Tampangnya Makin Gagah, Ternyata Segini Konsumsi BBM Mitsubishi Pajero Sport
Prasetyo · 4 Okt, 2021 15:00
0
0
Pajero Sport merupakan SUV kebanggan Mitsubishi di Indonesia. Sebab pukan cuma laris manis untuk pasar domestik, namun Mitsubishi Pajero Sport juga menjadi penyumbang penjualan terbanyak untuk Mitsubishi Motors Corp. secara global. Tampang gagah, fitur lengkap, dan konsumsi BBM Pajero Sport yang ekonomis dinilai adalah poin unggulannya. Benarkah demikian?
Sedikit kilas balik, Pajero Sport sebenarnya sudah diproduksi oleh Mitsubishi di Jepang sejak 1996. Namun yang masuk ke Indonesia baru pada generasi keduanya yang dipasarkan secara global sejak 2008. Untuk generasi kedua ini, Pajero Sport menggunakan sasis ladder frame yang mengambil dari Mitsubishi Triton.
Dan karena Triton juga diproduksi di Thailand, maka Pajero Sport pun pada akhirnya diproduksi di Negeri Gajah Putih itu. Termasuk yang dipasarkan di Indonesia mulai 2009. Kemudian di Thailand pula Pajero Sport generasi ketiga mendebut pada 1 Agustus 2015 dan baru mulai dipasarkan pada 2016.
Untuk Indonesia, Pajero Sport generasi ketiga ini dirilis Januari 2016. Gelombang pertama memang diimpor dari Thailand. Namun karena ternyata pesanannya terus meningkat, akhirnya Mitsubishi Indonesia juga merakit di pabrik yang berada di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat mulai April 2017.
Lalu apa saja sih sebenarnya kelebihan dan kekurangan Mitsubishi pajero Sport, baik generasi kedua maupun Pajero Sport terbaru? Lalu bagaimana dengan konsumsi BBM Pajero Sport apakah lebih baik dari kompetitornya? Mari kita ulas secara mendalam.
Tampilan Mitsubishi Pajero Sport Tiap Ganti Generasi Makin Keren
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) sudah resmi merilis Mitsubishi Pajero Sport 2021 pada Februari lalu. Ini merupakan versi facelift dari generasi ketiga Pajero Sport. Tentu tampilannya semakin terlihat keren dibanding Pajero Sport generasi sebelumnya.
Lihat saja bagian fascianya. SUV yang dikembangkan dari Pajero di ajang reli Dakar ini mendapatkan wajah layaknya Xpander dan Triton. menurut Mitsubishi gaya ini merupakan bahasa desain Dynamic Shield yang dianut global untuk seluruh lini produk pabrikan berlambang tiga berlian itu.
Pada sistem pencahayaannya, Pajero Sport terbaru juga menganut LED Active Cornering Lamp, dan LED foglamp. Ini berbeda sekali dengan Pajero Sport generasi kedua yang masih menggunakan lampu halogen meski untuk tipe teratas sudah menganut sistem projector headlight.
Kemudian agar memperlihatkan tampilan lebih mewah, kedua lampu utama juga dipadukan gril berdesain baru yang terbentang secara horizontal. Bentuknya lebih stylish dibandingkan Pajero Sport pre-facelift. Sementara kalau melihat genersi keduanya, maka gril hanya memakai model sarang lebah. Tentunya terus ada perbaikan yang dilakukan Mitsubishi.
Perubahan demi perubahan ke arah yang positif juga dilakukan Mitsubishi dari masing-masing generasi Pajero Sport. Lihat saja bagiamana pahatan pintu bagasi yang dibuat lebih baik. Tidak banyak berubah memang, namun berkat aplikasi lampu stop baru yang kini memanjang sampai ke dekat bemper membuat Pajero Sport makin punya ciri khas meski hanya terlihat dari belakang.
Selain kondisi eksteriornya yang terus mengalami perubahan, Mitsubishi pun terus mengems ruang kabin Pajero sport jadi makin mewah. Mungkin ini lantaran SUV tujuh penumpang itu terus naik kelas seiring harganya yang juga mengalami kenaikan.
Jika pada pada generasi keduanya sisi kabin lebih mementingkan fungsionalitas, maka pada generasi ketiga ruang interior mendapat permak yang cukup banyak. Mulai dari desain lingkar kemudi, dasbor, meter cluster, konsol tengah, sampai jok juga dirombak.
Bahkan pada model facelift yang rilis tahun ini, lagi-lagi ada penambahan fitur di interior Mitsubishi pajero Sport. Antara lain headunit yang terpasang sudah berpenampang 8 inci serta support Smartphone-Link Display Audio (SDA). Lantas meter cluster juga sudah menggunakan monitor 8 inci.
Desain dasbor dan jok pun demikian. Kalau pada awal kemunculannya di Indonesia Mitsubishi malah memberikan aksen kayu di dasbor, maka di generais berikutnya hal itu dihilangkan. Lekukan dasbor juga jadi lebih landai serta komposisi warnanya hitam dengan silver. Kemudian desain joknya juga dibuat sedikit lebih lebar. Meski materialnya masih sama-sama kulit, tapi kelukannya terasa lebih nyaman saat menopang pinggul dan punggung selama berkendara.
