tahu bentuknya seperti kembang api.
Untuk itu, pemasangan aksesoris variasi juga perlu diperhatikan kabelnya. Jangan asal sambung, apalagi memakai kabel yang tidak berkualitas. Kondisi sekering atau fuse juga perlu diperhatikan sebagai sistem pengamanan arus. Tidak jarang, sekering yang putus ini diperbaiki dengan cara dijumper, bukan ganti sekering baru.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2018 Suzuki ERTIGA GX 1.4
17.724 km
5,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
12.488 km
3,5 tahun
Jakarta