Hadirnya Wuling, Chery, dan DFSK di Indonesia membuat mobil Made in China semakin ramai di pasar otomotif Indonesia. Mereka bahkan terus berinovasi dengan produknya, mulai dari sisi desain, teknologi hingga pemasarannya di Tanah Air. Namun apakah kalian tahu jika pada awalnya mereka memulai membangun industri otomotifnya dengan meniru atau plagiat model-model populer untuk lebih dulu menarik perhatian konsumen di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Merek-merek mobil China di Indonesia mulai mendapat perhatian konsumen. Harga yang lebih terjangkau, fitur yang berlimpah dan desain yang tidak kalah menarik menjadi beberapa alasannya.
Baca juga : Chery Arrizo 8 Dirilis Tahun Ini, Sedan Turbo yang Harganya Separuh Toyota Camry
Meski merek China sempat pasang surut seperti merek Chery jaman dahulu, namun saat ini situasinya berbeda. Seperti Wuling yang berani berinvestasi besar dengan mendirikan pabrik di Indonesia dari nol hingga saat ini kapasitas produksi hingga 120.000 unit per-tahun.
Meski begitu di negara asalnya, China masih ada pabrikan yang nekat melakukan aksi plagiat terhadap mobil-mobil Jepang atau Eropa. Kehadiran mobil-mobil China tiruan ini dilakukan karena beberapa alasan.
Baca juga : Sosok Utuh Wuling Air EV Terungkap, Mobil Listrik Murah Buat Indonesia?
Cara Instan China Meraih Hati Konsumen
Saat industri di China mulai bergerak di bidang otomotif, mereka memang sudah jauh tertinggal dari Jepang dan negara-negara Eropa, baik dalam hal desain maupun teknologi. Maka salah satu cara instan mereka untuk mengejar ketertinggalan itu adalah dengan meniru atau plagiat untuk efisiensi waktu sehingga bisa mengejar ketertinggalannya. Terlebih dengan desain yang sama, mereka mampu menjual dengan harga yang lebih rendah.
Secara desain memang mirip sekali antara mobil jiplakan dengan aslinya. Namun faktanya, performa dan teknologi yang dipasarkan mobil China tiruan ini jauh berbeda kualitasnya dengan mobil aslinya.
Merek-merek premium seperti Audi, Porsche hingga Land Rover paling sering ditiru. Meniru desain mobil mewah dengan harga rendah diharapkan mampu menarik hati konsumen. Jalan pintas atau instan menjadi kunci dari aksi plagiarisme.
Namun tidak hanya itu alasan mereka menjiplak mobil Jepang dan Eropa untuk diproduksi. Sumber daya manusia (SDM) di China yang mampu mendesain mobil secara baik masih langka.
Maka tidak heran ketika banyak merek China yang beberapa tahun terakhir mengundang atau merekrut desainer internasional untuk membantunya. Maka saat ini beberapa merek mobil China mulai percaya diri dengan desain mereka yang tidak kalah dengan Jepang maupun Eropa.
Baca juga : Usai IIMS 2022, Wuling Tancap Gas Pamerkan Wuling New Cortez, Cek Promo Yang Ditawarkan!
Gengsi Tinggi Masyarakat China Juga Jadi Alasan
Maraknya aksi plagiarisme desain mobil di China juga bukan karena satu sisi dari pabrikan. Konsumen di China ternyata punya gengsi yang tinggi.
Meski begitu, mereka tidak rela mengeluarkan uang bermiliaran Rupiah hanya untuk sebuah mobil. Maka ketika ada mobil yang mirip secara tampilan dengan harga murah, maka tak disangka-sangka, mendapat respon yang bagus.
Bahkan desain yang ditiru tidak hanya eksterior, hingga interior mewah juga disamakan dengan aslinya. Meskipun konsumen tahu bahwa kualitasnya berbeda dengan aslinya.
Lantas bagaimana dengan performanya? Ternyata masyarakat China cukup banyak yang tidak peduli dengan performa atau sisi mekanisnya. Mereka juga tidak peduli dengan cibiran memakai mobil tiruan.
