Menjadikan dunia ini ramah lingkungan bukan perkara mudah. Beberapa langkahnya yaitu dengan menghadirkan mobil listrik atau elektifikasi.
Tak heran kalau saat ini di seluruh dunia bahkan Indonesia sedang fokus pada elektrifikasi mobil. Semua merek mobil berlomba-lomba menghadirkan mobil listrik untuk ditawrakan kepada konsumen.
Namun CEO BMW, Oliver Zipse mengatakan bahwa produsen mobil harus berhati-hati dalam menyiapkan mobil listrik. Menurutnya ada beberapa merek mobil yang terburu-buru dan membuat kesalahan dalam menghadirkan mobil listrik.
Baca juga : Honda Gelontorkan Rp916 Triliun Demi Rilis 30 Mobil Listrik Hingga 2030, Termasuk HR-V
“Mendorong produksi massal mobil listrik harus lebih berhati-hati. Karena hal ini membuat kita (pabrikan) ketergantungan pada sedikit negara yang memiliki bahan dasar dalam pembuatan baterai,” ujarnya dikutip dari Reuters, Senin (18/04/2022).
Maksud dari Zipse ialah produksi komponen mobil listrik sebagian besar berasa dari China. Dirinya menyarankan agar pabrikan tidak terlalu bergantung pada bahan tersebut dan mampu menciptakan sendiri.
Selain itu harga mobil listrik juga masih terlalu mahal. Belum lagi infrastruktur yang belum memadai di beberapa negara.
Baca juga : Mau Beli Mobil Listrik Tapi Takut Kalau Kena Banjir? Coba Bandingin Dulu Sama Mobil Konvensional
Zipse berpendapat ketika seseorang membutuhkan mobil baru tapi tidak bisa membeli mobil listrik karena alasan tertentu, misal harga mahal dan infrastruktur. Apakah orang tersebut harus mengendarai mobil lamanya yang sudah tidak layak jalan?
CEO BMW ini juga berpendapat bahwa mobil bertenaga bahan bakar minyak (BBM) saat ini masih menjadi kunci keuntungan. Selain itu pabrikan juga harus lebih efisien dalam produksi mobil seperti menggunakan bahan daur ulang. Sehingga diharapkan bisa menekan biaya yang dibebankan kepada konsumen agar harga mobil lebih terjangkau.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Toyota sebagai pabrikan teratas menyatakan siap memulai produksi mobil hybrid. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berencana memproduksi Hybrid Electric Vehicle (HEV) di Karawang Plant.
Bob Azam, Direktur Corporate Affairs TMMIN mengatakan kendaraan listrik yang diproduksi di Indonesia nanti tidak hanya untuk pasar domestik, tapi juga akan diekspor ke beberapa negara.
Sementara untuk mobil listrik atau Battery Electric Vehicle (BEV) beberapa waktu lalu Toyota sudah menghadirkan Innova BEV pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022. Kehadirannya viral di media sosial.
Namun menurut Bob ada banyak aspek yang harus diperhatikan sebelum dijual ke konsumen. Seperti aspek teknis dari sisi baterai, lalu juga pengaruh suhu tiap negara yang berbeda-beda.
“Kita masih melakukan studi pasarnya seperti apa,” ujarnya dalam acara Toyota Ngabuburit secara Virtual.
Elektrifikasi di Indonesia memang sedang didorong oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan fiskal maupun non-fiskal. Seperti bebas aturan ganjil genap, aturan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) khusus kendaraan listrik hingga pemerintah daerah seperti Pemprov DKI Jakarta membebaskan bea balk nama kendaraan bermotor (BBN-KB).
Baca juga : Avanza dan Xpander Wajib Siaga, Suzuki Ertiga Hybrid 2022 untuk Indonesia Rilis Bulan Ini?
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta
2022 Honda BRIO SATYA E 1.2
5.503 km
0,5 tahun
Jawa Barat
2022 Toyota AGYA GR SPORT 1.2
5.751 km
1 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
15.855 km
2,5 tahun
Jakarta
2020 Honda BRIO SATYA E 1.2
16.096 km
3,5 tahun
Jawa Barat