Mobil-mobil listrik kini semakin berkembang. Bahkan di gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2023, bisa dilihat deretan mobil listrik terbaru hadir.
Hanya saja, meski volume kendaraan listrik kini semakin meningkat, namun ternyata ada kekhawatiran dari sosok mobil tanpa bensin tersebut.
Satu diantaranya adalah jika mobil listrik terbakar maka sangat sulit dipadamkan. Bahkan kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan.
Baca juga: Lagi, Kapal Laut Terbakar Akibat Angkut Mobil Listrik
"Memang kita belum memiliki cara yang efektif memahami lithium sebesar itu. Memang masih jadi PR kita bersama untuk saat ini," ungkap Wildan saat acara diskusi bertajuk Hak-hak Konsumen & Kelengkapan Keselamatan Kendaraan beberapa waktu lalu.
Kasus kecelakaan mobil listrik yang sulit terbakar memang belum terjadi di Indonesia, akan tetapi di luar sana berbagai kasus cukup sering terjadi.
Bahkan beberapa waktu lalu di kawasan perairan sekitar Eropa, kapal jasa pengiriman hangus terbakar di lautan. Usut punya usut, api dipicu dari mobil listrik yang terbakar.
Baca juga: Begini Sulitnya Menangani Mobil Listrik Terbakar, Walau Sudah Padam Api Bisa Tiba-tiba Muncul Lagi
Alhasil, karena mobil sulit dipadamkan, dan api semakin membesar, maka mobil lainnya turut menjadi korban dilahap si jago merah.
Menurut Ridwan, sulitnya api dipadamkan karena mobil memiliki sebuah baterai lithium, dimana dalam satu boks baterai memiliki ratusan sel.
"Jika satu sel saja ada yang mengalami malfunction, dia akan menjalar terus. Ini bisa saja menjadi panas. Ini akan menjalar ke yang lainnya maka akan meledak," terangnya.
Maka dari itu lanjut dia, saat ini belum ada teknologi untuk memadamkannya, karena ada perlakuan khusus.
Sulitnya mobil listrik dipadamkan jika terbakar juga diakui PLt Kasubdit Uji Tipe Bermotor Kementerian Perhubungan RI, Joko Kusnantoro.
Kata Joko, sudah seharusnya ada aturan untuk pencegahan, sehingga dapat mengurangi resiko lebih besar jika mobil terjadi kecelakaan hingga terbakar.
"Tindakan preventif memang sudah kita lakukan, seperti kita tahu baterai itu sudah mendapat pengujian, baik dari elektrika ataupun mekanikalnya. Elektrikalnya seperti direndam dan sebagainya. Sedangkan dari mekanikalnya seperti saat melakukan Charge (pengisian daya)." Joko.
Selain itu, untuk menyiasati masalah yang terjadi pada baterai, maka dipasanglah Battery Management System (BSM), dimana teknologi ini bisa melakukan cut off sendiri saat kondisi tertentu, termasuk terkena panas.
Karena resiko memadamkan api tergolong sulit, maka dari sudah seharusnya saat ini berbagai pemangku kepentingan melakukan edukasi maupun pelatihan khusus mobil listrik.
Tentunya agar jika terjadi kasus kebakaran, maka ada tindakan emergency response. Terlebih kendaraan listrik masuk dalam kategori benda berbahaya nomor sembilan.
"Maka dari itu, sudah sewajarnya petugas pemadam atau lainnya, mengetahui adanya emergency response seperti apa," ucap Wildan.
Gayung bersambut, pihak perusahaan yang memproduksi kendaraan listrik, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk melakukan berbagai pelatihan. Satu diantaranya dilakukan pada tim reaksi cepat TransJakarta.
"Ketika terjadi kecelakaan. Kami sebagai APM, jika diperlukan emergency ada tim yang standby di area tertentu. Amit-amit terjadi bisa segera secepatnya diatasi," katanya.
Dia menyebutkan, tim reaksi cepat TransJakarta sudah dilatih untuk melakukan tindakan jika terjadi sesuatu saat di jalanan.
"Bahkan ada petugas di TransJakarta dilatih meski tidak mengemudi mereka harus mematikan (mesin bus) secara manual jika terjadi malfunction, meski sistem bus sudah fitur mematikan arus," tutupnya.
Jaminan Kualitas Mobil
Garansi Satu Tahun
Jaminan 5 Hari Uang Kembali
Harga Pasti, Tidak Ada Biaya Tersembunyi
{{variantName}}
{{carMileage}} km
{{registrationYear}} tahun
{{storeState}}