Kupas Kelebihan dan Kekurangan Mitsubishi Outlander Sport, Harga Sekennya Murah
Enda · 20 Sep, 2024 10:30
0
0
Wajib hukumnya mengetahui kelebihan dan kekurangan Mitsubishi Outlander Sport sebelum membeli. Nama Outlander Sport pertama kali ramai dibicarakan di Indonesia pada Juli 2012 bertepatan dengan peluncurannya.
PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku agen pemegang merek mobil penumpang Mitsubishi saat itu menghadirkan Outlander Sport dengan mengisi ceruk crossover kompak 5-seater. Sebelum meluncur secara resmi di Indonesia, versi konsepnya dengan nama Mitsubishi Concept-cX pertama kali diperkenalkan melalui gelaran Frankfurt Motor Show pada Juli 2007.
Kemunculan Outlander Sport merupakan penggabungan antara Lancer dengan Pajero Sport. Tak heran apabila secara tampilan khusunya di bagian depan mobil ini mirip seperti Lancer EX dan nyaman dari segi pengendalian.
Sedangkan DNA Pajero Sport disematkan sebagai ketangguhan, serta durabilitas yang menjadikan mobil ini bukannya cuma terasa nyaman digunakan sehari-hari di dalam kota, namun juga dapat diandalkan ketika dipakai berpetualang.
Memiliki nama lain Mitsubishi ASX atau RVR untuk pasar luar negeri, di Indonesia Outlander Sport sempat mendapat improvement secara minor change pada 2014. Dihadirkan dalam tiga varian, GLX untuk trim terendah, GLS di kelas menengah, dan PX sebagai varian teratas, untuk pasaran harga bekas mobil ini ditawarkan mulai dari Rp130 jutaan.
Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, simak terus ulasan berikut ini.
Kelebihan dan Kekurangan Mitsubishi Outlander Sport
Kelebihan Mitsubishi Outlander Sport
1. Fitur Keselamatan Bikin Nyaman Penggunanya
Pesaing Nissan Juke, Suzuki SX4 S-Cross, Chevrolet Trax dan juga Honda HR-V, Outlander Sport disematkan berbagai fitur unggulan yang membuatnya terasa mewah di zamannya dan nyaman digunakan. Bicara mengenai fitur unggulan yang dimiliki, untuk lampu utama mobil ini dibekali fitur Super Wide Range HID yang memberikan pencahayaan lebih luas sehingga memudahkan visibilitas berkendara.
Terasa praktis, spionnya selain dilengkapi pengaturan elektrik juga sudah mendapatkan pelipatan otomatis yang memudahkan pengguna ketika melewati jalan sempit atau sedang parkir.
Sebagai SUV kompak dengan konsep “Smart Size” yang tangguh di segala medan dan nyaman digunakan berkendara sehari-hari di dalam kota, didalamnya mobil ini turut dibekali dengan fitur unggulan tergolong komplit.
Seperti yang dapat dilihat pada meter clutser selain berisi tachometer dan speedometer mobul ini mendapatkan layar MID yang menyajikan beragam informasi seputar kendaraan. Fitur canggih lainnya Outlander Sport mendapatkan Keyless Operating System (KOS) dan One-touch Start System (OSS) yang berguna untuk mengunci dan membuka pintu serta menyalakan atau mematikan mesin hanya dengan sekali menekan tombol.
Untuk semua varian dibekali sistem hiburan berupa head unit 7 inci layar sentuh yang mendukung konektivitas seperti DVD, Radio AM/FM, CD dan MP3, USB Port, Bluetooth dan teknologi wireless, yang dipadukan 6 speaker.
Terasa praktis, semua varian mendapatkan Audio Steering Control yang bisa difungsikan untuk mengatur beragam fitur pada sistem hiburan tanpa harus melepaskan genggaman tangan dari lingkar kemudi.
Khusus varian PX mendapatkan paddle shift di balik lingkar kemudi yang memudahkan penggunanya ketika ingin menambahkan atau menurunkan gigi saat menggunakan mode manual. Selain itu tipe teratasnya kehadiran panaromic roof yang bisa meningkatkan visibilitas berkendara sekaligus meninikmati pemandangan di luar mobil dengan lebih mudah.
Mengenai fitur unggulan lain, di semua varian teradapat tilt&telescopic, AC dengan pengaturan lengkap, kompartemen penyimpanan barang terbuka hingga baris belakang, pengaturan jok pengemudi enam arah, serta arm rest di baris pertama dan kedua yang memberikan kenyamanan kepada penggunanya selama perjalanan.
Dari segi keselamatan dan keamanan berkendara, sistem pengereman untuk semua varian dilengkapi dengan ABS, EBD dan BA. Selain itu juga terdapat dual SRS airbags, Collapsible Steering Wheel, Safety Realase Brake Pedal, Brake Override System (Smart Pedal), sensor parkir, anti-theft alarm serta immobilzer.
