Pemerintah tengah mempersiapkan kebijakan baru terkait percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Kebijakan kali ini disebut-sebut terkait rencana pemberian subsidi mobil listrik.
Rencana kebijakan baru tersebut akan diumumkan Presiden Joko Widodo secara langsung dalam waktu dekat. Hal ini diungkapkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, setelah mendapatkan pertanyaan dari anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti Putri, di rapat kerja bersama komisi VII DPR RI, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Siapkan Skema Baru Subsidi Pembelian Mobil Listrik, Biar Harganya Makin Murah
"Saya bisa sampaikan di sini, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan ada policy baru dari pemerintah yang jujur saja baru dirapatkan kemarin dipimpin bapak presiden," ungkap Agus.
Hanya saja Agus menyatakan tak bisa menjabarkan langsung bagaimana detail kebijakan yang akan disampaikan, karena hal itu akan langsung diumumkan oleh orang nomor satu di RI.
"Tapi dimata Kementerian Perindustrian, yang paling penting adalah pendalaman struktur, TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), jam kerja sebanyak-banyaknya, kita arahkan di Indonesia tidak di luar negeri," ujar Agus.
Baca juga: Kendaraan Mesin Bensin Konversi ke Listrik, STNK dan BPKB Wajib Diubah
Selain itu, Agus tak menampik bahwa harga kendaraan listrik dianggap jadi isu besar terhadap persaingan pasar otomotif dibandingkan dengan mobil-mobil yang berbasis konvensional atau mobil sistem bakar atau Internal Combustion Engine (ICE).
"Sehingga bagaimana kita bisa memproduksi baterai karena komponen yang termahal masih baterai, komponen lain sebetulnya sama saja di luar baterai," kata Agus.
Kata Agus pada dasarnya untuk menggarap program KBLBB perlu dilakukan proses produksi di dalam negeri agar lebih efisien. Tidak hanya baterai.
"Yang kita harus hati-hati, kita juga tidak mau membanjiri pasar Indonesia dengan mobil listrik impor, kita tidak mau masyarakat Indonesia membayar tenaga kerja di luar negeri. Itu yang kita tidak mau," kata Agus dalam Rapat Kerja bersama DPR Komisi VII.
"Jadi tarik menarik antara populasi dan tarik menarik industri kepentingan dalam negeri, supaya jam kerjanya tetap ada di Indonesia. Ini yang menjadi sangat penting," tambah dia.
Agus menyampaikan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian memiliki target produksi mobil listrik pada tahun 2025 sebanyak 400 ribu unit dan menjadi 1 juta unit pada tahun 2035.
Dengan jumlah adanya kendaraan listrik berbasis baterai, maka jumlah tersebut pada tahun 2035 mendatang diharapkan dapat mengurangi konsumsi pemakaian 12,5 juta barel bahan bakar, serta mengurangi 4,6 juta ton CO2.
Sementara itu, untuk kendaraan roda dua atau sepeda motor listrik Indonesia diharapkan pada tahun 2025 mampu memproduksi 1,76 juta unit, kemudian meningkat pada tahun 2035 minimum 3,2 juta unit.
Dengan adanya sepeda motor listrik, pemerintah berharap pada tahun 2035 bisa mengurangi penggunaan bahan bakar sebanyak 4 juta barel, serta penurunan CO2 sebanyak 1,4 juta ton.
Baca juga: Pemerintah Filipina Tetapkan Mobil Listrik Bebas Pajak, Duh Indonesia Kapan Ya?
Dihadapan sejumlah anggota komisi VII DPR RI, menurut data Kemenperin saat ini setidaknya ada tiga jenis pabrikan yang terjun di program KBLBB, yaitu pertama empat perusahaan bus listrik dengan kapasitas produksi lebih dari 2.000 unit per tahun.
Kedua, tiga perusahaan mobil listrik yang sanggup memproduksi 14.000 unit per tahun, dan 35 perusahaan sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 1,04 juta unit per tahun.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta