Trip Jarak Jauh Pakai Mobil Listrik Chery Omoda E5 Pas Liburan Anak Sekolah, Seberapa Hemat?
Prasetyo · 24 Jun, 2024 15:20
0
0
Mobil listrik Chery Omoda E5 boleh dikatakan saat ini sedang jadi fenomena baru di Indonesia, mengingat penjualannya yang terus merangkak naik.
Bahkan cuma mobil listrik E5 ini yang penjualannya bisa mengalahkan dominasi EV (Electric Vehicle) dari Wuling dengan trio ABC mereka yakni Air ev, BinguoEV, dan Cloud EV.
Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode Mei 2024, PT Chery Sales Indonesia (CSI) sanggup mendistribusikan 755 unit mobil listrik E5 ke jaringan dealernya yang kemudian dikirim ke konsumen.
Adapun Wuling harus puas tergeser ke urutan kedua akibat pihak Wuling Motors hanya bisa mencatat wholesales Cloud EV sebanyak 452 unit.
Padahal di April 2024 terlihat Wuling masih menempati urutan pertama dengan torehan penjualan Cloud EV sebanyak 597 unit dan di posisi kedua ada Chery Omoda E5 dengan penjualan sebanyak 410 unit
Kalau kalian saat ini juga sudah menjadi satu dari ribuan pengguna Chery Omoda E5, gak ada salahnya melakukan perjalanan jauh dengan mobil listrik hasil rakitan pabrik Chery di Bekasi tersebut.
Terlebih lagi saat ini sedang masa liburan anak sekolah yang dapat kalian manfaatkan juga untuk cuti sejenak dari aktivitas di kantor, dan melakukan petualangan bersama keluarga.
Liburan Jarak Jauh Pakai Mobil Listrik Chery Omoda E5, Berapa Biaya Ngecas Baterainya?
Kalau kalian ada niat untuk memanfaatkan momentum liburan anak sekolah 2024 ini dengan melakukan perjalanan luar kota bahkan lintas pulau dengan mobil listrik, mungkin bisa menghitung biaya pengeluaran untuk kebutuhan charging baterainya selain biaya untuk tol dan juga akomodasi lain.
Nah beberapa waktu lalu, kami sudah melakukan perjalanan yang lumayan jauh dengan mobil listrik Chery Omoda E5.
Tepatnya pada 21-24 April 2024, tim Autofun Indonesia melakukan trip Jakarta-Mandalika pada kegiatan bertajuk "EV Journey".
Aktifitas ini memakan waktu perjalanan berangkat dari Jakarta menuju Lombok dan finish di Pertamina Mandalika International Circuit, selama lebih kurang tiga hari dan menempuh total jarak sekitar 1.375 km.
Perjalanan dimulai dari Jakarta langsung menuju ke Surabaya dengan menggunakan Tol Trans Jawa, mulai dari Tol Jakarta - Cikampek sampai ruas Tol Gempol - Pasuruan.
Perjalanan di Tol Trans Jawa ini kalian tidak perlu khawatir karena cukup banyak rest area yang sekaligus memiliki fasilitas charging station mobil listrik baik.
Ada yang berbentuk SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) milik PLN, ada juga yang milik perusahaan swasta.
Namun pertama kali kami melakukan charging di Rest Area KM 228A yang ada di Tol Kanci Pejagan lantaran disini punya fasilitas SPKLU Ultra Fast Charging hingga 200 kW.
Pada kesempatan itu kami melakukan charging untuk mobil listrik Omoda tersebut dalam kondisi baterai 47% hingga 100% selama 50 menit.
Dengan memerlukan daya listrik sebanyak 36,42 kWh, kami harus mengeluarkan biaya charge mobil listrik ini sebesar Rp 97.020.
Kemudian mobil kami kemudikan kembali dengan kecepatan dinamis antara 90 km/jam hingga 120 km/jam tanpa menggunakan Cruise Control.
Saat tiba di Rest Area KM 519A yang ada di wilayah Sragen, Jawa Tengah, sambil beristirahat.
Namun karena di fasilitas ini hanya ada tipe charging DC25 kW, maka waktu ngecas mobil listrik jadi cukup lama, yaitu 1 jam 49 menit hanya untuk mengisi daya baterai dari kondisi 18 persen menjadi 80 persen.
Untuk daya listrik yang dibutuhkan kira-kira 42.65 kWh, dengan biaya ngecas sebesar lebih kurang Rp 116.183.
Saat kondisi sudah semakin gelap, sebelum keluar dari jalan tol dan menuju tempat penginapan, kami kembali melakukan charging di Rest Area KM 725A di ruas Tol Surabaya - Mojokerto.
Lagi-lagi karena hanya menggunakan daya charging DC 50 kW, maka untuk membuat kondisi baterai dari 15% menjadi 40% butuh waktu 20 menit, dengan daya 16,45 kWh dan berbiaya Rp 46.161.