2. Kabin Kedap dan Bagasi Luas
Outlander Sport menerapkan kenyaman berkendara Lancer EX. Kabinnya memiliki sistem insulasi suara yang dapat mengurangi suara bising dari luar mobil secara maksimal. Jok tipe PX dibalut dengan material kulit berwana hitam yang diteruskan pada sistem kemudi serta tuas transmisi.
Selain itu beberapa bagian dashboard serta door trim dibungkus dengan material soft touch. Kursi belakang Outlander Sport memiliki posisi duduk dengan sudut nyaman yang dapat dilipat ke depan ketika membutuhkan ruang bagasi lebih luas.
Bicara akan kapasitas bagasinya, dengan posisi kursi baris kedua dalam kondisi tegak mobil ini memiliki volume sebesar 416 liter atau dapat menampung tiga tas koper berukuran besar. Tentunya kalian bisa mendapatkan ruang bagasi lebih besar ketika jok paling belakangnya dilipat ke depan.
Selain memiliki kekedapan kabin yang baik serta bagasi luas, untuk bantingan yang dihasilkan juga terasa cukup empuk dengan mengandalkan suspensi MacPherson strut coil spring di depan dan Multi Link coil spring pada roda belakang.
3. Mesin 2.000 Cc dengan Transmisi CVT 6-Percepatan yang Responsif
Dari segi performa Outlander Sport dipersenjatai mesin bensin dengan kode 4B11 16 valve MIVEC 4-silinder segaris 1.998 cc yang dapat memeras tenaga hingga 150 PS di 6.000 rpm serta torsi puncak sebesar 197 Nm pada putaran 4.200 rpm.
Pada versi faceliftnya tenaga yang diperoleh sedikit lebih besar dan terasa responsif berkat ECU yang dilakukan pengaturan ulang.
Untuk tipe GLX, mesinnya dipadukan dengan transmisi manual 5-percepatan, dan CVT Invecs III 6-percepatan menggunakan Sport Mode baik tipe GLS maupun PX. Khusus varian PX, seperti yang disebutkan sebelumnya mobil ini mendapat fitur paddle shift yang perpindahan giginya dapat diatur secara manual.
Mengenai kecepatan maksimalnya mobil ini dapat dipacu hingga 200 km/jam dengan catatan waktu 0-100 km/jam di 11,7 detik.
Kekurangan pertama pada Mitsubishi Outlander Sport yakni jok belakangnya yang sempit khusunya di bagian leg room untuk penumpang dewasa di atas 170 cm. Supaya terasa nyaman kalian diharuskan menggeser maju kursi baris pertama.
Disisi lain head room-nya juga terasa kurang begitu lega berkat atapnya yang dibuat pendek.
2. Relay ECU Bermasalah
Tak sedikit pemilik Mitsubishi Outlander Sport mengalami masalah pada bagian relay Electronic Control Unit (ECU) yang menyebabkan mesin tidak bisa dihidupkan. Selain relay ECU tadi, disebutkan bahwa masalah lain yang timbul yakni Auto Stop & Go (AS&G) pada ECU yang juga wajib dilakukan update.
3. Rack Steer Gampang Lemah
Di Indonesia Outlander Sport mengandalkan sistem penggerak roda depan. Tak sedikit bengkel menyebutkan untuk kekurangan lain pada mobil ini yaitu kaki-kaki depan yang kerap bermasalah.
Untuk kaki-kaki sendiri yang sering muncul masalah ada pada bagian rack steer. Pada rack steer Outlander Sport dianggap kurang tangguh dan paling tidak lima tahun sekali melakukan penggantian atau perbaikan.
4. Boros BBM untuk Pemakaian dalam Kota
Meski menggunakan transmisi CVT, untuk konsumsi bahan bakar Outlander Sport terbilang boros. Berdasarkan penelusuran untuk pemakaian dalam kotanya rentan angka yang diperoleh di kisaran 9-10 Km/liter.
Namun untuk penggunaan luar kota, angka yang berhasil diraih yakni 13-15 km/liter.
Kesimpulan
Pasaran harga bekas mulai dari Rp130 juta, informasi mengenai kelebihan dan kekurangan Mitsubishi Outlander Sport berhasil kami sampaikan secara tuntas melalui ulasan di atas.
Secara konklusi Outlander Sport memiliki beragam fitur unggulan dan keselamatan yang bikin nyaman penggunanya selama perjalanan. Selain itu juga mempunyai kekedapan kabin yang baik serta kabin luas.
Untuk kelebihan lain ada pada jantung pacunya yang memiliki tenaga dan akselerasi lebih responsif khusunya di varian facelift. Khusus tipe PX transmisi CVT yang digunakan dapat dioperasikan secara manual berkat adanya fitur paddle shift di balik lingkar kemudi.
Namun untuk kekurangannya terletak pada baris kedua yang cenderung sempit, relay ECU bermasalah, boros bahan bakar, serta kaki-kaki depan lemah khususnya pada bagian rack steer.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.