Lebar sirkuit yang mencapai 15 meter pun semakin memudahkan untuk melakukan koreksi, jika terlalu melebar atau telat ngerem di tikungan.
Ya walau sesi experience media ini dikawal oleh Faerozi sebagai rider profesional Yamaha, kami bisa sedikit nakal dengan menjaga jarak dan ngegas untuk mengejar rombongan.
Hasilnya terasa nikmati sekali. Dengan suspensi bawaan, motor ini terasa nurut untuk melibas setiap tikungan yang ada.
Tikungan 2 dan 3 yang berdekatan memaksa motor untuk banting kanan dan kiri dengan cepat, bobot 137 kg tak menyulitkan karena motor tetap lincah.
Tikungan ini sendiri agak tricky karena jika salah saat masuk tikungan 2, maka bisa bablas di tikungan 3.
Nah, tantangan berikut adalah melibas tikungan 7-8-9 yang karakternya high speed dan sedikit menanjak, tikungan 9 pun belum terlihat saat memasuki tikungan 7.
Lagi-lagi motor sport ini tak menemukan kendala berarti, pun ketika melakukan hard braking memasuki tikungan 10 yang ikonik.
Rem cakram bawaan motor terasa mantap, dan info saja, unit yang kami pakai tipe non ABS ya.
Nah, menyoal posisi riding tentunya khas motor sport full fairing, setang underyoke, footstep agak mundur dengan jok yang cenderung tipis tapi lebar.
Nah enaknya pada Yamaha R15 Connected ini, buritan belakang tak terlalu tinggi dibanding model sebelumnya.
Alhasil dipakai untuk tuck in kala melibas trek lurus, lebih nyaman. Bokong tak begitu terganjal jok pembonceng yang meninggi.
Performa Berasa Kurang Nampol
Tapi dengan sirkuit sepanjang 4,3 km, lebar lintasan 15 meter serta angin yang kencang, membuat performa motor berasa kurang nampol.
Respon akselerasi hingga top speed seperti sedang melaju dalam kondisi santai, padahal kami pun sudah membuka gas mentok dan menyiksa mesin, topspeed tertinggi 131 km/jam.
Pecutan daya 19,3 PS di 10.000 rpm juga torsi 14,7 Nm di 8.500 rpm terasa kurang kuat untuk melesat di sirkuit ini.
Tentu hal ini bukan karena performanya buruk ya, tapi lantaran sirkuit yang besar dan area yang terasa sangat lapang.
Spesifikasi motor ini pun sudah mumpuni untuk kelasnya, yakni 4-tak, SOHC 4 katup, VVA dengan pendingin cairan.
Tranmisi manual 6 percepatan dengan Assist & Slipper Clutch terasa asyik saat melakukan down shift cepat, roda belakang gak sampai mengunci.
Saat mencobanya, kami lebih banyak bermain diposisi gear tinggi, setidaknya mulai dari 4-5-6.
Posisi gear terendah yang kami pakai adalah 3 saat memasuki tikungan 13 yang memang tricky dan punya sudut patah.
Kesimpulannya, motor ini memang memiliki karakter yang menyenangkan saat dipakai untuk trackday di sirkuit.
Handling nurut dan lincah, memudahkan kala menaklukkan beragam tikungan. Desain buritan yang tak terlalu nungging juga memberi efek positif kala melibas trek lurus.
Tinggal mengganti ban kompon lunak pun sudah cukup untuk melibas sirkuit. Tapi jika ingin ikut balap seperti Yamaha Sunday Race bisa adjust beberapa bagian.
Semisal suspensi, footstep, juga pemasangan knalpot racing. Ubahan tersebut cukup buat ikut balap kelas R15 Community B.
Mulai menyukai dunia otomotif sejak masih duduk di bangku SMA. Kecintaannya dimulai dengan mengoprek sepeda motor yang diberikan orangtuanya, dan terus mencintai dunia otomotif khususnya roda dua. Kecintaannya membuat dirinya berkecimpung dalam industri media otomotif sampai saat ini.
Facebook : Ainto Harry Budiawan
Instagram : harrykriwil