Di satu sisi, kehadiran G-Wagen BEV 2024 juga menjadi indikator dari rencana besar pabrikan untuk menuju era elektrifikasi seutuhnya di semua lini produk mereka.
Pendekatan yang dilakukan Mercedes ini dengan mengubah SUV ikonik mereka menjadi sebuah kendaraan elektrifikasi juga menunjukkan mereka tengah mempertaruhkan reputasi sebuah BEV (Battery Electric Vehicle) pada model G-Class yang selama ini terkenal sebagai SUV bermesin pembakaran internal (ICE) dengan kapasitas mesin dan tenaga yang besar serta memiliki kemampuan off road terbaik.
Lantas seperti apa kemampuan tersembunyi yang ada pada Mercedes-Benz G 580 with Technology EQ? Mari kita kulik sedikit mengenai mobil SUV untuk off road ini.
Secara penampilan, Mercedes-Benz G-Class 2024 ini tak banyak berubah dibanding generasi-generasi sebelumnya.
Desain serba kotak pada bodi luar dengan lampu bulat besar ganda untuk penerangan utama, kaca-kaca yang juga mengkotak, overfender tebal, serta garis body moulding horizontal yang membentang di bagian tengah bodi kiri dan kanan juga dipertahankan.
Bedanya hanya pada desain gril depan yang dibuat lebih halus dengan dominasi warna hitam, serta lampu utamanya yang dikelilingi LED DRL, serta bagian belakang mobil ini yang sebelumnya merupakan ban cadangan, berubah jadi tempat meletakkan soket charger baterai.
Mercedes-Benz G 580 with EQ Technology Masih Punya Kemampuan Off Road Mumpuni
Meski masuk dalam lini EQ dari Mercedes-Benz, tetapi pabrikan tidak menamakannya sebagai EQG.
Ini menjadikannya sangat menarik karena merupakan terobosan dari nomenklatur yang telah ditetapkan Mercedes untuk model BEV mereka sebelumnya yang memsukkan nama EQE untuk E-Class versi listrik dan EQS untuk S-Class versi listrik.
Namun G-Wagen BEV bukan sekedar G-Class yang dicopot mesin bensinnya kemudian diganti motor listrik dan baterai, sebab segalanya berbeda dari saudara kembarnya yang masih pakai bahan bakar fosil.
Tetap memakai sasis model ladder frame, namun SUV ini sekarang dibekali empat motor listrik yang masing-masing motor ini memiliki transmisi dua kecepatan dengan gigi reduksi yang dapat dipilih sesuai kebutuhan pengemudinya.
Dua motor dengan satu poros penggerak ditempatkan pada kedua roda depan, sementara dua motor lainnya dengan poros berbeda bertugas untuk menggerakkan roda belakang, kemudian setiap poros ini juga memiliki poros pendek yang terhubung ke masing-masing roda.
Menurut Mercedes, ini adalah kendaraan produksi massal pertama dari Mercedes-Benz Group yang memiliki sistem penggerak roda individu.
Pengaturan empat motor yang berbeda itu dapat memberikan torsi ekstra dalam kondisi kendaraan yang butuh daya cengkram maksimum, ditambah sistem differential lock yang sudah terbukti ketangguhannya selama ini, maka bukan hal sulit bagi G-Wagen BEV untuk menaklukkan berbagai obstacle di medan off road.
Mercedes juga memiliki satu fitur unik yang mereka sebut sebagai G-Turn yang memungkinkan mobil bisa berputar pada satu poros tertentu.
Caranya cukup ketuk beberapa tombol di konsol tengah, tahan satu tuas di kemudi, injak pedal accelerator, dan beberapa detik kemudian mobil ini dapat berputar hingga dua putaran penuh.
Meski terlihat keren dan mengagumkan, namun Mercedes menyarankan fitur ini cuma dipakai saat pengemudi hendak bermanuver dari jalur sempit yang tidak diduga dan tak memungkinkan untuk melakukan maju atau mundur.
Fitur istimewa lainnya yang juga bisa memberikan pengendalian lebih praktis dan tersedia di G-Class BEV ini adalah G-Cornering.
Teknologi tersebut akan membantu roda belakang bagian dalam dengan mengaktifkan differential lock untuk memungkinkan agar pergerakan roda belakang sedikit ditahan saat berbelok demi membuat G-Class memasuki tikungan yang lebih sempit dibandingkan mobil off road yang hanya mengandalkan lock differential konvensional.