Buat mereka mempunyai mobil tampilan mewah layaknya supercar namun dengan harga jauh lebih murah menjadi kebahagiaan. Mereka juga menyadari apa yang mereka bayar maka tidak bisa berharap tinggi selama masih memenuhi kebutuhan konsumen.
Baca juga : Pakai Nama yang Mirip, DFSK Bakal Labrak Wuling Mini EV Tahun Depan
Dari City Car Sampai Supercar Pernah Ditiru
Jenis-jenis mobil yang ditiru oleh beberapa pabrikan China juga tidak hanya mobil mewah. Mobil perkotaan hingga sedan juga pernah dibuat tiruannya. Lantas ada mobil China tiruan apa saja?
Chery QQ menjadi pencetus tren plagiarisme mobil di China. Mobil yang ditirunya adalah Chevrolet Spark. Meski mobil jiplakan namun laku keras di pasaran karena mewujudkan impian masyarakat China sebagian besar yang ingin memiliki mobil.
Sebelum Chery QQ hadir, mobil masih menjadi barang yang sangat mewah untuk masyarakat negeri tirai bambu tersebut. Hanya orang kaya yang mampu membeli mobil. Tidak ada mobil semurah itu ketika Chery QQ meluncur.
Harga yang dibanderol memang sangat murah. Bila Chevrolet Spark dijual seharga 45.800 hingga 62.800 Yuan, Chery QQ cukup setengah harga yakni mulai dari 29.800 sampai 52.800 Yuan. Konsumen bisa menghemat hingga 1,5 kali lipat.
Tidak hanya merek Eropa atau Amerika, mobil Jepang juga turut kena jiplak. Toyota Corolla sebagai sedan terlaris saat itu plagiarisme oleh BYD dengan meluncurkan F3.
Tidak heran bila model BYD F3 ini menjadi mobil terlaris juga di China. Meniru Toyota Corolla menjadi langkah menguntungkan karena mempunyai tampilan yang modis.
Baca juga : Chery Akan Jual 5 Model di Indonesia Termasuk Mobil Listrik Mungil, Harganya Murah?
Animo yang besar dari rakyat Cina saat itu membuat mobil keluarga atau city car harganya terpuruk. Mulai dari eksterior hingga interior dibuat mirip dengan Toyota Corolla. Bahkan logo Toyota bisa dibeli di dealer untuk menggantikan logo BYD jika konsumen menginginkan.
Harga yang sangat murah kembali menjadi daya tarik. Bila Toyota Corolla bisa dijual hingga 190.800 Yuan untuk tipe termahalnya. BYD F3 cukup 86.800 Yuan saja. Penghematan hingga 2,5 kali lipat ini membuat mobil ini banyak diburu.
Mobil Tampilan Eropa Harga Murah
Sementara untuk mobil Eropa, ada mobil China tiruan ala-ala Mercedes Benz SLK yang dijiplak menjadi BYD S8. Mobil ini mempunyai desain yang khas seperti lampu lonjong yang saling menempel seperti kacang kulit.
Meski begitu dari sisi performa dan kualitas tentu jauh berbeda dengan Mercedes-Benz SLK aslinya. Menariknya BYD S8 ini menjadi sejarah mobil merek China pertama dengan atap terbuka. Daftar lengkap mobil-mobil China tiruan dapat dilihat pada artikel selanjutnya.
Saat ini, sudah berkurang mobil merek China yang plagiarisme mobil merek lain. Bisa dikatakan pada masa lalu hubungan antara pabrikan mobil China sebatas penawaran dan permintaan. Kini seiring zaman pengguna mobil China sudah menghormati orisinalitas suatu karya.
Terbukti merek-merek China mulai masuk ke pasar otomotif tingkat internasional. Tidak terkecuali Indonesia dengan trigger dari Wuling yang percaya diri dengan pabrik dan produknya. Diikuti DFSK dan kini Chery yang telah kembali ke Indonesia.
Baca juga : Harga Chery Omoda 5 Bisa Senggol Toyota Raize dan Rush?