Pada penyelenggaraan GIIAS 2022 pekan lalu, PT Honda Prospect Motor menampilkan dua sosok mobil ramah lingkungan yaitu Honda Accord e:HEV dan CR-V e:HEV. Keduanya menjadi bukti komitmen perusahaan yang didirikan oleh Soichiro Honda ini agar semakin ramah lingkungan. Dalam kesempatan ini, pihak HPM menyiapkan CR-V e:HEV sebagai unit test drive kepada pengunjung pameran otomotif tahunan tersebut.
Baca juga:
Kami pun tak melewatkan kesempatan ini untuk merasakan seperti apa performa mobil hybrid buatan Honda. Tak tanggung-tanggung, HPM langsung membawa unit CR-V ini dari Jepang. Hal ini bisa langsung diketahui karena dari panel instrumen maupun head unit ini bertuliskan huruf Jepang.
Label e:HEV di bagian belakang nama CR-V ini mengacu pada ”energi” dan “elektrifikasi”. Layaknya mobil hybrid, CR-V ini tetap memanfaatkan mesin konvensional internal combustion engine (ICE) sebagai generator untuk mengisi energi listrik ke baterai.
New Honda CR-V Hybrid menggunakan mesin 1.993 cc DOHC 4 silinder 16 valve i-VTEC non turbo. Produksi daya yang dihasilkan sebesar 107 dk @6.200 rpm, serta torsi 175 Nm @3.500 rpm. Sistem e:HEV ini punya tiga mode berkendara yang secara otomatis berganti sesuai kondisi pengendaraan dan beban mesin, yakni electric, hybrid, serta full ICE.
Nah, bagaimana sih impresi berkendara mobil dengan layout yang 'Jepang Banget' ini? Berikut ini ulasannya dari kami.
Secara fisik eksterior, hampir tidak ada bedanya antara CR-V e:HEV versi Jepang dan unit yang dijual di Indonesia kecuali emblem dan spion. Perbedaan cukup nyata bakal kita alami ketika membuka pintu dan melihat interiornya. Masuk ke ruang kemudi Honda CR-V e:HEV ini, kita disuguhi tampilan dashboard dengan susunan panel yang cukup berbeda daripada CR-V lokal.
Apa saja keunikan dari CR-V e:HEV ini? Cukup banyak mulai dari transmisi model tombol, desain dashboard dengan battery bar, hingga user interface di head unit yang memakai huruf Jepang. Itu baru soal tampilan layout depan, untuk konfigurasi kursinya juga berbeda.
Versi Jepang masih mempertahankan layout 5-seater dengan ruang bagasi cukup luas. Sedangkan untuk versi Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara memakai layout 7-seater di tipe tertinggi, yaitu Prestige with Honda Sensing. Selebihnya, untuk pengaturan kursi pengemudi sama seperti versi lokal, memakai electric seat.
Bagaimana dengan impresi berkendara mobil ini? Unik dan menarik, akan kami jelaskan di bagian berikutnya.
Saat mulai berkendara, kita tidak perlu menggeser tuas transmisi, melainkan cukup memencet tombol D kemudian memencet tombol electric parking brake ke posisi release. Impresinya effortless, mirip seperti transmisi di Hyundai Santa Fe terbaru.
Menyinggung mobil dengan penggerak motor elektrik, kita pasti akan disuguhkan dengan performa kendaraan yang menghasilkan torsi instan saat mulai menginjak gas. Hal ini juga hadir di Honda HR-V e:HEV, yang akselerasinya cukup spontan walau tetap halus.
Nah, perbedaan karakter medan jalan atau situasi berkendara di Indonesia dan di Jepang membuat responsivitas di CR-V e:HEV ini sedikit berbeda ketimbang CR-V versi lokal. Ini saya rasakan ketika melewati obyek tanjakan, dimana motor listriknya tidak bergeming tak membuat mobil merayap maju setelah fitur hill start sudah non aktif sehingga bisa melorot.
Saat berhenti di tanjakan, kaki kanan harus lincah. Setelah melepas pedal rem, kaki harus langsung menginjak sedikit pedal gas supaya tidak melorot. Untuk mobil matic konvensional di tanjakan dengan kemiringan sangat landai, masih bisa sedikit bergerak maju perlahan meskipun kita tidak menginjak pedal gas.
Sebagai mobil hybrid, kinerja Honda CR-V e:HEV ini berjalan memanfaatkan motor elektrik dan mesin secara silih berganti. Saat di trek lurus, saya mencoba mengendarai mobil ini dengan berbagai level kecepatan tertentu. Tujuannya untuk mengetahui hingga kecepatan berapa motor elektriknya bekerja.
Di Honda CR-V e:HEV ini motor listriknya bekerja hingga kecepatan 50 km/jam. Setelahnya, mode berkendara bakal menghidupkan mesin untuk menjalankan mobil, sambil melakukan proses pengisian baterai.
Saat mobil dipacu pada kecepatan 63 km/jam di trek lurus, terdengar suara mesin ikut menyala dan berputar sesuai injakan pedal gas. Namun ketika mobil melaju pada kecepatan di bawah 50 km/jam maka mesin kembali berhenti bekerja.
Soal handling tak ada yang berbeda dengan CR-V Turbo yang ada di Indonesia. Putaran setir tetap presisi dengan feedback setir yang baik. Lebih lanjut, radius putar dari Honda CR-V ini juga relatif kecil untuk sebuah SUV sehingga memudahkan ketika bermanuver, entah di keramaian lalu lintas atau lokasi parkir.
Agak disayangkan arena test drive yang digunakan saat GIIAS 2022 kali ini sedikit berbeda layoutnya ketimbang tahun lalu. Treknya cukup pendek dengan ujung untuk memutar balik yang ruangnya lebih sempit. Ini membuat para pengunjung yang melakukan test drive sulit mendapat impresi secara proporsional.
Teknologi elektrifikasi merupakan suatu keniscayaan, yang cepat atau lambat bakal hadir di Indonesia. Untuk beralih ke teknologi ini, butuh suatu fase perantara dengan menghadirkan kendaraan hybrid. Hadirnya teknologi e:HEV dari Honda menjadi suatu solusi untuk memasuki era elektrifikasi.
Dukungan pemerintah untuk skema pajak mobil hybrid begitu dinantikan agar harganya kompetitif. Pasalnya, mobil hybrid dikenai pajak tinggi karena konfigurasi dua mesin (mesin konvensional dan motor elektrik). Apabila skema perhitungan pajak bakal diatur berdasarkan tingkat emisi, maka mobil hybrid bakal kompetitif dengan range harga serupa mobil dengan mesin combustion konvensional.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Mazda CX-5 ELITE 2.5
45.271 km
4 tahun
Jakarta
2021 Toyota FORTUNER VRZ 4X2 2.4
28.559 km
2,5 tahun
Jawa Barat
2018 Mazda CX-9 2.5
53.282 km
5 tahun
Jakarta
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2021 Toyota RAIZE S 1.0
15.274 km
2 tahun
Jawa Barat