Metode pengecasan untuk mobil listrik umumnya bisa dilakukan dengan dua cara, yakni AC home charging dan DC fast charging dengan pengisian daya cepat.
Namun ternyata ada beberapa hal yang wajib diperhatikan para pengguna mobil listrik berbasis baterai (BEV) terkait proses ngecas baterai mobil listrik.
Pasalnya jika melakukan charging sembarangan, maka akan jadi penyebab baterai mobil listrik cepat rusak.
Penyebab Baterai Mobil Listrik Cepat Rusak Akibat Kesalahan Proses Ngecas
Bicara mengenai metode dengan pengecasan DC fast charging, pada beberapa mobil listrik yang sudah dipasarkan di Indonesia, seperti NETA V, cukup membutuhkan 30 menit untuk mendapatkan status baterai dari 30% menjadi 80%.
Nah pemilik mobil listrik penting mengetahui, kapan sebaiknya baterai pada kendaraannya sudah harus diisi ulang lagi daya listriknya atau belum.
"Pengecasan baterai mobil listrik disarankan dilakukan di range (kisaran) 20% - 80% atau 30 - 80%.
Yang bisa cepat merusak ketahanan baterai ketika pemilik sering melakukan pengecasan di bawah 20%,” ujar Januar Eka Sapta, Senior Manager After Sales NETA Auto Indonesia pada acara Media Tes Drive Neta V, Senin (12/12/2023).
Dikatakan Januar, pengecasan di bawah 20% dapat menyebabkan usia baterai cepat menurun karena memiliki tempratur lebih panas.
"Kalau di bawah 20% proses charging tentunya lebih lama karena menjaga tempratur suhu yang panas.
Karenanya suhu baterai yang terus-terusan panas dapat menyebabkan usia baterai cepat menurun, beda halnya pengecasan di atas 20%, untuk tempratur baterai masih stabil," bebernya.
Pastikan Soket Pengisian Daya Terpasang dengan Benar
Faktor lainnya disebutkan Januar hal yang dapat meusak komponen lainnya pada mobil listrik ialah saat melakukan pengecasan di tempat umum pengguna tidak melakukan pengecekan kembali.
“Kita kan kadang suka tidak mengecek lagi apakah mobil berhasil ngecas atau belum setelah menyolokan port pengisian dan melihat statusnya melalui aplikasi.
Jadi sebisa mungkin dari pengguna memiliki jaringan handphone yang bagus. Pada saat proses charging, banyak gagal karena sinyal yang kurang baik," ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, posisi port pengisian yang menempel namun tidak mampu mendisitribusikan daya listrik ke baterai dapat mengakibatkan port tidak bisa dicabut.
"Kadang konsumen tidak periksa lagi padahal mobilnya gak ngecas.
Kalo gak ngecas karena sinyal efeknya bisa bisa merusak elektromagnet pada port yang menyebabkan cahrging lock.
Elektromagnet ini akan mengunci port karena terdapat sisa listrik yang tertahan. Kalau ngelock port tidak bisa dicabut,” ungkapnya.
Meski begitu di port sendiri terdapat penguncian yang dapat dilepas secara manual untuk mengantisipasi hal tersebut.
"Tapi di port ada penguncian yang bisa dilepas secara manual, di layar headunit pun juga ada pemutus, lock-unlock.
Untuk kejadian seperti ini bukan cuma di NETA, tapi di beberapa mobil listrik lain, dan itu sama kejadian di elektronik locknya, karena tadi ada sisa listrik tidak putus sehigga menyebabkan colokan nyangkut,” imbuhnya.
Sebagai informasi, NETA V gunakan baterai Lithium-ion (LFP) berkapasitas 40,7 kWh yang menurut CLTC sanggup menggerakan mobil sejauh 401 kilometer, atau 384 kilometer berdasarkan NEDC dalam kondisi baterai terisi penuh.
Hebatnya, baterainya tersebut sudah mendapatkan sertifikasi IP68 dengan memiliki kekuatan atau ketahanan rendaman baterai di dalam air hingga 1,5 meter selama 30 menit.
Fitur Unggulan NETA V
Didalamnya NETA V dibekali head unit layar sentuh model floating dengan tampilan potrait berukuran 14,6 inci yang ditelakan di center cluster.
Selain mendukung konektivitas smartphone baik Android Auto maupun Apple CarPlay, melalui sistem hiburannya pengguna dapat menjalankan beragam fitur.
Untuk fitur yang bisa dikendalikan melalui head unitnya tersebut antara lain; menghidupkan serta mengatur sistem pendingin udara, mengetahui status kendaraan, menyalakan lampu, mengatur tinggi rendahnya lampu, bahkan hingga mematikan sistem kelistrikan, dan masih banyak lainnya.
Bicara mengenai sistem pendingin udara atau AC-nya mobil ini dilengkapi teknologi N95 pada filternya yang mampu menyaring bakteri serta udara tidak baik di dalam kabin.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.