Memang bukan motocross seperti diprediksi banyak orang, tapi sosoknya tetap hadir sebagai 'motor jangkung' yang cocok untuk penggunaan dalam kota atau dipakai di jalan yang jelek.
Di pasaran, Ducati Hypermotard 698 Mono punya pesaing 'bersama', diantaranya KTM 690 SMCR, Husqvarna 701 Supermoto dan GasGas SM700.
Meski berbeda merek, tapi sejatinya ketiga motor tersebut lahir dari basis yang sama, karena seluruhnya ada di bawah naungan KTM AG. Lalu apa modal Ducati melawannya?
Pakai Basis Mesin Superbike Panigale
Seperti judul di atas, basis mesin yang dipakai memang diambil dari superbike Panigale Superleggera 1299.
Tapi oleh insinyur Ducati, mesin jenis Superquadro V-Twin bervolume 1.285 cc diambil silinder depannya saja. Ukuran diameter pistonnya tetap 116 mm dengan stroke 62,4 mm.
Teknologi katup titanium dan sistem Desmodromic yang jadi ciri khas Ducati Panigale Superleggera tetap bertahan.
Hasilnya, mesin 659 cc ini jadi tipe silinder tunggal paling buas yang dikembangkan Ducati.
Sebab tenaganya mencapai 77,5 PS di 9.750 rpm dan torsi 63 Nm per 8.050 mm.
Ini artinya, mesin satu silinder tersebut memiliki output mirip mesin 3-silinder Triumph Trident 660 yang punya daya 81 PS.
Bahkan jauh di atas mesin 2-silinder dari Kawasaki Ninja 650 yang ada di angka 68 PS.
Tampilan mesin juga menarik dengan cover yang terbuat dari bahan casting magnesium alloy.
Punya Beragam Fitur
Tak hanya unggul di mesin, sejumlah fitur dan teknologi juga hadir pada Ducati Hypermotard 698 Mono. Seperti rem Bosch-Brembo ABS 10.3ME Cornering braking system.
Lalu ada Bosch Inertial Measurement Unit (IMU), 3 Power Modes (Low, Mid, High) dan empat opsi Riding Modes (Sport, Road, Urban, Wet).
Ada pula Ducati Wheelie Control (DWC), Ducati Traction Control (DTC), Engine Brake Control (EBC), Ducati Power Launch (DPL) dan Ducati Quick Shift (DQS) di tipe RVE.
Bagian kaki-kakinya ada sok depan up side down 45 mm dari Marzocchi dan monosok dari Sachs di belakang.