Alasan Mitsubishi L300 Masih Disukai, Usia Hampir Setengah Abad Tetap Gak Nyusahin
Ilham · 29 Mei, 2023 16:01
0
0
Seperti diketahui, di Indonesia mobil niaga ringan Mitsubishi L300 selalu beredar dengan sosok kotak yang khas.
Bahkan sudah lebih dari 40 tahun ubahan eksteriornya minor dilakukan Mitsubishi.
Sehingga ada anekdot yang beredar di penggemar otomotif: Beli L300 langsung jadi Motuba (Montor Tua Bangka). Istilah yang dirujuk sebagai kendaraan berusia tua.
Meski begitu, bukan berarti mobil yang kerap disapa Elsapek ini tak lagi dilirik oleh calon pembeli di sini.
Pasalnya, bagi konsumennya tampilan L300 sudah dirasa timeless dan tetap punya keunggulan tersendiri.
Seperti yang dikatakan Sri Susanto, pengusaha material yang juga penghobi L300 yang ditemui pada Kopdarnas L300 Bestinya Niaga di Jogjakarta.
Desain Mitsubishi L300 Tak Lekang Jaman
Dirinya yang mengoleksi Elsapek buatan 1986 dan 2012 mengakui jika tampilan timeless mobil tersebut justru jadi keunggulan.
Karena Mitsubishi L300 adalah satu-satunya pikap yang sejak 1982 hingga saat ini tidak banyak perubahan dari sisi body.
"Kalau sudah pakai L300, justru tahu letak bagusnya," ucap Sri pada Autofun Minggu (28/5/2023) di Candi Banyunibo.
Dirinya mengakui jika kegemarannya pada L300 berawal dari pengalaman bapaknya dulu yang juga pemilik Elsapek. Sri juga mengaku menyukai L300 karena body yang elegan.
“Bentuknya itu-itu terus tidak ada perubahan. Pada 2007, saat L300 mulai pakai fitur power steering. Dari situlah saya makin yakin untuk punya L300 sendiri sebagai armada angkut andalan saya,” bangga pemukim Sleman ini.
Diluar tampilan yang nggak banyak berubah, Sri juga setia pada L300 karena perawatan mudah dan irit BBM.
Bahkan untuk model 1986, pemakaian sparepartnya tidak pernah berubah sampai sekarang.
“Jadi kalaupun trouble, perawatannya sangat gampang. Biarpun mobil tua, tapi pakai sparepart baru masih bisa," ucapnya.
Prinsip merawat L300 tua pun, secara umum sangat mudah. Terpenting tidak telat ganti oli, tidak telat isi bahan bakar dan rutin mengganti isi air radiator. Itu sudah dirasa cukup.
Selain itu, meski sudah lebih dari 35 tahun namun produktifitas mobil tersebut masih berani diadu dengan produk anyar.
“Kalau permintaan sedang tinggi, dalam sehari bisa bolak balik angkut material 5–7 kali sehari. Masih sangat layak, sangat bisa diandalkan. Bahkan BBM-nya sehari paling hanya keluar ongkos Rp 50 ribu,” pungkas Sri.