Motor matic atau skuter matik (skutik) banyak dijadikan sebagai kendaraan pilihan untuk menemani aktivitas sehari-hari. Mayoritas masyarakat di Indonesia lebih memilih motor bertransmisi otomatis, dibandingkan motor bebek atau motor sport. Skutik dinilai lebih mudah dikendarai dan menawarkan kelebihan lain, beratnya cukup ringan dan lebih lincah, serta gesit untuk digunakan berkendara di jalan.
Namun, di balik berbagai keunggulan yang ditawarkan tersebut, ada beberapa kekurangan motor matic yang sering kali dilupakan. Salah satunya tentu adalah perawatannya yang terbilang cukup rumit. Selain itu, biaya yang dibutuhkan juga lebih besar dibandingkan dengan biaya perawatan motor bebek.
Pemilik skutik Honda Vario disarankan untuk tetap memerhatikan setiap komponen yang ada pada motor mereka. Khususnya, komponen-komponen yang letaknya ada di sektor mesin dan sistem penggerak. Salah satunya adalah komponen Continuous Variable Transmission (CVT).
Pada CVT Honda Vario, terdapat berbagai komponen yang saling berkesinambungan. Setiap komponen harus dipastikan berada dalam kondisi prima agar performa motor tetap terjaga dan tidak memengaruhi komponen yang lainnya. Setidaknya, ada tiga komponen CVT pada Honda Vario yang perlu rutin diperiksa.
1. Roller
Pada skutik, roller yang terdapat pada CVT memiliki fungsi yang cukup vital. Komponen ini digunakan sebagai pemberat rumah roller atau pulley primer. Sehingga, akan mempermudah rotasi perputaran pulley tersebut. Seiring pemakaian, sering kali roller mengalami kerusakan karena pemiliknya lalai dalam merawatnya. Biasanya, ketika Honda Vario sudah digunakan untuk menempuh jarak yang jauh.
Jika skutik digunakan untuk berkendara jarak jauh, sebaiknya diistirahatkan tiap 2 jam. Sehingga, pengendaranya juga bisa sekaligus mengistirahatkan badan. Mesin Honda Vario pun akan terhindar dari panas berlebih atau overheat.
Selain itu, roller juga akan lebih cepat rusak jika cara berkendaranya ugal-ugalan, seperti menarik tuas gas secara spontan atau dipakai mengebut dengan paksa. Kebiasaan tersebut dapat membuat komponen roller menjadi lebih cepat mengalami keausan. Kerusakan pada roller dapat diketahui dari suara berisik yang berasal dari CVT.
Roller Honda Vario 125 dan Vario 150 dibanderol Rp 48.000.
2. V-Belt
V-Belt terbuat dari karet khusus dan berfungsi sebagai penerus putaran dari mesin ke roda belakang. Komponen ini sama saja seperti rantai pada motor bebek atau motor sport. Meskipun terbuat dari karet, tapi cukup tahan lama dibandingkan karet pada umumnya.
V-belt pada Honda Vario perlu diperhatikan kondisinya, karena komponen ini cukup rentan mengalami kerusakan. Jika ada retakan yang muncul di beberapa bagian atau karet sudah tidak lentur lagi, maka berpotensi putus saat digunakan. Jika putus saat berkendara di jalan raya, tentunya kondisi ini akan sangat merepotkan. Sebab, motor tidak akan bisa dijalankan atau mogok. Untuk memerbaikinya, tentu harus dibawa ke bengkel.
V-belt yang putus juga tak menutup kemungkinan untuk merusak komponen lain di sekitar CVT. Maka itu, penting sekali untuk memerhatikan kondisi v-belt. Umumnya, komponen ini dapat bertahan hingga 50.000 km. Tapi, akan lebih aman jika diganti sebelum mencapai jarak tempuh tersebut.
V-Belt Honda Vario 125 dan Vario 150 dibanderol Rp 122.000.
3. Kampas Kopling
Selain kedua komponen di atas, kampas kopling pada Honda Vario juga perlu diperiksa secara berkala. Komponen ini berbeda dengan kampas kopling yang ada pada motor bebek atau motor sport. Secara bentuk, kampas kopling Honda Vario mirip dengan rem tromol.
Fungsi kampas kopling sendiri adalah sebagai penerus putaran yang berasal dari poros sekunder menuju bagian roda. Hindari kebiasaan yang dapat memicu timbulnya kerusakan pada komponen ini, seperti menarik gas kencang sambil melakukan pengereman mendadak. Kampas kopling akan mudah mengalami keausan saat motor berada di tengah kemacetan.
Kampas kopling ganda Honda Vario 125 dan Vario 150 dibanderol Rp 133.000.