Dalam ajang balap reli, tak cuma mengandalkan seorang pengemudi. Di sebelahnya ada Co-Driver atau navigator yang mengarahkan jalur yang akan mereka lalui selama balapan. Kalian mungkin penasaran, kok bisa sih co-driver di balapan reli tahan mabuk dan tidak muntah walau sambil membaca pacenote?
Kita sering melihat co-driver nggak mengalami mual apalagi sampai muntah waktu baca pacenote di mobil. Padahal mobil relo melaju kencang di kondisi jalan begitu berliku. Bagi orang awam, berkendara di jalan berliku dalam kecepatan wajar pun kadang mengalami mual.
Baca juga:
Masih Pakai Mesin Standar, Penampilan Perdana Toyota GR Yaris AP4 Langsung Juara Reli
Intip Sejarah Subaru Impreza WRX, Sedan Sport Jawara Reli yang Siap Balik ke Indonesia
Bukan Cuma Sebagai Mobil Keluarga, Mitsubishi Xpander Juga Jadi Mobil Reli
Navigator bisa nggak eneg dan dituntut harus selalu fokus melihat pacenote dan kondisi jalan di depan. Perlu kamu ketahui, bagi navigator reli tidak ada hal yang lebih buruk selain mabuk di perjalanan. Kan nggak lucu mobil reli terpaksa berhenti sesaat di tengah etape karena navigatornya mau muntah di pinggir jalan?
Mabuk perjalanan atau mual adalah mimpi buruk bagi navigator atau pembalap reli. Disadur dari video yang ditayangkan Rally Info Indonesia, ada caranya untuk kurangi dampak eneg.
Bagi pembalap reli, ada rasa frustasi yang menyerang kalau harus memperlambat atau berhenti untuk alasan kesehatan co-driver mereka yaitu mual dan muntah. Hanya karena mabuk perjalanan, dampaknya akan menghentikan banyak orang untuk jadi co-driver reli profesional.
Dari sudut pandang holistic, ada beberapa hal yang menyebabkan mabuk perjalanan. Hal pertama adalah karena kandungan gula darah rendah. Singkatnya, karena tidak cukup makan teratur atau makan makanan yang terlalu tinggi gula dan tidak memberi energi yang cukup lama.
Saat gula darah kita turun, berbagai gejala akan mengikuti seperti sakit kepala, pusing, dan ini dapat berkembang jadi mual dan muntah.
Kemudian hal yang kedua karena fungsi hati yg buruk. Mual bisa terjadi sebagai indikasi hati kita tidak bekerja sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan karena pola makan kita yang buruk, kebiasaan buang air besar yang buruk dan kebiasaan minum alkohol.
Contohnya ada seorang co-driver suka makan hamburger atau pizza yang penuh lemak, dan dimakan 2 menit sebelum mengendarai mobil reli. Itu dapat membuat mereka muntah meskipun mereka punya perut besi atau terbiasa tahan mual.
Sebaliknya, kalau co-driver tidak makan sebelum race, ini juga tidak membantu mengatasi rasa mual itu. Karena kalau kita tidak makan, kadar gula darah akan turun dan energi kita akan turun.
Cara mengatasinya dengan cara sarapan. Sarapannya harus yang ringan tapi mampu memberi energi untuk sehari penuh. Hindari sarapan penuh dengan lemak seperti sosis, telur, dan lainnya karena ini akan memicu mual jika perut terkocok-kocok.
Sarapannya cukup roti panggang gandum dengan selai, dan hindari memakai mentega yang tinggi lemak. Kalau mau memakai mentega, maka bisa gunakan yang rendah lemak atau tanpa lemak. Ini karena lemak dalam mentega akan membuat roti sulit dicerna dan akan membuat hati bekerja lebih keras.
Sebagai ganjal perut di sela-sela sarapan dan race, pebalap dan navigator harus sering makan buah dalam waktu 1-2 jam setelah sarapan. Dan yang pasti kurangi kopi dan teh sebelum balapan, karena banyak kafein yang dapat membuat mual.
Sosok co-driver tidak punya waktu untuk sakit krn perannya sama penting dg pembalap. Pembalap reli tanpa co-driver itu benar-benar buta arah.
Kalau kita lihat, co-driver selalu menunduk untuk baca pacenote. Ini otomatis akan menambah kemualan yang diderita co-driver jika salah makan.
P
Intinya, co-driver pembalap reli sebelum memulai balapan, badannya harus penuh dengan nutrisi. Perut dalam keadaan pas, tidak kosong dan tidak penuh untuk menghindari mual.
Selama balapan, baik pembalap atau co-driver biasanya membuka jendela sedikit untuk bisa mendapat udara segar masuk. Walau angin yang masuk sangat sedikit ke kokpit, ini sudah sangat membantu badan mendapat oksigen yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
2019 Daihatsu TERIOS X 1.5
19.652 km
4,5 tahun
Jakarta
2017 Toyota AGYA G 1.0
10.656 km
6,5 tahun
Jawa Barat
2021 Suzuki ERTIGA GL 1.5
5.727 km
1,5 tahun
Jakarta
2019 Toyota CALYA G 1.2
16.171 km
4 tahun
Jawa Barat
2020 Honda BRIO RS 1.2
18.587 km
3 tahun
Jakarta