Berkembangnya dunia motor custom membuat produsen sepeda motor mengikuti permintaan pasar. Belakangan ini, motor sport dengan model retro atau classic sporty sedang banyak diminati. Untuk itu, PT Benelli Motor Indonesia (BMI) turut menghadirkan Motobi 152 di Tanah Air.
Motobi 152 memiliki desain yang unik dan menarik. Gaya yang diusung juga belum pernah digunakan sebelumnya oleh para competitor di kelasnya. Di kelas motor sport 150 cc, baru Motobi 152 yang menggunakan gaya café racer. Benelli Motor Indonesia pertama kali meluncurkan Motobi 152 ke pasaran pada tahun 2018 lalu.
Motor retro dengan merek asal Italia yang sudah diakuisisi oleh perusahan asal China, Qianjiang, tersebut memang memiliki daya tarik tersendiri.
Memang secara desain, bisa dibilang cukup tersegmentasi. Namun, Benelli Motor Indonesia tetap patut diacungi jempol, karena telah melakukan dobrakan dengan mengeluarkan motor sport 150 cc bergaya café racer.
Harus diakui, nama Benelli di Indonesia belum setenar Yamaha atau Honda. Namun demikian, gaya café racer sangat diminati di dunia motor custom. Dengan menggunakan Motobi 152, konsumen sudah tidak perlu lagi repot-repot melakukan custom ulang terhadap motornya.
Motobi 152 dibekali dengan mesin SOHC, 4-tak, 2 katup, satu silinder, dan berkapasitas 149 cc. Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga maksimum hingga 8,4 kW pada 8.000 rpm dan torsi maksimum mencapai 11,1 Nm pada 6.000 rpm. Transmisinya manual dengan 5-percepatan. Untuk menghidupkannya, ada dua opsi, bisa dengan electric starter atau kick starter. Sistem pembakarannya masih konvensional, Benelli masih mengandalkan karburator untuk motor tersebut.
Dengan gaya klasik di zaman modern ini, panel instrument yang digunakan juga mengikuti konsep yang diangkat. Desainnya cukup sederhana, bentuknya bulat, tapi informasi yang ditampilkan juga cukup lengkap. Tampilannya menggabungkan antara analog dengan digital, seakan menunjukkan kesan retro di era modern.
Kelebihan Motobi 152
Benelli menyematkan fitur yang sederhana untuk hitungan motor modern. Tak banyak fitur canggih yang dibekali pada Motobi 152 ini. Tapi, desain retro dengan gaya café racer bisa termasuk menjadi kelebihan motor ini. Untuk para pencinta motor custom, tidak perlu lagi melakukan perombakan besar-besaran pada motornya.
Sebab, Benelli sudah memberikan cover untuk single seater yang biasa disebut hornet, khas café racer. Selain itu, lampu depan sudah LED model Daymaker. Dari tampilan klasiknya, masih bisa terlihat teknologi modern yang diandalkan.
Kelebihan lainnya adalah dari sisi bobot, motor ini beratnya hanya 124 kg. Untuk ukuran motor sport dengan kapasitas mesin 150 cc, berat sejumlah itu masih terbilang ringan. Sehingga, motor lebih enak dikendarai, termasuk untuk harian.
Meski mengusung gaya café racer, tapi posisi berkendara yang ditawarkan tidak ekstrem. Motobi 152 tidak menggunakan setang jepit alias clip-on atau model clubman. Posisinya tidak terlalu menunduk layaknya motor balap. Posisi berkendara terbilang masih cukup ergonomis.
Suspensi belakang terlihat lebih sporty, karena motor ini sudah menggunakan sokbreker ganda model tabung. Selain menawarkan kenyaman berkendara lebih baik, tampilannya juga menjadi tidak benar-benar terlihat terlalu retro.
Keunggulan yang terakhir tentunya adalah harga, faktor penentu bagi sebagian besar konsumen di Indonesia. Motobi 152 yang dibanderol Rp 19.800.000 (OTR Jakarta) ini sangat terjangkau untuk ukuran motor sport 150 cc jika dibandingkan motor lain sekelasnya.
Kekurangan Motobi 152
Jika dibandingkan dengan motor modern zaman sekarang, Motobi 152 terlalu sederhana dari segi teknologi atau fiturnya. Sistem suplai bahan bakar masih menggunakan model konvensional, yakni karburator. Sementara, banyak motor lain sudah memanfaatkan teknologi injeksi untuk system pembakarannya.
