Ya dalam artian tak ada perubahan dari sektor mesin seperti mengganti camshaft, menaikkan kompresi, ganti knalpot atau bahkan pakai ECU aftermarket.
Jadi cara mudah menentukan jenis bahan bakar yang pas bisa dari rasio kompresi motor yang kalian pakai ya.
Misalnya rasio kompresi 9:1 sampai 10:1 bisa pakai oktan 90. Kemudian rasio kompresi 10:1 sampai 11:1 bisa oktan 92.
Lalu rasio kompresi 11:1 sampai 12:1 bisa oktan 95 dan bisa pakai oktan 98 untuk rasio kompresi 12:1-13:1.
Pertanyaannya, jika motor dijejali bahan bakar dengan nilai oktan lebih tinggi dari yang disarankan, apakah serta merta bisa mengail tenaga mesin?
Ternyata gak juga lho, disampaikan Freddy A. Gautama dari Ultraspeed Racing, jika kalau pun ada kenaikan performa, angkanya akan tipis sekali alias gak signifikan.
"Karena hampir semua pabrikan seting mesin dengan bahan bakar terendah yang ada di negara tersebut. Misalnya Indonesia, ya tentu oktan 90 yang jadi patokan," katanya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Masih menurutnya, lalu kemudian pabrikan akan mengatur setingan timing pengapian yang memang diset untuk bahan bakar dengan oktan tersebut.
"Jadi ganti-ganti bahan bakar sih ga ngefek bangetlah," lanjutnya.
Harus Diikuti Penggantian ECU
Beda cerita jika ECU motor ikut diganti atau diatur ulang timing pengapiannya misal dengan cara remap ECU. Tentunya setingan disesuaikan dengan bahan bakar yang dipakai.
Contoh ECU aftermarket.
"Misalnya pakai oktan 92 atau 95, ya kita atur lagi timing pengapian sesuai bahan bakar yang dipakai, jadi hasilnya bisa lebih maksimal. Kalau motor masih standar ya kenaikannya gak signifikan," katanya.
Tentunya seting timing pengapian, disarankan dilakukan di atas mesin dyno, supaya bisa tahu hasil performa terbaik dari motor. Jadi gak asal dan semua perubahannya bisa diketahui dari data.
Hal senada juga dikatakan Endro Sutarno, yang kala itu masih menjabat sebagai Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).
Jika pabrikan menset motor buatannya menggunakan bahan bakar yang kualitasnya paling rendah, misalnya oktan 90.
Honda CBR250RR masih bisa tenggak oktan 90.
"Bahkan pengetesan Honda CBR250RR pakai BBM itu. Bisa saja karena dengan teknologi PGM-FI yang kita punya, bisa mengatur pasokan bahan bakar sesuai kebutuhan," katanya beberapa waktu lalu.
Jadi apa kesimpulannya? Meski motor yang dipakai bisa menggunakan bahan bakar oktan rendah, namun tetap disarankan agar menggunakan jenis bahan bakar yang sesuai rasio kompresi.
Efek negatif jika menggunakan bahan bakar dengan oktan lebih rendah dari saran pabrikan, jangka panjangnya akan menimbulkan kerak.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil