Komparasi Bebek Matik Yamaha Lexam Dan Honda Revo AT, Dua Motor Unik Pada Masanya
Sancez · 18 Jul, 2021 14:00
0
0
Pada awal dekade 2010 silam, dua pabrikan motor asal Jepang, yakni Honda dan Yamaha gemar merilis motor-motor berjenis skuter matik. Bahkan lintas jenis atau crossover pun bermunculan. Semisal bebek matik.
Ada dua motor bebek matik yang sempat beredar di Indonesia. Yakni Honda Revo AT yang dirilis pada tahun 2010. Selanjutnya ada Yamaha Lexam yang hadir untuk mengadang laju Honda Revo AT yang dirilis setahun kemudian, atau tahun 2011.
Meski sudah berlalu sekitar satu dekade, namun menarik menyimak komparasi keduanya. Ini karena secara populasi, Yamaha Lexam dan Honda Revo AT terbilang langka.
Menariknya saat ini mulai ada yang mencari-cari unit bekasnya, karena keunikannya itu. Lalu seperti jika keduanya diperbandingannya?
Dari sisi desain eksterior, kedua motor memiliki tampilan ala motor bebek atau underbone. Hal ini bisa dilihat dari adanya sayap 3D shield pada bagian depan, lalu sasis underbone dan panel headlamp besar di bagian setang.
Ciri khas motor bebek lainnya, yaitu ukuran roda 17 inci dengan pelek palang, sokbreker belakang model ganda dan footstep karet juga hadir pada kedua motor tersebut.
Tapi lebih detail, perbedaan hadir dari sisi style yang digunakan keduanya. Di mana Honda Revo AT lebih mengarah pada tampilan sederhana dengan basis desain Revo versi bebek. Hal ini bisa dilihat dari desain lampu dan bodinya. Di mana sudut bodinya lebih ke arah membulat dan minim lekukan.
Namun sebagai pembeda, Honda Revo AT tetap menonjolkan sedikit kesan futuristik dengan hadirnya beberapa lubang kisi-kisi udara yang terlihat pada bagian sayap dan bodi sampingnya.
Oiya, panel bodi belakang juga terlihat berbeda dari Revo bebek karena memiliki aksen two tone dengan kesan yang lebih lebar. Selain itu desain pelek berpalang kipas yang mirip kepunyaan Honda Blade juga berbeda dari model palang tegak di versi bebek.
Beralih ke Yamaha Lexam. Secara desain, tampilannya berbeda dari motor bebek standar Yamaha saat itu, seperti Vega ZR atau Jupiter Z. Desainnya mengacu pada tampilan futuristik dengan sudut bodi serba tajam dan grafis livery mekanis yang rumit.
Sejatinya motor ini dilahirkan dan dikembangkan oleh Yamaha Vietnam. Namun untuk pasar Indonesia, dibuat sedikit perubahan desain, tepatnya pada bagian headlampnya yang tidak terlalu lebar. Sedangkan sein di bagian tebengnya tetap dipertahankan. Sedangkan pelek palang limanya tetap memakai model dari motor bebek Yamaha lainnya.
Secara spesifikasi, keduanya mengusung kubikasi yang nyaris serupa, yakni 110 cc pada Honda Revo AT dan 115 cc di Yamaha Lexam.
Detailnya Honda Revo AT mengusung mesin silinder tunggal 110 cc dengan sistem pengabutan injeksi PGM-FI ditambah catalytic converter. Motor ini menjadi varian bebek pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi CV-matic yang dilengkapi rantai untuk penyalur tenaga mesin ke roda belakang. Konsumsi bahan bakarnya diklaim mencapai 57,3 km per liter.
Sedangkan Yamaha Lexam hadir dengan mesin 113,7cc yang mampu menghasilkan daya 9 PS dan torsi 8,73 Nm. Tenaga mesin disalurkan ke roda belakang dengan V-belt yang disebut sebagai Yamaha Compact Automatic Transmission (YCAT).
Karena menjadi barang langka, harga bekas keduanya menjadi cukup gelap. Karena penjual akan menakar sesuai kondisi motornya. Di pasaran, baik Yamaha Lexam dan Honda Revo AT rata-rata dijual dengan rentang Rp 4,5-8 jutaan. Bahkan dalam kondisi 'bahan' Yamaha Lexam bisa didapat dengan harga Rp 2 jutaan.
Meski masih terjangkau, namun beberapa komponen mulai sulit ditemukan, terutama pada varian Yamaha Lexam. Meski demikian, tipenya yang langka membuat keduanya punya potensi sebagai collector item di masa depan.