Kekurangan selanjutnya adalah system pengeremannya belum mengandalkan teknologi Anti-lock Braking System (ABS). Bahkan, Motobi 152 hanya dibekali rem cakram untuk bagian depannya saja. Sementara rem belakang, masih mengandalkan rem tromol alias belum double disc brake.
Terakhir, dengan usia yang belum begitu lama, jaringan purnajual Benelli masih belum merata di Indonesia. Sehingga, konsumen akan kesulitan apabila ingin melakukan servis di bengkel resmi.
Kesimpulan
Jika ingin mencari kendaraan dengan gaya café racer, tanpa memedulikan fitur dan teknologi yang ditawarkan, Motobi 152 bisa jadi jawabannya. Pemiliknya mungkin hanya perlu melakukan sedikit penyesuaian agar tampilan café racer bisa lebih maksimal dan personal. Tapi, jika memikirkan fitur dan teknologi, motor ini sangat sederhana sekali. Bahkan, bisa dibilang ketinggalan zaman jika dibandingkan dengan motor lain sekelasnya.
Komparasi
Di kelas 150 cc hingga 175 cc, Benelli Motobi 152 punya dua rival terdekat, yakni Kawasaki W175 Cafe dan Yamaha XSR 155. Meskipun, dari segi kapasitas mesin, bukan tandingannya juga. W175 jelas dibekali dengan mesin 175 cc, sementara XSR 155 menggunakan 155 cc.
Untuk system pembakaran,XSR 155 paling unggul, karena sudah menggunakan system injeksi dan sudah memiliki 6-percepatan. Sedangkan Motobi 155 dan W175 Café, masih menggunakan transmisi manual 5-percepatan dan system pembakaran karburator.
Soal suspense, hanya XSR 155 yang menggunakan suspense depan upside down dan suspense belakang monoshock. W175 Café dan Motobi 152 masih menggunakan suspense depan teleskopik dan sokbreker ganda untuk suspense belakang. Tapi, Motobi 152 lebih unggul dari W175 Café, karena sokbrekernya sudah menggunakan model tabung.
Bicara soal performa, Motobi 152 yang paling rendah. Dengan kapasitas asli mesinnya hanya 149 cc, tenaga maksimum yang dihasilkan hanya 8,4 kW pada 8.000 rpm dan torsi maksimum hanya 11,1 Nm pada 6.000 rpm. Sedangkan XSR 155, kapasitas mesinnya 155 cc dan tenaga maksimum yang dihasilkan mencapai 14,2 kW pada 10.000 rpm dan torsi maksimumnya 14,7 Nm pada 8.500 rpm. Untuk W175 Café, kapasitas mesinnya paling tinggi, yakni 177 cc. Tapi, tenaga maksimumnya hanya 9,6 kW pada 7.500 rpm dan torsi maksimum 13,2 Nm pada 6.000 rpm.
Soal fitur, hanya XSR 155 juga yang menggunakan panel instrument full digital. Selain itu, swingarm-nya juga sudah menggunakan material aluminium. Ban depan dan belakang juga tubeless, karena sudah menggunakan pelek Cast Wheel (CW). Sedangkan W175 Café dan Motobi 152, masih pakai pelek spoke alias pelek jari-jari.
Harga
Tapi, harga XSR 155 juga yang paling tinggi di antara ketiga motor ini, yakni Rp 36.580.000 (OTR Jakarta). Sedangkan W175 Café, dibanderol Rp 33.800.000 (OTR Jakarta). Motobi 152 adalah yang paling terjangkau, motor ini djual hanya Rp 19.800.000 (OTR Jakarta).
Kesimpulan Komparasi
Motobi 152 memang jauh lebih tertinggal dari segi fitur dan teknologi dibandingkan dengan XSR 155, tapi harganya juga jauh lebih terjangkau. Sedangkan jika dibandingkan dengan W175 Café, selain harga Motobi 152 juga lebih terjangkau, gaya yang diusung oleh Benelli lebih mendekati café racer sebenarnya. Sebab, sudah dilengkapi juga dengan cover single seater atau biasa disebut buntut tawon. Dari segi performa, Motobi 152 juga yang paling rendah tenaga dan torsinya di atas kertas.