Sesampainya tempat penginapan kami di kawasan Gubeng, Surabaya, mobil listrik Omoda ini kembali kami cas dengan tipe charger DC 60 kW dari kondisi 33 persen hingga 100 persen, yang memerlukan daya listrik 46,1 kWh serta biaya ngecas Rp 109.465
Keesokan harinya kami bertolak dari Surabaya menuju Banyuwangi yang kemudian kembali melakukan charging di SPKLU PLN Situbondo sebelum lanjut ke Pelabuhan Ketapang, kemudian nyebrang sampai ke Bali.
Di fasilitas charging terakhir di Pulau Jawa itu, kami menggunakan tipe Ultra Fast Charging 200 kW
dari kondisi baterai 47 persen sampai 100 persen dengan lawa waktu 57 menit serta daya 35.89 kWh yang membutuhkan biaya ngecas Rp 98.878.
Saat tiba di Bali, kami menyebrang menggunakan kapal feri kemudian kembali lanjutkan trip tanpa isi daya baterai untuk menuju Pelabuhan Padang Bai guan nyebrang ke Pelabuhan Lembar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sampai di Lombok dengan jarak dari Situbondo menuju pelabuhan Padang Bai sekitar 178 km, sisa baterai mobil listrik E5 ini terlihat masih 42 %, bahkan kami sengaja tidak isi daya baterai lagi sampai ke Sirkuit Mandalika dan ke penginapan.
Dengan demikian, total perjalanan kali ini membutuhkan biaya ngecas hanya Rp 477.647 saja.
Adapun konsumsi daya baterai di jalan tol sekitar 6,57 km/kWh sementara saat di jalan non tol 7,63 km - 8,3 km/kWh.
Angka yang lebih tinggi saat penggunaan di jalan non tol ini dikarenakan sistem pengereman regeneratif lebih sering bekerja akibat kondisi lalu lintas yang beberapa kali menemui kepadatan.
Kalau diakumulasikan dengan kendaraan bermesin bakar internal (Internal Combustion Engine/ICE) berbahan bakar gasoline, jelas biaya ngecas baterai mobil listrik jauh lebih hemat ketimbang isi bensin jenis RON92 yang paling murah di kisaran Rp 12.000/liter.
Melakukan perjalanan jarak jauh misalnya saat momen liburan anak sekolah, tentu akan sedikit berbeda perlakuannya ketika menggunakan mobil ICE dan EV.
Dikutip dari PLN, ada beberapa tips melakukan perjalanan jauh menggunakan mobil listrik.
1. Pastikan Kondisi Fisik Mobil dan Pengemudi
Seperti halnya mau menjalani rute jauh dengan kendaraan, maka kalian juga harus melakukan pengecekan menyeluruh dulu terhadap kendaraan itu sebelum memulai perjalanan.
Tak cuma itu, kondisi fisik pengemudinya pun wajib diperhatikan, antara lain dengan istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi.
2. Hitung Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik
Kalian juga wajib mengetahui berapa kemampuan daya baterai kendaraan listrik yang akan dipakai saat melakukan perjalanan tersebut.
Hal ini akan bergantung pada penentuan lokasi pengisian daya listrik baterai pada kendaraan tersebut.
3. Ketahui Lokasi Titik SPKLU dan Charging Station
Sebelum berangkat, kalian wajib pastikan titik-titik lokasi SPKLU dan charging station yang tersedia sepanjang jalur perjalanan maupun pulang yang akan dilalui.
Cek juga tipe SPKLU dan charging station tersebut, karena ada yang menggunakan daya AC, DC 25 kW, DC 50 kW, serta Ultra Fast Charging 200 kW.
4. Pahami Kemampuan Charging Kendaraan Listrik
Selain daya jelajah baterai, kalian juga wajib mengetahui tipe charging seperti apa yang dapat digunakan oleh kendaraan listrik yang mau kalian bawa.
Jangan sampai di lokasi charging station itu cuma menyediakan tipe Ultra Fast Charging sementara mobil listrik kalian hanya menerima tipe charging AC.
5. Pastikan Ponsel Memiliki Akses Internet dan Uang Elektronik
Saat melakukan pengisian daya baterai membutuhkan transaksi secara elektronik dengan scan barcode menggunakan ponsel yang terhubung dengan sistem pembayaran non tunai.
Karena itulah pastikan ponsel kalian selalu terhubung dengan jaringan internet, dan memiliki saldo e-wallet yang cukup untuk membayar biaya pengisian daya listrik baterai.
6. Siapkan Perangkat Pendukung Lainnya
Selain ponsel, kalian juga wajib siapkan saldo kartu uang elektronik untuk pembayaran di gerbang tol, mengingat tarif jalan tol di luar kota umumnya lebih mahal dibanding tol dalam kota.
Jangan lupa juga siapkan tools lain seperti kunci ban, dongkrak dan segitiga pengaman, jika terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki di jalan raya.
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.