Keistimewaan selanjutnya dari G-Class listrik dan tak ada pada model G-Class apapun yang bermesin bensin adalah keberadaan fitur Crawl, yang memungkinkan mobil mempertahankan pada kecepatan sangat rendah saat sedang melewati medan kasar, sehingga daya cengkram bisa tetap maksimal.
Kemudian karakter kendaraan listrik yang punya torsi berlimpah dan penyaluran tenaga yang mulus juga bukan sesuatu hal yang bisa pasrah diterima oleh para pemilik G-Wagen with Technology EQ.
Sebab Mercedes-Benz sudah menetapkan standar baru pada G-Class ini dengan menempatkan dua rasio gigi terpisah di setiap poros rodanya.
Pengemudi dapat mengaktifkan gear ratio rendah (2:1) saat menghadapi situasi off road, sehingga mobil akan menjaga kecepatan kendaraan tidak lebih dari 80 km/jam, sehingga saluran tenaga akan didistribusikan menjadi kebutuhan torsi untuk melahap berbagai rintangan yang ada.
G-Class terbaru ini juga memiliki approach angle 32 derajat dan departure angle 30.7 derajat, kemudian mobil ini juga sanggup menyelam sampai ketinggian air hingga 851 mm, atau 152 mm lebih dalam dibanding versi mesin bensin.
Kemampuan menerjang berbagai medan berat ini juga ditunjang dengan penambahan ground clearance 7,6 mm lebih tinggi dari model G-Class bermesin bensin.
Pakai Baterai yang Terlindung Material Tanah Benturan
Bicara mengenai teknologi baterai dan motor listrik yang dimiliki Mercedes-Benz G 580 with EQ Technology, pabrikan sudah memasang baterai berkapasitas 116 kWh.
Kemudian baterai ini dilindungi oleh tempat penyimpanan berbahan campuran logam dan serat karbon yang seutuhnya bisa mengisolasi dari air, kotoran, dan segala bentuk kontaminasi lainnya.
Dengan ketebalan 1 inci (25 mm), baterai yang beratnya mencapai 57 kg ini terpasang ke rangka dan ditempel dengan 50 sekrup baja.
Pihak Mercedes-Benz menyatakan jika mereka menggunakan pelat baja konvensional dengan ukuran yang sama, maka akan membuat beban mobil lebih berat tiga kali lipat, karenanya mereka memilih tidak melakukan itu.
Kemudian mobil ini juga memiliki koefisien hambatan angin 0,44 atau turun 0,04 dibanding versi mesin bensinnya, yang antara lain berkat efek dari desain ulang pada lengkung fender roda belakang, derajat kemiringan pilar A, serta spoiler di bagian bemper belakang.
Berdasarkan pengujian WLTP Eropa, baterai yang ada di mobil ini sanggup membuat kendaraan melaju sejauh 473 kilometer dalam sekali pengisian daya listrik.
Sementara ketika dilakukan tes EPA, mobil hanya mampu mencapai jarak 402 kilometer dari kondisi baterai 100% hingga benar-benar habis daya listriknya.
Meski buka hal yang istimewa, tetapi G-Wagen BEV sudah memiliki sistem pengisian daya listrik hingga 200 kW atau DC Ultra Fast Charging, yang memungkinka pengisian daya baterai berlangsung snagat singkat.
Kemudian mobil ini juga memiliki kemampuan akselerasi 0-100 km/jam hanya dalam 4,7 detik, sebuah pencapaian yang baik untuk SUV seberat 3,5 ton.
Meskipun punya daya jelajah yang lebih pendek dibanding SUV lain keluaran China, namun Mercedes-Benz G 580 with Technology EQ menawarkan paket yang menarik untuk para penggila kendaraan off road.
Apalagi peluncuran mobil ini bertepatan dengan menurunnya minat terhadap kendaraan listrik murni akibat penarikan insentif tiba-tiba untuk VE oleh pemerintah sejumlah negara Eropa.
Satu-satunya hal yang masih ditutup oleh Mercedes adalah perihal harga dari SUV listriknya itu.
Namun sebagai gambaran, penjualan varia sedan AMG dengan harga lebih mahal dari EQE dan EQS di Amerika tercatat lebih tinggi dibandingkan varian mobil listrik Mercedes.
Demikian pula dengan G-Class AMG bermesin bensin yang harganya paling tinggi dibanding tipe G-Class lain juga memiliki penjualan yang lebih laris.
Jadi rasanya, soal harga Mercedes-Benz G 580 with Technology EQ bukan masalah untuk para konsumen yang mencari sebuah SUV off road tanpa bensin dan tanpa emisi.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.