Pilihan Skuter Retro Rp 60 jutaan Selain Vespa, Merek Eropa Semua Nih!
Fariz · 29 Feb, 2024 11:00
0
0
Ada 3 merek yang hadir di Indonesia.
Paling mahal ada Royal Alloy TG150i seharga Rp 75 juta.
Kelas skuter retro premium harga Rp 60 jutaan di Indonesia semakin beragam karena maraknya produsen sepeda motor baru yang hadir membawa line up terbaiknya.
Tapi memang di kelas ini nama besar Vespa menjadi yang paling membekas karena memiliki history panjang, termasuk di Indonesia.
Kalau sedang mencari skuter retro premium harga Rp 60 jutaan dan bosan dengan Vespa, berikut ada beberapa pilihan merek dan model yang bisa dipertimbangkan.
Dan yang menarik, pilihan yang ada semuanya adalah merek Eropa lho. Ada apa saja pilihannya?
Peugeot
Pilihan pertama jadi yang paling terjangkau kalau dibandingkan dengan beberapa kompetitor lainnya, adalah Peugeot Django 150i dengan harga jual Rp 65 juta on the road Jakarta.
Sejak pertama kali hadir di Indonesia, Django 150i memang punya desain bodi yang khas sehingga membuatnya tampil berbeda jika dibandingkan merek lain.
Desain bodinya dilengkapi dengan lekuk bodi landai, dilengkapi striping bodi yang memanjang dari sepatbor depan hingga lampu belakang.
Dan punya desain bodi belakang cukup ‘gondrong’ hingga membuat roda belakang ‘celup’ bodi.
Seluruh lampu penerangan pada Django 150i sudah menggunakan LED sehingga memberi kesan mewah juga modern, tidak lupa ada DRL yang bersanding dengan logo Peugeot.
Spidometernya kombinasikan analog sebagai penunjuk kecepatan dan layar digital yang memberi informasi kapasitas bahan bakar, odometer, trip, dan suhu udara sekitar.
Ada Scomadi Technica 150i yang dibanderol Rp 67 juta dan Scomadi Turismo Piccolo 150i dengan harga jual Rp 69 juta.
Technica 150i hadir dengan konsep sporty ditunjukkan dengan penggunaan spion model bar end di ujung setang dan desain bodi belakang yang hanya setengah tertutup.
Dengan desain bodi belakang yang hanya setengah tertutup ini cukup mengekspos sisi rangka, perangkat elektronik, dan sektor mesin tentunya.
Satu hal lagi yang membuat Technica 150i terasa sporty adalah penggunaan knalpot model freeflow layaknya knalpot aftermarket.
Meski begitu untuk suara tetap disesuaikan agar memenuhi ambang batas maksimal kebisingan.
Untuk varian Turismo Piccolo 150i hadir dengan konsep yang cukup unik, karena meskipun secara desain hampir mirip dengan Technica 150i tapi ternyata keduanya memiliki perbedaan.
Turismo Piccolo 150i hadir dengan pilihan warna beragam dan cerah, ternyata karena matic ini memang ditujukan untuk para pengendara wanita.
Agar lebih sesuai dengan pengendara wanita, Turismo Piccolo 150i sudah menggunakan lowering kit pada suspensi.
Dengan begitu jok akan lebih rendah sehingga pengendara bisa menapakan kaki lebih sempurna.
Uniknya di bawah jok Scomadi ini tidak ada ruang bagasi, ketika jok diangkat maka hanya akan terlihat mulut tangki bensin yang punya kapasitas tampungan mencapai 11 liter.
Di sektor pengereman sudah menggunakan diameter cakram 220 mm baik untuk depan maupun belakang, bedanya untuk depan pakai kaliper 2 piston dan belakang 1 piston.
Keduanya dibekali mesin 4 tak 150 cc, SOHC 2 katup, pakai pendingin udara, dan sistem bahan bakarnya sudah fuel injection.
Mesin dengan rasio kompresi 10,5:1 ini klaimnya punya tenaga maksimal 9,85 ps pada 7.300 rpm dan torsi maksimal 9,67 Nm di 7.200 rpm.
Royal Alloy
Berikutnya ada Royal Alloy, memang jika melihat sekilas antara Royal Alloy dan Scomadi memiliki kemiripan tapi tetap ada detail perbedaannya, kedua merek ini justru terinspirasi dari Lambretta.
Di kelas ini Royal Alloy punya varian GP atau Grand Prix 150i dengan harga Rp 69 juta dan kalau ada dana lebih boleh cek juga tipe Tigara Grande 150i seharga Rp 75 juta.
Sesuai dengan namanya GP150i ini punya aura yang lebih sporty terlihat dari sepatbor depannya punya bentuk ramping dan dibekali beberapa lekuk.
Desain dasi juga tegas di sisi bawah dengan ‘moncong’ chrome yang membuatnya nampak ikonik.
Tipe ini menggunakan lampu utama dengan desain segienam, di tengah terdapat DRL lengkap dengan tulisan Royal Alloy.
Sedangkan seinnya tipis menyatu pada bodi, oiya seluruh lampunya juga sudah pakai LED.
Untuk TG150i lebih menguatkan kesan klasik, ini sangat terlihat dari desain sepatbor depannya yang jauh lebih gambot, dasinya juga desain melandai tanpa ada lekukan kaku.
Kesan klasik juga terasa dari penggunaan lampu depan model bulat utuh, walau beda bentuk tapi di sisi tengahnya tetap ada DRL bertuliskan Royal Alloy.
Kalau di GP150i keempat seinnya menyatu dengan bodi, beda pada TG150i yang mana keempat seinnya justru pakai model terpisah dengan desain kecil.
Meski kesannya klasik tapi motor Royal Alloy sudah menyematkan spidometer TFT display sehingga lebih nyaman dipandang mata selama perjalanan.
Sama seperti Scomadi, di bawah jok Royal Alloy juga langsung terlihat tangki bensin 11 liter, jadi untuk menyimpan barang bawaan hanya mengandalkan konsol tengah.
Mesin kedua Royal Alloy ini menggunakan spesifikasi 149, 8 cc, 1 silinder, SOHC 4 katup, pendingin udara, dan sudah fuel injection.
Dengan rasio kompresi 11:1 mesin ini punya klaim tenaga maksimal 13,3 ps pada 8.500 rpm dan torsi maksimal 12 Nm yang bisa diraih di putaran 6.500 rpm.
Nah, jadi skuter retro Rp 60 jutaan mana nih yang kalian suka?