Bus Listrik Dipakai Jadi AKAP, Yakin Penumpang Mau Tunggu Ngecas 3 Jam?
Enda · 11 Okt, 2022 10:07
0
0
Pemerintah terus mendorong masyarakat Indonesia untuk menggunakan kendaraan listrik murni atau yang disebut Electric Vehicle (EV), dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat pencemaran polusi udara, serta penggunaan bahan bakar minyak bumi yang kini ketersediaan kian menipis.
Selain mobil pribadi, kendaraan bersumber daya listrik kini sudah mulai digunakan di beberapa moda transportasi umum seperti; bus kota Transjakarta, dan angkutan kota JakLingko yang dikelola oleh PT TransJakarta.
Melihat perkembangan kendaraan listrik yang bergerak begitu cepat khususnya di moda transportasi umum seperti bus kota, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan merasa senang karena dengan begitu mampu mengurangi pencemaran polusi udara serta menghemat penggunaan BBM.
“Dengan hadirnya kendaraan listrik tentu lebih ramah lingkungan. Kita tidak bisa melawan atau menahan perubahan, dan EV pasti akan terjadi di dunia ini. Tapi untuk EV, lebih ideal digunakan untuk kawasan tertentu dengan trayek dekat,” ujarnya kepada Autofun Indonesia belum lama ini.
Lebih lanjut Sani mengatakan, kalau bus EV saat ini idealnya untuk digunakan dalam kota seperti bus kota atau pemukiman tertentu. “Artinya begini, transportasi umum khususnya darat kan ada beberapa pola, AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan dalam kota. Kalau menurut saya EV ini cocok untuk dalam kota,” terangnya.
Penggunaan Bus Listrik untuk AKAP Tidak Memungkinkan
Seperti yang diketahui untuk bus pariwisata maupun AKAP saat ini masih menggunakan mesin diesel Internal Combustion Engine (ICE) dengan menggunakan bahan bakar jenis solar.
“Kalo untuk AKAP bus listrik saya rasa masih jauh," ungkapnya. Ia berlasan ada beberapa hal, Pertama sampai hari ini teknologi baterai kendaraan listrik rata-rata baru tahan sampai 300 kilometer dengan catatan penggunaan jalan yang rata. Kalau saat menanjak tentu bus membutuhkan energi lebih besar yang akan mengurangi daya listrik pada baterai
Kedua terkait cas baterai kendaraan tersebut. Fasilitas SPKLU dengan fast charging untuk mencapai baterai kondisi 100% full charge paling tidak butuh waktu 2-3 jam. "Naik bus AKAP tujuan Jakarta - Solo sampai di Gringsing (rumah makan bus AKAP), bapak, ibu, kita ngecas dulu 3 jam mau tidak? Untuk itu menurut kami bus listrik untuk AKAP rasanya belum,” jelas dia.
"Tapi kita sampaikan ke pemerintah maaf untuk tidak memaksakan. Namun pemerintah sudah mulai jalan nih, kalau saya lihat pemerintah mengejar ke kawasan tertentu khususnya dalam kota," imbuhnya.
Bus Pariwisata Butuh Bagasi Besar
Mengenai bus pariwisata, bus dengan layanan ini membutuhkan kapasitas bagasi yang besar untuk membawa barang bawaan penumpang.
“Sama seperti bus AKAP, bus pariwisata butuh kapasitas bagasi besar untuk membawa barang dan oleh-oleh penumpang. Kalau kapasitas bagasi dipenuhi baterai, barang penumpang mau ditaruh dimana?” serunya.
Dirinya mengatakan, untuk di luar negeri sendiri penggunaan bus listrik hanya melayani jarak dekat di dalam kota. "Di luar negeri setau saya bus listrik belum ada untuk AKAP serta melayani kebutuhan wisata,” katanya.
Menurut Sani, teknologi elektrik masih belum merata di dunia transportasi karena belum banyaknya infrastruktur sebagai penunjang kebutuhan utama.
“Penggunaan bus listrik di kawasan tertentu atau dalam kota kalau terjadi apa-apa akan ditangani cepat. Untuk itu makannya bus listrik untuk sekarang lebih cocok melayani perjalanan dalam kota,” tutupnya.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.