Pakai Mesin Badak yang Sudah Teruji Durabilitasnya
alami berubahan besar baik di sisi eksterior maupun interior, ternyata tak lantas terjadi juga di sumber tenaga. Mitsubishi rupanya amsih setia menggunakan mesin diesel berkode 4D56 dengan kapsitas 2.5L yang ditambah teknologi DI Commonrail Turbocharged with Intercooler.
Mesin yang sejatinya sudah digunakan pada Mitsubishi L300 itu memang telah terbukti durabilitasnya. Namun selain menggunakan mesin diesel bertenaga 136 PS dengan torsi 324 Nm itu, Pajero Sport juga kini hadir dengan mesin 4N15 2.4L MIVEC Turbocharged Intercooled bertenaga 181 PS pada 3.500 rpm dengan torsi 430 Nm di 2.500 rpm.
Sebenarnya pada Pajero Sport generasi kedua, Mitsubishi Indonesia pernah memboyong pula unit yang menggunakan mesin bensin. Sumber tenaganya berasal dari mesin MIVEC V6 3.0-liter yang mampu menggapai daya maksimum 220 PS. Namun sayangnya, ternyata peminat versi mesin bensin ini tak begitu besar. Alhasil MMKSI pun menghentikan penjualannya.
Umumnya, ada dua cara untuk mengukur tingkat konsumsi BBM. Pertama, dengan melakukan perjalanan rute pendek atau biasa disebut rute dalam kota. Di rute ini cenderung menggunakan rotasi gigi yang tidak stabil dan percepatan yang naik turun karena seringnya melakukan stop and go.
Sedangkan cara yang kedua yaitu rute panjang atau rute luar kota. Di rute yang kedua, putaran gigi yang dipakai dan percepatan relatif lebih stabil. Cruising di kecepatan tinggi dan stabil malah tidak membebankan kinerja mesin.
Menggunakan mesin yang tak banyak perubahan dalam hal konsumsi bahan bakar, maka dari hasil pengujian sejumlah pengguna maupun media, rata-rata konsumsi BBM Pajero Dakar generasi kedua ada di angka 9,9 - 10,18 km/liter untuk penggunaan di rute kombinasi antara dalam kota dan luar kota.
Namun untuk konsumsi BBM Pajero Sport di mesin 4N15 MIVEC cukup berbeda. Hanay dipakai pada varian tertinggi yaitu Mitsubishi Pajero Sport Dakar serta dikombinasikan transmisi otomatis sequential 8 percepatan, catatn penggunaan bahan bakarnya ternyata lebih efisien.
Pada saat tim Autofun Indonesia melakukan pengujian terhadap Pajero Sport Dakar 4x4 2021, konsumsi bahan bakar untuk trek luar kota dengan jarak tempuh total sejauh 118,1 km dan kecepatan rata-rata 66 km/jam, konsumsi BBM Pajero Sport tercatat 13,4 km/liter.
Adapun uji konsumsi bahan bakar yang kami lakukan di dalam kota Jakarta, mobil ini mencatatkan konsumsi bahan bakar sebesar 11,2 km/liter dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam dan jarak tempuh sejauh 95 km.
Fiturnya Paling Lengkap
Jika konsumsi BBM Pajero Sport Dakar mungkin tidak istimewa bagi Anda, namun lihat dulu fitur yang sudah disiapkan Mitsubishi. Terdapat total 7 SRS Airbags di kabin mobil ini. Lalu ada juga fitur UMS (Ultrasonic Misacceleration Mitigation System). Sensor ini akan menahan tenaga mesin selama sekitar 5 detik pada saat kendaraan dalam kondisi berhenti. Ini guna menghindari tabrakan akibat kesalahan pengoperasian pedal gas.
Lalu ad apula Adaptive Cruise Control, jok dengan pengaturan elektrik 8 titik, Multi Around View Monitor, Electric Parking Brake with Brake Auto-Hold. Kemudian ada Remote Control Connected with smartphone, Super Select 4WD-II, mode off-road, dan Paddle Shift.
Tak ketinggalan, Blind Spot Warning, Active Stability & Traction Control, Ultrasonic Mis-Acceleration Mitigation System, Forward Collision Mitigation System, Adaptive Cruise Control, Hill Descent Control, ABS+EBD, Reinforced Impact Safety Evolution Body, Electric Parking Brake, Hill Start Assist, dan Trailer Stability Assist juga sudah ada.
Kesimpulan
Dibekali dengan banyak perubahan tiap berganti generasi, tambahan fitur, dan juga kabin yang semakin mewah memang membuat Mitsubishi Pajero Sport kian digemari. Namun karena belum ada teknologi yang cukup radikal di sektor mesin, maka konsumsi BBM Pajero Sport juga tidak terlalu istimewa.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.