Honda Jazz Gen 1 Dijadikan Odong-odong Ini Picu Komentar Netizen
Enda · 24 Okt, 2024 15:01
0
0
Grup otomotif di Facebook bernama Motuba diramaikan oleh sebuah postingan foto yang menampilkan sosok Honda Jazz gen 1 digunakan sebagai mobil odong-odong atau kereta wisata. Karena biasanya mobil odong-odong yang kerap ditemui di jalan menggunakan basic dari Toyota Kijang doyok atau Isuzu Panther.
Honda Jazz gen 1 yang dipakai sebagai odong-odong ini sebenarnya bukan terjadi di Indonesia, melainkan di Thailand. Dimana mobil ini adalah kendaraan tamu Maharaja Garden City, salah satu komplek perumahan di Bangkok, ibu kota Thailand.
Jazz gen 1 yang dimodifikasi menjadi kereta wisata tersebut untuk tampilan depannya masih mempertahankan bentuk asli. Bagian yang berubah mulai dari kaca depan, lantai kabin, penggunaan jok plastik, atap, serta belakangnya.
Honda Jazz Gen 1 yang Dipakai Odong-odong Ternyata Merupakan Honda Fit
Usut punya usut, Honda Jazz gen 1 yang digunakan sebagai odong-odong ternyata memakai basic dari Honda Fit. Untuk beberapa negara, Honda Jazz gen 1 dinamakan Honda Fit.
Honda Fit pertama kali diperkenalkan di Jepang pada 2001. Nama Honda Fit awalnya khusus dijual untuk pasar Jepang, namun beberapa negara lain seperti China dan Amerika menggunakan nama yang sama hingga 2007.
Mobil yang digunakan sebagai odong-odong bukanlah Jazz, melainkan Fit berkat kejelian mata netizen.
“Lhaa Honda Fit, kok tau Honda Fit? Tu penengnya, jelas cirinya, warna full hitam penengnya,” tulis pemilik akun Facebook, Putraka Sukma Harjuna dalam kolom komentar.
“Klo dri setir sm head unitnya sepertinya Honda Fit, yang sudah tidak fit lagi,” timpal Rizky Ramadhan.
“CBU mana nih mbah?, kok full optiom. Real panoramic seilir roof + ultrabench seat mbah,” komen Kevin Bayu Putra Pratama.
“Wah biasanya paling gagah pake Kijang buat odong wkwk,” ungkap Dimas Tzy.
“Kl bwa muatan ful ap gk kasian buat nanja itu,” sahut Ardian Wahyudi.
Generasi pertama Jazz/Fit dengan kode bodi GD memulai debutnya pada 2001 di Jepang, kemudian di Eropa dan Australia tahun 2002, Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan Asia Tenggara tahun 2003, China tahun 2004, dan Meksiko tahun 2005.
Selanjutnya city car ini dipasarkan di Kanada dan AS pada 2006. Di Indonesia, Honda Jazz mulai dipasarkan pada tanggal 19 Februari 2004 dengan pilihan mesin 1.5L i-DSI saja, awalnya masih diimpor dari Thailand.
Selang satu tahun peluncuran di Tanah Air, PT Honda Prospect Motor mulai merakit Jazz di pabriknya yang berlokasi di Karawang dengan pilihan mesin 1.5L VTEC yang merupakan tipe tertinggi. Untuk versi facelift mobil ini muncul di Indonesia pada 2006.
Jazz gen 1 dijual dalam 6 variasi yang mana semuanya menggunakan mesin 4-silinder segaris.
GD1: 1.3 L L13A i-DSI 2WD (Eropa: 1.4L)
GD2: 1.3 L L13A i-DSI 4WD (Jepang)
GD3: 1.5 L L15A 2WD
GD4: 1.5 L L15A VTEC 2WD (Kanada, AS,Meksiko dan Indonesia)
GD5: 1.5 L L15A 4WD (Jepang)
GD6: 1.2 L L12A i-DSI 2WD (Eropa)
GE3: 1.3 L L13A i-DSI 2WD (China)
Menyesuaikan negara, Jazz/Fit gen 1 terbagi menjadi 1.2L, 1.3L (di Eropa menjadi 1.4L), 1.5L i-DSI (Intelligent Dual & Sequential Ignition) yang dapat menghasilkan tenaga 64 kW (87 PS) di 5.500 rpm dengan torsi 128 Nm pada 2700 rpm.
Selantunya 1.5L VTEC (Variable Valve Timing & Lift Electronic Control) menghasilkan tenaga 81 kW (110 PS) di 5800 rpm dengan torsi 143 Nm pada 4800 rpm.
Jantung pacu yang digunakan sudah mengusung sistem kombusi injeksi, dengan mesin i-DSI mempunyai konfigurasi 8 valve yang menggunakan 2 busi per silinder, guna menghasilkan pembakaran lebih sempurna dengan tujuan irit bahan bakar dan emisi berkurang.
Mesin VTEC mempunyai konfigurasi 16 valve sehingga tenaga yang dikeluarkan maksimal di putaran mesin tinggi.
Mengenai gear box, mobil ini memakai transmisi manual 5-percepatan, otomatis 5-percepatan dan CVT (Continuously Variable Transmission) yang disesuaikan dengan negara masing-masing. Untuk transmisi CVT tidak tersedia di Amerika Serikat, dan transmisi ini memiliki 7-tingkat percepatan yang dapat dikontrol menggunakan tombol di setir.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.